Airbus A330 MRTT AU Singapura Berlatih Air Refueling dengan Pembom Strategis B-1B Lancer
|Sebagai sekutu AS di Asia Tenggara, militer Singapura dengan anggaran yang kuat serta ‘izin’ akuisisi alutsista first tier dari Washington, menjelma sebagai kekuatan nomer satu di kawasan. Dalam hal kemampuan pengisian bahan bakar di udara (air refueling) Negeri Pulau ini malahan menjadi yang terdepan di Indo Pasifik. Setelah sebelumnya telah berlatih air refueling dengan jet tempur stealth F-35, ada kabar Airbus A330 MRTT (Multi Role Tanker Transport) Angkatan Udara Singapura (RSAF) akan melakukan uji air refueling dengan pembom strategis B-1B Lancer.
Dikutip dari situs Kementerian Pertahanan Singapura – mindef.gov.sg (18/1/2024), disebut dua pesawat pembom B-1B USAF tiba di Lanud Paya Lebar Singapura pada 18 Januari 2024 dan akan tinggal hingga awal minggu depan untuk singgah, di mana mereka akan melakukan pelatihan pengisian bahan bakar udara ke udara dengan A330 Angkatan Udara Singapura.
Sejauh ini, Airbus A330 MRTT telah disertifikasi untuk melakukan air refueling ke beberapa pesawat buatan AS, termasuk Boeing C-17, E-3 Sentry AWACS, dan P-8A Poseidon, Lockheed Martin F-22 dan F-35A, serta A-10, B-1B, F-15 dan F-16. Kedepan Airbus A330 MRTT Singapura akan mendapatkan sertifikasi untuk melalukan air refueling dengan pembom strategis Boeing B-52 Stratofortress.
Sertifikasi air refueling pada pesawat tanker udara melibatkan serangkaian uji coba dan evaluasi untuk memastikan bahwa pesawat tersebut dapat secara aman dan efisien memberikan bahan bakar udara kepada pesawat lain di udara.
Proses sertifikasi sangat penting untuk memastikan keberhasilan misi udara yang melibatkan transfer bahan bakar di udara, yang merupakan elemen kunci dalam operasi militer dan sipil. Berikut adalah beberapa langkah umum yang terlibat dalam proses sertifikasi air refueling pesawat tanker:
Evaluasi Desain dan Sistem
Pesawat tanker harus dirancang dan dilengkapi dengan sistem air refueling yang sesuai. Evaluasi melibatkan pemeriksaan desain fisik pesawat, sistem bahan bakar, dan sistem penerimaan pesawat yang akan menerima bahan bakar.
Uji Terbang dan Simulasi
Pesawat tanker harus menjalani serangkaian uji terbang yang mencakup situasi-situasi yang mungkin terjadi selama operasi air refueling. Uji ini dapat mencakup berbagai kondisi cuaca, kecepatan, dan konfigurasi pesawat.
Uji Tangki Bahan Bakar
Tangki bahan bakar pada pesawat tanker harus mampu menampung jumlah bahan bakar yang cukup dan disusun agar transfer bahan bakar dapat dilakukan secara aman dan efisien.
Uji Konektor dan Selang
Sistem koneksi dan selang yang digunakan selama operasi air refueling harus diuji untuk memastikan keamanan dan ketergantungan.
Uji Kecepatan dan Jarak
Uji coba dilakukan untuk menentukan jarak dan kecepatan yang aman untuk operasi air refueling. Hal ini mempertimbangkan faktor-faktor seperti kecepatan udara, kecepatan angin relatif, dan stabilitas pesawat.
Pelatihan Awak Pesawat
Awak pesawat tanker harus menjalani pelatihan khusus terkait dengan tugas dan tanggung jawab mereka selama operasi air refueling.
B-1B Lancer, yang biasanya dikenal sebagai B-1, adalah pesawat pembom supersonik jarak jauh yang memiliki kemampuan air refueling. B-1B Lancer menggunakan metode air refueling yang disebut “flying boom” atau “boom method.