Update Drone KamikazeKlik di Atas

Yunani Borong Ranpur Amfibi AAV (LVTP-7) Bekas USMC Senilai US$268 Juta

Kilas balik ke November 2021, saat itu diwartakan Korps Marinir Amerika Serikat (USMC) berencana untuk menjual asetnya berupa ranpur amfibi Assault Amphibious Vehicles (AAV) atau LVTP-7 ke negara asing. Peta jalan divestasi pun telah dipersiapkan untuk dijual di bawah kesepakatan Foreign Military Sales (FMS). Dan ada kabar, rupanya Yunani menjadi negara yang akan membeli AAV bekas pakai tersebut.

Baca juga: Korps Marinir AS (USMC) Berencana Jual AAV (LVTP-7), Indonesia Wajib Monitor

Persisnya, Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui potensi penjualan Assault Amphibious Vehicles (AAVs) ke Yunani dengan nilai sekitar US$268 juta. Penawaran tersebut mencakup 63 unit ranpur AAV varian APC, 9 unit AAV varia komando, dan 4 unit AAV varian recovery. Selain itu, paket penjualan juga sudah mencakup 63 pucuk senapan mesin berat M2HB kaliber 12,7 mm, sejumlah peluncur granat otomatis MK-19 yang jumlahnya dirahasiakan dan sistem M36E T1 thermal sighting.

Selain itu, Athena juga meminta suku cadang terkait, peralatan pendukung, pelatihan dan dukungan teknis, serta layanan kalibrasi.

US Defense Security Cooperation Agency (DCSA) yang mengumumkan potensi penjualan ini menyatakan bahwa paket yang diusulkan akan membantu Angkatan Bersenjata Yunani melindungi kepentingan dan infrastruktur maritimnya di sisi selatan NATO. Ini juga akan membantu meningkatkan kemampuan Yunani untuk mengatasi ancaman yang ada dan yang akan datang.

USMC mulai melarang penggunaan AAV setelah adanya serangkaian kecelakaan yang terjadi pada tahun 2020 dan menewaskan sembilan personel di lepas pantai California selatan. Investigasi kala itu menyebutkan bahwa armada AAV sudah tua dan tidak terawat. Belakangan USMC tetap akan mengerahkan AAV untuk menghadapi respon kritis, meski begitu AS memutuskan untuk mulai menjual aset AAV-nya, dan salah satunya kemudian direpson oleh Yunani.

Pihak USMC menyebut, secara bertahap akan memensiunkan AAV hingga tahun fiskal 2027, dimana secara bertahap USMC akan menerima ranpur pengganti, yakni Amphibious Combat Vehicle (ACV) 8×8.

Sebelum dijual, USMC memastikan bila unit yang dilepas ke negara lain akan melalui proses return-to-condition code alpha (RCCA), yang termasuk pembongkaran kendaraan; pemeriksaan, perbaikan, mencakup lambung kendaraan; perakitan kembali kendaraan, termasuk penggantian suku cadang wajib dan suku cadang yang tidak dapat diservis; pengujian kendaraan; dan persiapan untuk pengiriman kepada pembeli.

Tidak dijelaskan, berapa unit AAV yang mau dilego oleh USMC. Mengutip sumber dari wikipedia.org, USMC saat ini setidaknya mengoperasikan 1.311 unit AAV, artinya stok yang tersedia sangat besar.

Baca juga: Korps Marinir AS Rilis Hasil Investigasi Kecelakaan Tenggelamnya Ranpur AAV (LVTP-7)

Mengingat Yunani hanya membeli 63 unit, maka masih tersisa jumlah AAV yang sangat besar untuk dijual. Seandainya Indonesia masih menganut pengadaan alutsista bekas pakai, boleh jadi AAV bekas pakai USMC akan serius untuk diakuisisi. Sebagai catatan, AAV (LVTP-7) yang saat ini dioperasikan Batalyon Kendaraan Pendarat Amfibi (Yonranratib) Korps Marinir TNI AL, juga merupakan bekas pakai, yakni asal hibah dari Korea Selatan. (Bayu Pamungkas)