[Video] Vladimir Putin Jajal Terbang 30 Menit dengan Pembom Tupolev Tu-160M Blackjack
|ehari setelah meninjau empat unit pembom strategis Tu-160M Blackjack yang telah mendapatkan upgrade di Kazan Aviation Plant (KAZ), Presiden Rusia Vladimir Putin pada 22 Februari 2024 membuat sejarah, yakni dengan menjajal langsung terbang dengan Tu-160M yang bernama “lya Muromets”. Lepas landas dari Kazan Aviation Plant di Tatarstan, Putin yang duduk di kursi kopilot menuntaskan penerbangan selama 30 menit.
Baca juga: Vladimir Putin Tinjau Empat Unit Pembom Strategis Tu-160M yang Tuntas di-Upgrade
Dikutip dari Kantor Berita Rusia – Tass, Putin menumpangi Tu-160M dengan nomer pada ekor RF-94105. Sebelum lepas landas, dilangsungkan persiapan dengan memakan waktu sekitar 45 menit. Ini bukan kali pertama Putin menaiki Tu-160. Pada Agustus 2005, Putin juga pernah terbang dengan Tu-160 untuk melakukan perjalanan ke lokasi Armada Utara.
Selama penerbangan, Putin mendapatkan penjelasan langsung dari pilot dan sangat puas atas performa Tu-160M, terlebih pada peningkatan avionik, persenjataan dan kemampuan pada mesin yang lebih optimal.
Tu-160 disebut White Swan atau Blackjack dalam kode NATO, jelas bukan arsenal baru lagi, lantaran bersama dengan Tu-22 Backfire dan Tu-95 Bear, Tu-160 merupakan peninggalan era Uni Soviet. Terbang perdana pada 18 Desember 1981, belum ada kata pensiun pada pembom ini, begitu pun dengan Tu-22 Backfire dan Tu-95 Bear, justru Pemerintah Rusia akan melakukan serangkaian upgrade untuk memperpajang masa pakai armada pembom strategis ini.
Tu-160 hadir dalam rancangan khas berupa pesawat dengan sayap geometri variabel yang disapu ke belakang dan badan pesawatnya yang panjang nan ramping, yang berakhir di titik terbalik di bagian depan pesawat.
Dari sejarahnya, Tu-160 mulai dikembangkan pada tahun 1972, dan penerbangan pertama pesawat berlangsung pada akhir 1981. Namun, hanya 36 unit pesawat yang telah diproduksi Kazan Aircraft Production Association, sebelum konstruksinya secara resmi dihentikan pada tahun 1994.
Pasca bubarnya Soviet, maka ada dua negara yang mengoperasikan Tu-160, yakni Rusia dan Ukraina. Ukraina total mewarisi 19 unit Tu-160, di mana delapan unit di antaranya dijual sebagai barter pembayaran gas ke Rusia. Ukraina sendiri tidak mempunyai sumber daya untuk mengoperasikan armada Tu-160.
Pada tahun 2015, ada keputusan dari Kementerian Pertahanan Rusia untuk melanjutkan produksi White Swan, kemudian diikuti pada April 2017 dengan pengumuman bahwa Angkatan Udara Rusia akan melakukan modernisasi mendalam dari semua unit Tu-160 yang ada. (Bayu Pamungkas)