Wanshan WS2400: Heavy Duty Truck, Trailer Tank Marinir dengan Sentuhan Missile Carrier

IMG-20160801-WA0012

Bagi Anda yang eksis di era ‘Perang Dingin,’ boleh jadi telah mengenal truk pengangkut rudal (missiles carrier trucks) jarak jauh berhulu ledak nuklir dari layar televisi. Kala Uni Soviet berjaya, hampir setiap pemberitaan terkait militer di Blok Timur kerap menyertakan sosok truk berukuran besar dengan sederetan roda ‘raksasa.’ Terbesit angan-angan penulis, mungkinkah truk berukuran giant tersebut hadir di Indonesia?

Baca juga: Bedford MT – Tank Transporter Yon Kavaleri TNI AD

IMG-20160801-WA0013

Jawabannya tentu bisa saja, bahkan truk tersebut sudah hadir di Tanah Air, tentu bukan kapasitasnya sebagai pengangkut rudal jelajah. Setelah melalui penelusuran dan mendapatkan sumber yang valid. Sosok truk yang layak masuk golongan heavy utility truck ini sudah menjadi kelengkapan operasional Resimen Kavaleri (MenKav) Korps Marinir TNI AL. Karena berada di lingkup kavaleri, tentu Anda bisa menerka apa peran dari truk ini.

IMG-20160801-WA0014images

Wanshan WS2400
Identitas resminya adalah Wanshan WS2400, di arsenal Kavaleri Marinir truk berpenggerak 8×8 ini mengembang tugas sebagai trailer (oppleger) atau akrab juga disebut tank transporter dari ranpur BMP-3F. Sesuai label mereknya, Wanshan WS2400 adalah truk buatan Cina.

Rancangan truk ini mengambil platform truk MAZ-543 buatan Rusia, yang akrab digunakan menggotong rudal Scud. Sudah bukan isu lagi, bila sebagian besar alutsista dan perlengkapan tempur Cina diambil dari Rusia, baik secara lisensi atau ada juga yang menjiplak. Dan Seperti halnya Rusia (Uni Soviet), angkatan perang Cina juga sangat masif mengembangkan platform rudal jelajah dari peluncur truk.

wanshan_ws2400_l1ws2400_2_101

Wanshan diproduksi oleh unit Kendaraan Khusus Wanshan, anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki China Aerospace Sanjiang Space Co. Ltd, yang juga anak perusahaan dari China Aerospace Science and Industry Corporation (CASIC). Meski berlabel buatan Cina, namun truk WS2400 menganut sistem ‘gado-gado,’ seperti komponen mesin menggunakan mesin besutan Jerman, yakni Deutz turbocharged yang menghasikan tenaga 517 hp. Kabarnya saat ini mesin Deutz sudah diproduksi di Cina lewat sistem lisensi dari ZF Friedrichshafen. Posisi mesin di WS2400 ditempatkan di bawah kabin awak kemudi.

Sebagai trailer penggendong tank, Wanshan WS2400 punya bobot kosong 19 ton dan kapasitas angkut hingga 22 ton. Bila dibandingkan dengan truk trailer Tatra T815-7 MOR89 yang juga dioperasikan Marinir TNI AL, maka Wanshan WS2400 masih kalah, Tatra T815-17 yang dikenal ‘raja’ reli Paris – Dakar ini punya kapasitas angkut hingga 24,3 ton. Lebih detail tentang Tatra T815-7 MOR89 dapat Anda lihat pada tautan artikel dibawah ini.

Tatra T815-7: Truk Angkut Berat Multi Peran Korps Marinir TNI AL

Sebagai pengusung rudal jelajah berhulu ledak nuklir.
Wanshan WS2400 sebagai pengusung rudal jelajah berhulu ledak nuklir.
Dimensinya tergolong masif, membuat truk ini terlihat sangar.
Dimensinya tergolong masif, membuat truk ini terlihat sangar.

Dengan transmisi otomatis dan penggerak roda 8×8, Wanshan WS2400 sangat handal melahap medan offroad. Kendaraan khusus ini juga dilengkapi teknologi central tyre inflation system. Mampu melahap medan berat dan kapasitas angkut yang besar, membuat konsumsi bahan bakar truk ini terbilang rakus, situs military-today.com menyebut per 100 km menghabiskan 70 liter solar. Kecepatan maksimum truk ini bisa hingga 70 km per jam, dan jarak tempuh sampai 650 km. Sebagai wahana offroad, WS2400 sanggup berjalan di kemiringan medan 30 derajat, dan melintasi parit sedalam 2,5 meter. Temperatur rujukan dalam operasional WS2400, ada di rentang -40 sampai 50 derajat Celcius.

Baca juga: LIAZ 251 4×4 – Truk Taktis Tempur Marinir dari Ceko

Wanshan WS2400 punya dimensi panjang 11,4 meter, lebar 3,05 meter dan tinggi 2,97 meter. Seperti halnya Tatra T815-7 MOR89, truk WS2400 juga dapat membawa dua unit tank dengan menambahkan trailer gandeng. Dimensi Wanshan WS2400 yang terbilang besar membuat truk ini tidak fleksibel saat dioperasikan melintasi jalan-jalan umum. Truk ini juga tak dapat diangkut oleh LST (Landing Ship Tank), dan juga tidak muat dibawa menggunakan LCU (Landing Craft Utility). Namun heavy truck ini masih muat dibawa oleh kapal sekelas LPD (Landing Platform Dock). (Haryo Adjie)

12 Comments