Ada Dua Varian Tank AMX-13 dengan Kaliber Meriam Berbeda, Begini Cara Membedakannya
|Belakangan ini, akun media sosial TNI banyak memposting seputar kegiatan latihan, terkhusus di lini kavaleri, kerap terlihat sosok tank ringan AMX-13 meriam yang legendaris. Dan, seperti diketahui kavaleri TNI AD mempunyai dua varian AMX-13 varian meriam, yaitu AMX-13 dengan meriam kaliber 105 mm dan AMX-13 dengan meriam kaliber 75 mm. Namun, tak sedikit netizen yang kesulitan membedakan di antara kedua jenis AMX-13 meriam, pasalnya basis tanknya sama, begitu juga desain dan model kubah pun serupa. Lantas bagaimana cara membedakan antara keduanya?
Baca juga: AMX-13 Retrofit TNI AD – Tetap Andalkan Meriam dengan Kubah Osilasi
Jawabannya, untuk membedakan secara cepat adalah dengan melihat ukuran laras. Meski ukuran panjang laras kedua varian bisa dibilang mirip, namun ukuran (lebar) laras AMX-13 105 terlihat lebih besar diameternya. Lain dari itu, ada cara lain untuk membedakan kedua varian AMX-13 secara cepat, yakni perhatikan ujung laras meriam, dimana muzzle brake kedua varian AMX-13 punya desain yang berbeda.
Lantaran AMX-13 105 mm usianya lebih muda, yaitu didatangkan pada dekade 80-an, maka variam 105 mm inilah yang mendapatkan prioritas untuk mendapatkan retrofit. Seperti terlihat pada AMX-13 105 mm yang ada di Batalyon Kavaleri 2/Turangga Ceta Kodam Diponegoro, nampak dalam foto sudah mendapatkan retrofif oleh PT Pindad. Meski telah di retrofit, namun bentuk kubah masih sama, yaitu mengandalkan model osilasi.

Sementara AMX-13 dengan meriam 105 mm menggunakan kubah versi FL-12, versi kubah FL-12 inilah yang tetap dipertahankan dalam retrofit terkini AMX-13. Sementara AMX-13 dengan meriam 75 mm menggunakan kubah versi FL-11. Kubah ini dikembangkan pada tahun 50-an, dan digunakan untuk misi di Afrika Utara.
Saat ini, AMX-13 menjadi satu-satunya tankdi dunia yang menggunakan sistem ini. Kubah osilasi tersebut sebenarnya amat sederhana, dimana ada dua bagian utama yang bekerja. Bagian pertama yaitu struktur pendukung, menempel ke cincin kubah sebagai pendukung dua trunnion yang menjepit laras meriam. Trunnion ini bisa dinaik-turunkan, didongakkan dan ditundukkan, sementara posisi dudukan meriamnya sendiri relatif tetap.

Baca juga: AMX-13 VCI Retrofit: – Harapan Memperpanjang Usia Pakai APC Legendaris
Keunggulan sistem kubah osilasi adalah laras kanon tidak membutuhkan bukaan di depan kubah/ mantlet seperti pada desain konvensional, sehingga meminimalkan kemungkinan penetrasi munisi lawan pada bagian yang lemah tersebut. Namun, sistem kubah osilasi juga punya kelemahan, yaitu sudut dongak (elevasi) dan tunduk laras kanon menjadi sangat terbatas. (Bayu Pamungkas)
Proteksinya gimana tuh min? Di salvo javelin juga meleduk tu tank
Lah gampangkan amx 13 , tank Abram aja kalo di salvo javelin rontok apalagi tank 13 termasuk tank ringan ,mana tahan
Kemahalan lihat foto kedua
Dilempar bom molotov atau bom oprekan yg lain oleh gerilyawan yg nyamar jadi mak2 jilbaban sambil gendong bayi (bom) dari balik pagar udah runyam tuh
Tank tersebut baik senjsta utama dan penembak mg tidak punya sudut serang utk membalas serangan.
Kavaleri TNI sdh berpengalaman bbrp x menghadapi serangan insurjen dlm operasi militer d Aceh & Timor, brupa pelemparan bom/granat atau tembakan RPG, utk memperkecil kemungkinan tsb format tempur kavaleri baik AD maupun marinir tiap peleton terdiri dr bbrp tank canon & APC, seperti pd foto terakhir. Tank canon tanpa d dampingi APC sangat rentan serangan jarak dekat.
APC d bekali SMB utk melakukan serangan balasan cepat, prajurit infanteri yg d angkut jg bekali SMR, roket bahkan mortir komando, utk pengejaran insurjen.
Yg bener mau ngadepin insurgen atau perang terbuka pasukan kavaleri harus dikawal heli serbu buat payung udara. 8 unit Apache itu terlalu sedikit minimal 36-48 unit heli lah. Satu skuadron buat 1 brigade.
Apc doang tanpa infantri yg ngawal dan peleton intai sama aja jadi sasaran empuk, Jgn sampai jadi mahkluk2 bahlul di timteng itu.
Ya ya heli sbgai perlindungan dan banpur tapi kan prajurit hampir selalu berperang bukan dgn jumlah dan jenis alutsista yg diinginkan bahkan utk tentara produsen apache sendiri.
Yg sya heran kenapa sih Ad dan marinir masih saja kesengsem numpuk kanon 90mm dan 105mm bukankah kanon otomatis 30/40mm lebih cocok utk topografi dan jenis ancaman di Indonesia?
@ Mbah Bowo: artileri 105/75 itu lebih mudah dibawa Ama heli medium, lebih cocok buat banpur reaksi cepat. Kalo meriam otomatis dipake buat garis depan aja.
Mau gak sesuai ekspektasi atau gimana, heli tempur itu wajib dimiliki dan diperbanyak. Perang di Irak dan Afghanistan sudah jadi bukti kehandalannya. Bukan hanya sebagai banpur udara juga sebagai pengintai juga.
Kanon 90mm/105mm yg saya maksud bukan artileri namun ranpur banpur yg pake kanon tersebut.
Sya ga mempermasalahkan apache itu sendiri namun ketersediaan operasional apache dlm operasi yg bisa jadi not available menuntut prajurit mengambil inisiatif sendiri contoh operasi red wing Afganistan thun 2005 dan beberapa operasi yg lain di irak.
Sayang rudal javelinnya
Benar sekali bung,
Terlalu mewah jika di lumpuhkan menggunakan atgm javelin,
Desain amx 105 lebih modern yah
Bukany ringan amx 13 yg jumlahnya ratusan unit akan di ganti tank medium harimau ya, makay seperti y retrofit tank amx 13 di stop , karena sudah ada pemesanan awal 18 unit tank harimau Pindad
Betul bung Pasundan,
Infonya pengadaan tank Harimau sktr 400an unit, tp kalau ordernya cm 18 bs hitunglah kapan genap 400nya.
AMX 13 – 105 retrofit sndri rencananya d pakai 20 tahun kedepan mulai retrofit pertama 2015 lalu, jd d perkirakan amx 13 akan pensiun antara 2035 – 2040.
Bagi yg penasaran dng tank AMX, ini jawabannya sdh dibuatkan artikelnya oleh admin. Jd dilarang ngeyel lg. Mau dosa takut ketawa saya.
Tambahan Min,
Utk amx 13 – 105 retrofit bagian hull sdh d modifikasi lbh tinggi sktr 10cm utk mengakomodir pemasangan engine navistar yg memiliki dimensi lbh bsr.
Bs d lihat perbedaannya d foto 2 vs 3&4.
Terima kasih infonya
Ngeyelnya bagaimana bisa dijelaskan ? atau itu hanya bagian halusinasimu saja, kamu takut dosa tapi sukanya melintir dan suka hoax, yang besar saja lah.
Mantaap Pindad, sebelum semua diganti Tank Medium Harimau lakukan retrofit dulu semua AMX. Stop sementara
tank ringan hrsnys dgn di ganti tank ringan tanpa awak Nirawak Milrem Robotics UGV Themis krn sekarang erax teknologi otonom
Pribadi sya sih pengennya dual mode
Terlalu mengandalkan teknologi otonom bahaya
justru itu ada efek gentarx misalkan sj kirim tank nirawak secara diam2 ke perbatasan negara lain
Teknologi jamming juga makin hari makin berkembang
justru gampang dicuri lah. modal laptop sama joystick udah pindah tuan tuh tank.
Ini kan Tank yang kemaren Nabrak Tukang Gorengan di BANDUNG ? Kalo tank mang gak ada Remnya ya apa perlu Pake Brembo biar pake Remnya ? Hmmmm
Ini tank tugas utamanya jadi tank recon/intai kan?
Mimin,
Pd alinea 3 d katakan amx 13 -105 yg lbh muda justru yg lbh perioritas utk retrofit…..knapa bkn amx 13 – 75 yg lbh tua yg lbh perioritas? Bs tolong d jelaskan
Thanks
Kemungkinan, karena yang (lebih) tua yang akan lebih dulu pensiun dan secara perlahan standar kaliber 75 mm akan ditinggalkan.
Masuk aja ke markas yonkav 4. liat sendiri gimana kondisinya. gitulah alasannya.
mungkin bung admin pun belum pernah bertandang kesana.
Tu tank ga kaya T90 yang kena friendly fire, tu ATMG yang hajar T90 g akan lecet sedikitpun di tank AMX13 bukti T90 lemah
Entah kenapa suka sekali dengan design AMX-13😂. Walau tua, masih cukup lah untuk menghancurkan APC dan IFV. Apakah kalo sudah tidak aktif bisa dijadikan stationary gun?
Ane lebih tertarik kalo PT Pindad buat artileri swagerak pake bodi Tank Harimau Hitam terus dikasih kaliber 105mm atau kalau berani pake kaliber 155mm sekalian, kalo pake Anoa kasihan, beberapa kali tembakan bisa jungkir tuh Anoa.
tank harimau kan sudah pakai 105mm. mungkin maksudnya bung agato 155mm howitzer.
Masalahnya Cockerill tidak membuat 155mm jadi PT. Pindad harus mencari pemasok lainnya
Laras buat tank sama kavaleri swagerak proporsi dan panjangnya beda Bung. Swagerak lebih panjang biar daya tembak lebih jauh, cocok buat pembuka serangan atau bantuan tembakan.
Sabar mbah, krn buat alutsista itukan bkn spt bikin telor ceplok mbah.
Yg paling diperhitungkan kebutuhan dalam negerinya besar gak.? Pemerintah sanggup beli banyak ndak, kalo cuma butuhnya 20 ekor saja habis itu gak ada order lg, itu blom bisa menutup biaya risetnya mbah.
Tp yg jelas platformnya sdh ada, yaitu platform tank harimau. Tinggal kemauan kuat pemerintah utk memberi keyakinan ke Pindad bahwa kalo jadi pasti dibeli. Jng didiem kan sampe ke prototype saja. Kebanyakan kasus ranpur spt itu. Beda dng produk senjata spt SS dan pistol pindad.
Yg bagus itukan spt R-han 122, pemerintah langsung komitmen beli seribu ekor. Kira2 bisa mengerti ya mbah.?
ooh biar kaya SPH Paladin gtu yh bung @Agato
AMX TNI AD, it’s cool man !!