VPK-7829 Bumerang – Opsi Ideal untuk Gantikan Posisi BTR-80A Korps Marinir

Kilas balik ke tahun 2002, Kavaleri Korps Marinir pernah diperkuat 12 unit panser amfibi BTR-80A. Bahkan panser 8×8 ini seolah menjadi ikon kavaeri Marinir, terlebih saat BTR-80A Korps Marinir ditugaskan sebagai komponen dalam batalyon mekanik Pasukan Penjaga Perdamaian PBB (UNIFIL) di Lebanon. Dari 12 unit yang didatangkan, satu unit diantaranya mengalami rusak berat akibat terjangan Tsunami di Aceh. Dan saat ini, kesemua unit BTR-80A yang tersisa dikabarkan masih berada di Lebanon. Dengan kondisi tersebut, sudah selayaknya Korps Marinir mendapatkan ranpur pengganti di lini panser 8×8.

Baca juga: BTR-80A – Monster Amfibi Korps Marinir

Meski belum ada keterangan resmi, ada kabar bila Korps Marinir tertarik pada VPK-7829 Bumerang (Boomerang), ranpur amfibi 8×8 generasi terbaru Rusia pengganti BTR-80 ini sudah mulai dibuka potensi penjualannya untuk pasar ekspor. Seperti halnya APC BT-3F yang akan diterima oleh Korps Marinir, maka VPK-7829 Bumerang adalah produk alutsista yang terlahir sebagai ‘barang’ baru, bahkan militer Rusia pun statusnya belum menerima resmi VPK-7829 Bumerang.

Sekilas tentang VPK-7829 Bumerang, ranpur ini diproduksi oleh VPK company dalam dua varian, yaitu BTR-7829 K-16 Bumerang sebagai ranpur APC (Armoured Personnel Carrier) dan VPK-7829 K-17 Bumerang sebagai ranpur IFV (Infantry Fighting Vehicle). Untuk varian pertama, K-16 Bumerang dapat membawa 7 – 8 pasukan infanteri, ranpur ini dipersenjatai senapan mesin berat 12,7 mm dengan remote control weapon station. Kemudian varian kedua, K-17 Bumerang dilengkapi senjata pemukul berupa kanon 30 mm atau meriam 57 mm.

IFV K-17 Bumerang
APC K-16 Bumerang

Konfigurasi persenjataan favorit pada K-17 Bumerang mengadopsi kubah dengan senjata utama kanon 2A42 kaliber 30 mm, senapan mesin coaxial 7,62 mm dan empat rudal anti tank Kornet. Kanon 2A42 serupa dengan yang ada di BVP-2 Korps Marinir, kanon ini punya jarak tembak efektif untuk sasaran udara 3.000 meter dan jarak tembak efektif untuk sasaran permukaan hingga 4.000 meter. Untuk urusan bobot kedua varian jelas berbeda, K-17 Bumerang punya berat sampai 25 ton, sementara K-16 Bumerang 22 ton.

Kesamaan di antara kedua varian adalah kemampuan mengarung di air, alias punya bekal amfibi. Dari sisi rancang bangun, VPK mendesain Bumerang dengan senjata yang lebih kuat, proteksi lebih maksimal dan ground clearance lebih tinggi dari BTR-80A. Sebagai ranpur yang terbilang baru, prototipe Bumerang resmi diperlihatkan ke publik pada parade militer Kemenangan Rusia pada 9 Mei 2015.

Disokong mesin diesel dari Yaroslavl Engine Plant dengan kekuatan 750 hp, Bumerang dapat melesat dengan kecepatan maksimum di jalan mulus 100 km per jam, dan 50 km per jam di jalan offroad. Seputar kapabilitas amfibi, ranpur ini disokong dua unit propeller di bagian belakang, menjadikan kecepatan mengarungnya mencapai 10 km per jam. Dengan kapasitas bahan bakar penuh, di jalan darat Bumerang dapat menjelajah sampai 800 km.

VPK-7829 Bumerang diawaki oleh tiga personel – komandan, pengemudi dan juru tembak, khusus varian APC seperti sudah disebutkan dapat membawa delapan pasukan infanteri. Tidak seperti pintu akses samping untuk pasukan yang digunakan pada BTR-80, Bumerang menggunakan ramp door pada bagian belakang, yang dipandang lebih memudahkan untuk kecepatan dan keamanan pada deployment pasukan.

Sebagai IFV, K-17 Bumerang dilengkapi proteksi Afganit hard Kill countermeasures, yaitu sejenis radar untuk mendeteksi ancaman serangan dari roket/rudal anti tank dari jarak 4 – 200 meter dari posisi kendaraan. Dengan di deteksinya ancaman, sistem proteksi akan meluncurkan sekam untuk menghalau serangan. Guna menghindari efek ledakan dari Improvised Explosive Devices (IED), ground clearance Bumerang memang dibuat jauh lebih tinggi dibanding rata-rata ranpur produksi Rusia sebelumnya.

Baca juga: AV8 Gempita 8×8: – Profil Panser Kedua Tercanggih di Asia Tenggara

Dengan melihat profil dan spesifikasinya, nampaknya VPK-7829 Bumerang adalah ranpur yang ideal untuk kelak mengisi kekosongan tempat BTR-80A di arsenal Korps Marinir. Mungkin bila sabar menunggu, bukan mustahil jika ranpur amfibi canggih ini nanti bisa diboyong ke Indonesia. (Gilang Perdana)

29 Comments