AGM-179 JAGM – Rudal Udara ke Permukaan Pengganti Hellfire, TOW dan Maverick, Siap Diproduksi Penuh
|
Setelah melalui beberapa kegagalan dalam fase uji coba, akhirnya rudal udara ke permukaan terbaru besutan Lockheed Martin, pada 30 Agustus lalu telah mendapatkan persetujuan dari Angkatan Darat dan Korps Marinir Amerika Serikat, untuk melakukan produksi tingkat penuh pada AGM-179 Joint Air-to-Ground Missile (JAGM). Rudal ini digadang sebagai pengganti AGM-114 Hellfire, BGM-71 TOW dan AGM-65 Maverick.
Baca juga: AGM-114R3 Hellfire – Rudal Penghantar “Api Neraka” dari AH-64E Apache Guardian TNI AD
Keputusan tersebut sejatinya meleset dari jadwal, yaitu diharapkan awalnya pada tahun lalu (2021), namun tertunda setelah rudal disebut gagal mencapai efek mematikan (lethal effect ) yang disyaratkan selama pengujian, mengakibatkan Angkatan Darat dan Korps Marinir AS menunda peluncuran rudal untuk memecahkan masalah yang ada. AGM-179 sebelumnya telah memasuki Produksi Awal Tingkat Rendah (Low-Rate Initial Production) pada Juni 2018. Lockheed Martin memproduksi JAGM dalam jumlah terbatas untuk membangun basis produksi dan mendukung pengujian operasional serta evaluasi. Setidaknya Lockheed Martin telah mengirim 1.000 unit JAGM ke Angkatan Darat AS pada Februari 2022.
AGM-179 JAGM menggabungkan dual-mode seeker dan guidance system dengan teknologi yang diadopsi pada AGM-114 Hellfire, yang notabene sudah terbukti sukses dalam pertempuran. Rudal ini juga dirancang agar kompatibel dengan peluncur Hellfire M299, dan dengan peningkatan integrasi yang sesuai dengan semua platform (udara, darat, dan maritim) yang saat ini dapat meluncurkan rudal Hellfire.
Adopsi dual-mode sensor menawarkan peningkatan kinerja di medan perang, menggabungkan sensor radar Semi-Active Laser (SAL) dan millimeter-wave (MMW) yang memberikan serangan berpresisi tinggi dan fire-and-forget capability terhadap target darat dan laut, bahkan mampu menghadapi target udara yang diam dan bergerak. Seeker ini memungkinkan pengguna JAGM untuk menyerang beberapa target jarak dekat secara bersamaan, termasuk mencapai presisi dalam cuaca buruk dan kondisi medan yang berat.
Kemungkinan untuk menjaga kerahasiaan, bagian depan rudal AGM-179 JAGM yang transparan (berisi sensor dan pemandu) selalu diburamkan pada setiap foto yang dirilis oleh AD maupun Korps Marinir. Hal lain yang tak kalah menarik, desain AGM-179 JAGM dan AGM-114 Hellfire mirip, mengingat JAGM berbagi motor dan hulu ledak yang sama dengan AGM-114R, sementara perbedaan utama adalah bagian pencari dan pemandu di bagian depan.

Angkatan Darat AS mengalami beberapa kegagalan selama pengujian tembakan langsung dari rekayasa awal rudal ini ketika diluncurkan dari AH-64E Apache sebelum 2018, termasuk dua rudal yang kehilangan target. Laporan itu menyatakan bahwa satu menghantam tanah “jauh di luar radius ledakan hulu ledak”. Selama uji coba, 18 rudal diluncurkan dari helikopter serang Apache AH-64E, salah satu dari empat peluncuran dengan hulu ledak live juga gagal meledak.
Sementara Korps Marinir dengan helikopter serang AH-1Z Viper juga melakukan uji coba operasional awal dan evaluasi JAGM di Fort Hood, Texas, dan Pangkalan Angkatan Udara Eglin, Florida, pada pertengahan 2019. Dua rudal ditembakkan, yang keduanya tidak mengenai sasaran, melainkan lebih ke arah belakang. Namun, masalah diselesaikan dalam putaran pengujian berikutnya.
Setelah melewat perbaikan, pda Maret 2019, JAGM mencapai Initial Operating Capability – Kemampuan Operasi Awal untuk Apache AH-64E AD AS. Segera setelah itu, pilot menembakkan rudal di semua terhadap target diam dan bergerak, maritim dan darat dalam kondisi siang hari. Beberapa target lapis baja dikaburkan atau ditutupi oleh tindakan pencegahan seperti asap, reflektor radar dan/atau jaring kamuflase, dan JAGM akhirnya menunjukkan tingkat letalitas yang tinggi.
Pengujian tembakan langsung termasuk terhadap sasaran MBT T-72, kendaraan tempur infanteri BMP, dan personel di belakang bata di atas blok dan dinding bata, menunjukkan peningkatan kehancuran terhadap target dengan menggunakan delayed fusing capability, menunda ledakan hulu ledak sampai penetrasi guna mencapai tingkat kerusakan maksimum.
JAGM sejauh ini belum diuji dalam lingkungan peperangan elektronik aktif atau terhadap target lapis baja yang dilengkapi Active Protection Systems, tetapi Angkatan Darat bermaksud untuk mengevaluasi ini dalam pengujian di masa mendatang untuk memeriksa apakah tantangan yang muncul ini dapat membatasi kinerja JAGM.
Dari spesifikasi, AGM-179 JAGM punya berat 49 kg, panjang 1.800 mm dan diameter 180 mm. Menguusung sistem pemandu semi-active laser dan millimeter-wave radar, rudal tank buster ini punya jarak tembak efektif 8 km. (Gilang Perdana)
min, maaf nih oot, tank harimau dikirim ke indonesia kapan ya min?