BPC Dixmude (Mistral Class): Kembali Singgahi Indonesia, Inilah Jenis Kapal Perang Amfibi Impian Rusia

Selain dikenal sebagai nama rudal MANPADS, Mistral adalah label yang disematkan pada sosok LHD (Landing Helicopter Dock), yakni kapal angkut amfibi berukuran besar yang merupakan kombinasi dari rancangan kapal induk helikopter dan LPD (Landing Platform Dock). Tak seperti LHD kebanyakan, Mistral Class terbilang unik, lantaran kapal perang besutan Perancis ini pernah nyaris dimiliki oleh AL Rusia. Dan kini, salah satu dari tiga unit Mistral Class AL Perancis, BPC Dixmude (L9015) tengah mengunjungi Indonesia dalam misi Pelatihan Angkatan Laut Perancis “Jeanne d’Arc 2018.”


Baca juga: Canberra Class – Kapal Induk Amfibi Terbesar di Belahan Asia Selatan

Dikutip dari siaran pers Kedutaan Besar Perancis di Indonesia, misi “Jeanne d’Arc 2018” yang terdiri atas dua kapal angkatan laut Perancis (kapal induk amfibi dan komando BPC Dixmude dan kapal fregat siluman, SURCOUF) akan berada di Indonesia selama beberapa pekan. Kedua kapal Perancis tersebut pertama-tama akan singgah di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dari tanggal 22 sampai 24 April 2018, sebelum bertolak ke Bali, dan kemudian mengikuti latihan multilateral KOMODO 2018 di Lombok. Dalam catatan, sebelumnya pada pertengahan 2015 BPC Dixmude juga pernah bertandang ke Tanjung Priok.

BPC Dixmude adalah kapal ketiga dari keluarga Mistral Class, sebelumya ada BPC Mistral dan BPC Tonnerre. Duta militer Perancis ini memang megastruktur yang terlihat masif di Terminal 2 (JITC2) Pelabuhan Tanjung Priok. Dengan bobot 21.600 ton, Mistral Class memang masih kalah besar dari LHD milik AL Australia, Canberrra Class yang bobotnya mencapai 27.500 ton. Meski begitu Mistral Class yang battle proven dan diakui oleh Rusia, menjadi poin keunggulan tersendiri bagi pemasaran kapal yang juga menyandang peran amphibious assault ship ini.

Dalam misi “Jeanne d’Arc 2018″ kali ini, BPC Dixmude dengan kapasitas hanggar 1.800 m2 membawa tujuh jenis helikopter, yakni satu unit Alouette III, dua unit Gazelle, dua unit Puma SA-330, dan dua unit helikopter AKS Wildcat. Dalam misi tempur, Mistral Class dapat membawa 16 helikopter ukuran besar seperti NH-90 atau helikopter tempur Tigre.

Lain dari urusan aviasi, kapal penyerbu amfibi ini punya deck seluas 2.650 m² yang dapat menampung berbagai kendaraan berat seperti 40 unit MBT Leclerc dan 450 pasukan bersenjata lengkap. Dengan dimensinya yang jumbo, Mistral Class juga menyandang peran sebagai kapal rumah sakit, khusus untuk peran kesehatan ini, disiapakan ruang khusus dengan luas 750 m2. Komposisinya terdiri dari dua ruang bedah, satu ruang radiologi, satu ruang klinik gigi, satu ruang scanning, dan 69 unit medical beds.

Mirip dengan LPD yang kini jamak digunakan TNI AL, maka pada bagian buritan Mistral Class terdapat pintuk rampa (ramp door) yang dapat difungsikan sebagai dock untuk operasi pendaratan amfibi dengan LCU (Landing Craft Utility). Namun Perancis tak membawa LCU biasa, dalam misi “Jeanne d’Arc 2018″ kapal perang ini menyertakan satu unit rapid landing craft (EDA-R) dan dua unit L-CAT (Fast Landing Catamaran). Wahana angkut yang diproduksi CNIM ini diberi label “2 ship in 1,” pasalnya L-CAT punya platform deck yang dapat disesuaikan ketinggiannya.

Baca juga: L-CAT – Gantikan Peran LCU, Inilah Kapal Pendarat Katamaran “2 Ship in 1”

BPC Dixmude dengan L-CAT.
Area docking.

Dalam gugus tempur, Mistral Class juga difungsikan sebagai kapal markas (kapal komando). Dan untuk mendukung tugas tersebut, Mistral Class punya modular space untuk fungsi administrasi yang dapat menampung 200 personel tambahan. Awak BPC Dixmude resminya terdiri dari 209 personel dengan usia rata-rata 32 tahun. Dalam lawatannya ke Indonesia, BPC Dixmude dikomandani oleh Kapten Jean Porcher.

Hampir Dimiliki Rusia
Jika tak ada krisis dengan Ukraina, boleh jadi saat ini Rusia sudah menjadi negara pengguna LHD Mistral Class. Pada tahun 2010, Rusia memesan dua unit Mistral dengan skema ToT (Transfer of Technology), pada Mistral pertama Rusia mendapatkan offset 20% dan pada kapal kedua mendapatkan offset 40%.

AMX-10RC keluar dari pintu rampa.

Namun dalam konflik Ukraina, Paris mengambil sikap bertentangan dengan Rusia dan kemudian memaksa Presiden Perancis kala itu, Francois Hollande membatalkan pengiriman kedua kapal Mistral ke Moskow. Mistral semula dibangun Perancis untuk Angkatan Laut Rusia namun kontrak dibatalkan sepihak oleh Perancis atas tekanan NATO pada 2014. Atas pembayaran yang telah disetorkan, Perancis pun terpaksa harus mengembalikan pembayaran ke Rusia.

Baca juga: LPD Type 071 – Kapal Angkut Amfibi Untuk Mimpi Ekspansi Militer Cina

Dua unit Mistral Class eks pesanan Rusia akhirnya dijual ke Mesir dengan nilai 950 juta euro, dan menjadi Gamal Abdel Nasser (eks-Vladivostok) dan Anwar El Sadat (eks-Sevastopol). Meski belum bisa dipastikan, belakangan muncul berita bahwa Mesir justru telah menjual Mistral Class-nya ke Rusia. Berita tersebut pertama kali disebutkan Menteri Pertahanan Polandia Antoni Macierewicz, ia mengklaim bahwa dua kapal Mistral Perancis yang dijual ke Mesir diam-diam dijual lagi kepada Rusia. (Bayu Pamungkas)

Spesfikasi BPC Dixmude L9015 (Mistral Class)
– Builder: Chantiers de Saint-Nazaire
– Cost: €451,6 juta
– Laid down: 20 January 2010 at Saint-Nazaire
– Launched: 17 September 2010
– Commissioned: 27 December 2012
– Displacement: 16,500 ton (empty)/ 21,300 ton (full load)
– Length: 199 meter
– Beam: 32 meter
– Propulsion: Diesel-electric; two Rolls-Royce Mermaid azimuth thrusters (2 × 7 MW (9,400 hp)) with 5-bladed fixed pitch propellers
– Speed: 18,8 knots (34.8 km/)
– Range: 5.800 nautical miles (10,800 km) at 18 knots
– Armament: 2× Simbad Missile, 2×30 mm Breda-Mauser autocannons, and 4×12.7 mm M2-HB Browning machine guns

20 Comments