Ada Dua Tipe Rudal Hanud Mica Naval, Tipe Manakah yang Digunakan TNI AL?

Hari sabtu, 29 April lalu, untuk pertama kalinya dalam sejarah TNI AL, dilakukan uji penembakan rudal hanud dengan peluncur vertikal (vertical launching system/VLS) dari frigat KRI RE Martadinata 331 di perairan utara Bali. Sementara jenis rudal yang ditembakan adalah Mica Naval produksi MBDA Systems. Sebagai sasaran, adalah target drone Scrab II yang dilepaskan dari dek helipad korvet KRI Diponegoro 365.
Baca juga: Breaking! Rudal Hanud Mica Diuji Tembak TNI AL dari Frigat KRI RE Martadinata 331
Meski jenis rudal hanud yang digunakan telah diketahui jenisnya, namun, perlu diketahui bahwa ada dua tipe rudal Mical Naval. Yakni Mica IR (berpemandu infrared/infrared guidance) dan Mica RF (berpemandu radar aktif/active radar guidance). Nah, tentu menjadi pertanyaan, tipe Mica Naval apa yang tempo hari diuji coba oleh TNI AL di perairan utara Bali?
Sebelum menjawab, perlu diketahui bila kedua tipe Mica Naval di atas, sama-sama mengadopsi sistem peluncur vertikal (VLS) dan punya berat sekitar 112 kg.
Mica RF yang dirilis tahun 2000, mampu melacak target dengan radar aktif dan memiliki jangkauan hingga 20 – 25 km. Rudal ini umum digunakan untuk pertahanan udara kapal dari serangan udara. Mica RF punya kecepatan maksimum sekitar Mach 4 – 4.5, atau sekitar 4.900-5.500 km per jam.
Mica RF dapat diidentifikasi dengan kerucut hidung lancip. Mica RF dilengkapi dengan pencari radar (radar seeker) J-band dan pulse Doppler AD4A yang dapat diprogram. Radar seeker yang disediakan oleh Thales dan Alenia Marconi Systems, beroperasi pada 10GHz hingga 20GHz.
Kemudian Mica IR, menggunakan panduan inframerah untuk melacak target. Mica IR memiliki jangkauan hingga 40 km dan dapat digunakan untuk melawan target yang tidak terdeteksi oleh radar. Kecepatan maksimum Mica IR dapat mencapai sekitar Mach 4 atau sekitar 4.900 km per jam.
Mica IR yang dirilis tahun 1996 menggunakan Sagem passive dual-band imaging infrared seeker dengan kubah kaca transparan-inframerah bulat pada bagian moncongnya. Seeker menggunakan pendinginan siklus tertutup. Kompartemen sistem pemandu dilengkapi dengan sistem referensi inersia strap down.
Fragmentasi sempalan terarah hulu ledak ledakan tinggi, dengan berat 12 kg, dipasok oleh TDA Armements, perusahaan patungan yang dibentuk oleh Thales dan EADS. Hulu ledak terletak di belakang seeker dan dilengkapi dengan impact fuse and a radar proximity fuse.
Motor pendorong dan penopang solid propelan padat disuplai oleh Protac, terletak di bagian tengah rudal. Sirip pemandu berbentuk L yang dapat digerakkan dan baling-baling defleksi penghabisan memberikan kemampuan manuver rudal hingga 50 g.
Desain aerodinamika rudal Mica memungkinkan rudal untuk bermanuver dengan sangat cepat dan akurat, termasuk perubahan arah dan ketinggian yang tajam. Rudal Mica juga dapat digunakan untuk menghadapi target yang cepat dan bergerak cepat, seperti pesawat tempur dan rudal balistik.
Masa aktif rudal Mica Naval tergantung pada beberapa faktor, termasuk penggunaan, kondisi penyimpanan, dan perawatan. Biasanya, masa aktif rudal Mica Naval adalah sekitar 10 hingga 15 tahun dari tanggal produksi, dengan asumsi bahwa rudal tersebut disimpan dan dirawat dengan benar.
Namun, setelah melewati masa aktifnya, rudal Mica Naval harus dihancurkan dan tidak boleh digunakan lagi, karena kinerjanya tidak dapat dijamin lagi. Oleh karena itu, perawatan dan pemeliharaan yang baik sangat penting untuk memastikan rudal dapat digunakan dengan maksimal selama masa aktifnya.
Baca juga: Gelombang Perdana VLS Mica Tiba di Surabaya, Era Baru Rudal Hanud di Kapal Perang TNI AL
Harga
Harga rudal sangat tergantung pada kesepakatan antara pemasok dan pembeli. Namun, berdasarkan beberapa sumber, perkiraan harga per unit rudal Mica Naval adalah sebagai berikut:
Rudal Mica IR berkisar antara US$1,2 juta hingga US$1,5 juta, dan Mica RF per unit berkisar US$1,5 juta hingga $2 juta. Harga tersebut mungkin tidak mencakup biaya pengiriman, instalasi, pelatihan, dan pemeliharaan. Nah, jika melihat dari yang diluncurkan pada 29 April 2023 oleh KRI RE Martadinata 331, maka kuat dugaan yang digunakan TNI AL adalah jenis Mica IR. (Gilang Perdana)
“Masa aktif rudal Mica Naval adalah sekitar 10 hingga 15 tahun dari tanggal produksi, dengan asumsi bahwa rudal tersebut disimpan dan dirawat dengan benar, setelahnya harus dibuang” ini omongan sales jangan terlalu dijadikan acuan, setelah masa itu oprek lagi sendiri ganti bahan bakarnya, misal takut salah berguru dengan Cina supaya paham akali. Kecuali memang doyan beli barang baru, apalagi ndak skema G2G.
Tinggal nunggu kapal2 perang milik TNI AL yg lain kapan dipasangi rudal, rudal apapun terserah lah misal kita demen excocet ya segera, misal pilih C705 yg ekonomis boleh juga, tambah jumlah Yakhont itupun baik, perbanyak Mica juga siip penting semua kapal perang dari KCR40 ke atas punya rudal biar semua prajurit laut kita lebih pede lakukan tindakan tegas dan terukur setiap berlayar jaga Nusantara banyak berdoa wajib karena musuh pun berdoa juga.
tapi rudal mica infrared bisa tertipu oleh flare dr pespur musuh? kalau rudal beradar bisa kesulitan melacak pespur siluman? kiranya baiknya disatukan infrared dgn radar di satu rudal. memaksimalkan pencarian dan penguncian target tepat..
Pertama saya ucapkan selamat kepada TNI-AL telah sukses melaksanakan penembakan rudal VL Mica dari KRI RE Martadinata 331 di perairan utara pulau Bali.
Mengetahui varian rudal VL Mica manakah yang dioperasikan oleh Indonesia (RF/IR), kita tunggu publikasi resmi dari TNI-AL saja
Alasannya :
Karena harganya lebih murah, kita yang kantong tipis untuk pertahanan gemar cari yang lebih murah.
No komen deh, lha rudalnya dah luncur hancurkan dummy drone, penting saat waktunya tiba harus digunakan utk tembak jatuh pespur atau rudal jelajah musuh, ni rudal berfungsi dengan baik. Semoga kapal2 perang TNI AL dan seluruh awak mampu atasi gangguan jamming dan tetap mampu eliminir semua ancaman…bangga dengan TNI AL
@admin
Kok bisa menyimpulkan kalo PKR pake Mica-IR min….apa alasannya 🤔
Kalo aku menurut ku itu Mica RF….
kok versi radar lebih pendek ya jaraknya?