Update Drone KamikazeKlik di Atas

Aerial Torpedo Type 91 – Senjata Utama Jepang dalam Serangan Udara ke Pearl Harbor 7 Desember 1941

Hari ini dalam sejarah, bertepatan dengan 7 Desember 1941, adalah momen besar dalam babak perang dunia kedua, yakni Jepang berhasil melakukan serangan mendadak ke Pearl Harbor menggunakan strategi yang sangat terencana dan detail untuk menghindari deteksi dini oleh Amerika Serikat. Jepang dalam serangan ini menjalankan Operasi Z, di mana serangan direncanakan dengan tingkat kerahasiaan ekstrem. Hanya sedikit pejabat tinggi yang mengetahui detail operasinya.

Baca juga: Supercavitation – Teknologi Dibalik Kecepatan Super Torpedo Shkval Rusia

Namun, yang akan kami kupas kali ini lebih tertuju pada aspek persenjataan maut yang sukses digunakan dalam serangan Jepang ke Pearl Harbor. Yang kami maksud adalah aerial torpedo (torpedo udara) Type 91 yang secara ikonik melekat sebagai senjata yang dibawa pembom tempur Mitsubishi B5N2 “Kate”.

Mitsubishi Kate yang tinggal landas dari kapal induk – Akagi, Kaga, Soryu, Hiryu, Shokaku dan Zuikaku. Dalam dua gelombang serangan, total Angkatan Laut Kekaisaran Jepang mengerahkan 144 unit Mitsubishi Kate, termasuk dua model utamanya, yaitu B5N1 dan versi yang lebih canggih, B5N2.

Torpedo Type 91 yang dilepaskan Mitsubishi Kate dalam serangan ke Pearl Harbor telah menghantam dan merusak beberapa kapal perang besar, termasuk USS Oklahoma dan USS West Virginia. Lantaran berat torpedo yang mencapai 800 kg, dalam sekali penerbangan Mitsubishi Kate hanya bisa membawa satu torpedo Type 91. Mari kita kupas lebih detail tentang torpedo ini.

Aerial Torpedo Type 91
Meski dirancang sebagai torpedo yang dilepaskan dari udara, namun rupanya Jepang masih melakukan modifikasi untuk misi serangan ke Hawaii. Alasannya perairan di Pearl Harbor memiliki kedalaman rata-rata hanya sekitar 12 meter, terlalu dangkal yang cenderung membuat torpedo tenggelam terlalu dalam setelah dilepaskan.

Jepang menambahkan sirip kayu di bagian ekor torpedo. Modifikasi ini berfungsi untuk mengurangi kecepatan tenggelam torpedo. Kemudian kayu akan menjaga torpedo tetap berada di jalur permukaan sehingga dapat mencapai target dengan efektif. Sirip kayu ini dirancang untuk hancur setelah masuk ke air, sehingga tidak mengganggu lintasan torpedo.

Type 91 memiliki mekanisme stabilisasi giroskop untuk memastikan lintasan torpedo tetap lurus setelah diluncurkan, bahkan di perairan dangkal. Torpedo ini mampu melaju hingga kecepatan 42 knot (sekitar 78 km/jam) dengan jangkauan sekitar 2 km, cukup efektif untuk menghantam kapal-kapal besar yang berada di pelabuhan.

Dari sejarahnya, torpedo Type 91 adalah torpedo udara yang dikembangkan oleh Jepang pada awal 1930-an, dirancang khusus untuk diluncurkan dari pesawat. Torpedo ini dikembangkan oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jepang sebagai tanggapan atas meningkatnya peran pesawat dalam perang angkatan laut.

Jepang memahami bahwa pesawat pembom torpedo dapat menjadi senjata strategis dalam perang laut. Namun, torpedo yang ada saat itu terlalu berat atau tidak cukup andal untuk digunakan oleh pesawat.

Torpedo Type 91 diproduksi oleh berbagai galangan dan pabrik senjata yang beroperasi di bawah kendali Angkatan Laut Kekaisaran Jepang (Imperial Japanese Navy). Salah satu pabrikan utama adalah galangan Kure Naval Arsenal, yang terkenal memproduksi banyak senjata berat Jepang selama era Perang Dunia II. (Sam Yusuf)

Hari Ini Dalam Sejarah, Pertama Kali Digunakan Torpedo Udara (Aerial Torpedo) dalam Pertempuran