Update Drone KamikazeKlik di Atas

Vulcan M197 – Kanon Internal FA-50 Fighting Eagle, Afdol Buat Dogfight dan Close Air Support

Selain jet tempur Rafale produksi Dassault Aviation, jet tempur ringan (taktis) FA-50 Fighting Eagle produksi Korea Aerospace Industries (KAI) didapuk sebagai produk pesawat tempur dengan penjualan gemilang di sepanjang tahun 2022, apalagi KAI berhasil meraih kontrak jumbo untuk memasok FA-50 ke Polandia. Terlepas dari desain kompak dengan teknologi canggihnya, FA-50 juga dilirik salah satunya karena punya kemampuan close air support dan dogfight yang relatif baik.

Baca juga: Dengah Hasil Memuaskan, Polandia Tuntaskan Pengujian FA-50 Fighting Eagle

Yang salah satunya berkait penggunaan Vulcan M197 kaliber 20 mm, yang merupakan kanon dengan tiga laras putar (gatling gun) yang disematkan sebagai senjata internal ‘organik’ pada FA-50 Fighting Eagle. Kanon ini ditempatkan disisi kiri kokpit dan punya ciri khas muzzle barrel seperti kanon internal yang ada pada F-16 Fighting Falcon.

Dirunut dari sejarahnya, M197 dikembangkan pada awal 1967, rancangan awalnya didasari kebutuhan helikopter serbu AS selama perang Vietnam. Kala itu, beberapa kalangan berpendat bahwa penggunaan kanon kaliber 7,62 mm pada gunship kurang memadai untuk misi tembakan udara ke permukaan. Alhasil, kanon buatan General Dynamics Armament Systems ini terbilang populer diadopsi oleh helikopter serang AH-1F Cobra dan Super Cobra.

Kanon M197 punya bobot 66,36 kg dan dapat memuntahkan 750 sampai 1.500 proyektil dalam satu menit. Kecepatan luncur tiap proyektil mencapai 1.050 meter per detik. Untuk jarak tembak efektifnya antara 1.500 sampai 2.000 meter.

Jenis amunisi yang bisa dibawa mencakup tipe API (armor piercing incendiary), HEI (high explosive incendiary), HEI-T, dan MPT-SD. Pada FA-50 Fighting Eagle, munisi ditempatkan dalam drum magasin yang berisi 205 peluru.

Adopsi kanon multi laras model gatling punya keuntungan tersendiri, dimana dengan laras putar, panas pada laras akibat tembakan tinggi akan terdistribusi secara rata, umur laras bisa lebih awet. Berbeda dengan model laras tunggal, seperti kanon ADEN 30 mm yang dipakai Hawk 100/200, kanon M39-A3 di F-5E/F Tiger II, dan GSh-30-1 30 mm pada jet tempur Sukhoi Su-27/Su-30/Su-35.

Baca juga: Apes, Su-30 AU Rusia Terkena “Friendly Fire” dari Kanon GSh-30-1 Sukhoi Su-35

Selain disematkan pada FA-50 Fighting Eagle, sejatinya kanon M197 juga dapat disematkan pada jet latih tempur T-50 Golden Eagle, yang beberapa unit milik TNI AU juga nampak dilengkapi kanon jenis ini. (Gilang Perdana)

3 Comments