Yugoimport Serbia Kembangkan Ranpur Milosh Jadi MLRS Paling Ringan di Dunia, Bakal Dipakai Rusia Gempur Ukraina-NATO?
|Yugoimport Serbia merilis rendering MLRS (Multiple Launch Rocket System) paling ringan di dunia berbasis platform kendaraan tempur (Ranpur) Milosh BOV M16 4X4. MLRS tersebut semakin sangar dilengkapi roket berpemandu S-8 KOM yang selama ini jadi andalan Rusia. Tak heran, banyak pihak menduga bahwa inovasi Yugoimport ini kelak akan jadi andalan baru Putin CS melawan NATO. Terlebih, posisi geopolitik Serbia sejak pisah dari Yugoslavia sangat jelas berseberangan dengan NATO.
Baca juga: Serbia Luncurkan Lazanski 8×8, Ranpur IFV dengan Meriam ‘Sejenis’ di KCR 60M TNI AL
Milosh 4X4 memulai debutnya pada Februari tahun 2017 saat muncul di International Defence Exhibition and Conference (IDEX) Abu Dhabi. Setelahnya, Ranpur ini mendapat banyak pujian karena keluwesannya dalam beradaptasi.
Selain mampu tampil dan beroperasi baik dengan konfigurasi tempur, Ranpur berjenis MRAP (Mine-Resistant Ambush Protected) ini juga sanggup menjalani berbagai operasi lainnya, seperti pengintaian artileri, misi patroli, pengendalian perbatasan dan wilayah, hingga operasi anti-tank dan anti-terorisme.
Tak cukup sampai di situ, Milosh 4X4 Yugoimport juga cukup oke untuk operasi surveillance, command roles, transportasi personel militer, termasuk unit pasukan khusus. Milosh juga memiliki perlindungan balistik STANAG 4569 Level 3, tahan terhadap tembakan senjata ringan kaliber 5,56 dan 7.62 mm, dan memiliki perlindungan terhadap ledakan ranjau atau bahan peledak improvisasi (IED) pada STANAG 4569 Level 2 atau tahan ledakan setara 6 kg TNT. Catatan sip itulah yang mendorong Yugoimport untuk menjadikannya basis pengembangan MLRS paling ringan di dunia.
Dalam rendering yang diunggah perusahaan dan beredar luas di jagat maya, MLRS teringan di dunia berbasis Milosh menampilkan pod berisi 28 tabung peluncuran kaliber 80 mm yang dipasang di atap kendaraan.
Tabung-tabung ini disusun dalam konfigurasi persegi panjang, dengan dua lapisan, masing-masing berisi 14 tabung. Desain ini tidak hanya memaksimalkan daya tembak tetapi juga memastikan penggunaan ruang yang efisien.
Pemilihan roket berpemandu S-8 KOM untuk sistem ini patut digarisbawahi. Roket-roket ini, yang notabene menjadi andalan banyak helikopter dan pesawat militer buatan Rusia, dirancang untuk menghancurkan sasaran lapis baja dan lapis baja ringan. Desainnya menggabungkan metode mutakhir, termasuk penggunaan roll aluminium siap pakai dan mekanisme penguncian sirip yang unik. Inovasi-inovasi ini tidak hanya mengurangi biaya dan waktu produksi tetapi juga meningkatkan keandalan roket. Selain itu, efek fragmentasi roket membuatnya sangat mengerikan bagi lawan.
MLRS paling ringan di dunia tersebut menggunakan sistem peluncur roket S8 LC-20 berkaliber 80 mm dan jangkauan maksimum 6.800 meter. Massa keseluruhan sistem ini mencapai 14 ton, dengan struktur atas saja berbobot 700 kg. Peluncur ini juga dilengkapi sistem fire control system canggih, lengkap dengan penglihatan elektro-optik, kamera pencitraan termal, dan pencari jarak laser (laser range finder).
Prajurit memiliki fleksibilitas untuk memilih antara mode tembakan tunggal atau volley fire (tembakan beruntun), meluncurkan satu atau dua roket dengan kecepatan 0,2 detik.
Baca juga: Sukses Lawan M142 HIMARS, Rusia Klaim MLRS Tornado-S Diminati Pasar Ekspor
Sayangnya, tak ada bocoran kapan Ranpur MLRS teringan di dunia mulai beroperasi di medan tempur. Diketahui, per akhir tahun 2021, ada 38 unit Milosh BOV M16 yang telah. 30 unit di antaranya digunakan Gendarmery dan AD Serbia dan 8 sisanya digunakan oleh Garda Nasional Siprus. (Alp)
nah ini ini, TNI lebih baik dikasih senjata beginian untuk bantuan tembakan taktis, basis senjatanya pake ffar berpemandu mobilnya bisa terserah apa aja asal cocok, buat 150-200 unit, bisa dibagi ke 3 matra, kalau perlu polri juga buat nakut²in bandar narkoboy sama anti teror