Viral! Drone FPV Lepaskan Tembakan dari Laras Senapan Serbu Kalashnikov AK-74
Drone yang dipersenjatai senapan serbu konvensional sudah beberapa kali diwartakan keberadaannya, ternasuk tengah diuji coba oleh Balitbang Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI. Namun, sebuah video yang dinggah di akun X belum lama ini telah menjadi viral, pasalnya ini pertama kali diperlihatkan video penembakan senapan serbu dengan sudut perekaman gambar dari arah laras, yakni oleh drone berjenis First Person View (FPV).
Baca juga: Litbang Kemhan Uji Statis Drone Copter yang Dipasangi Senapan Serbu Pindad SS2 V5
Dalam video unggahan di X, disebut drone FPV tersebut adalah milik Ukraina, sementara senapan serbu yang digunakan adalah Kalashnikov AK-74. Meski tingkat akurasinya masih dipertanyakan, namun ini bisa menjadi poin besar dalam penggunaan drone yang memadukan peran senapan serbu.
Jauh sebelum apa yang dilakukan Ukraina, Rusia pada tahun 2019 sudah lebih dulu memperlihatkan drone (bukan FPV) yang dipersenjatai senapan serbu mirip AK-47.
Ukrainian FPV drone equipped with an AK-74 fires at Russian positions. pic.twitter.com/ZCRNlQZxMR
— Clash Report (@clashreport) September 4, 2024
Rekaman video dari drone bersenapan serbu ini muncul setelah pembuat senjata Rusia Almaz-Antey mengajukan paten pada bulan Februari 2019. Menurut Futurism.com, serangkaian gambar dalam paten Almaz-Antey memperlihatkan desain yang sangat sederhana, yang menampilkan badan pesawat di bagian tengah dengan bagian senapan yang terpasang dan desain sayap seperti pesawat — tetapi hal itu membangkitkan visi yang mengerikan tentang masa depan peperangan di mana drone kecil yang dapat dibuang dapat menghujani pasukan musuh dengan tembakan senjata ringan.
Diketahui bahwa drone baru tersebut dilengkapi dengan smooth-bore Carbine Vepr-12 Hummer yang dapat memuat otomatis dan memiliki magasin kotak untuk 10 peluru.
Drone senapan serbu menembak dalam mode otomatis, terus terbang dengan lintasan tertentu, dan jika target tidak terkena, maka operator dapat terus mengikuti objek tersebut tanpa menyesuaikan lintasan lebih lanjut.
Drone punya ini punya lebar bentang sayap 3 meter dan bobot 23 kg. Pada fuselage drone ini disematkan senapan semi otomatis Vepr-12 kaliber 18.5 x 70 mm, lengkap dengan magasin-nya yang menjuntai ke bawah. Drone dengan senapan semi otomatis ini disokong dua rotor yang dapat menggerakan drone dalam moda VTOL (Vertical Take-off and Landing). Sayangnya drone ini hanya punya endurance terbang selama 40 menit.
Tidak dijelaskan bagaimana mekanisme kokang pada konsep ini, yang jelas penggantian magasin harus dilakukan secara manual. Drone interceptor ini awalnya merupakan karya ilmiah dari siswa biro desain di tahun 2016. Dan saat ini paten atas drone unik ini telah dipegang oleh Almaz-Antey Defense Corporation. (Gilang Perdana)