Update Drone KamikazeKlik di Atas

[Video] Sukhoi Su-27 Ukraina Lepaskan Bom Ringan Berpemandu GBU-39 Secara Salvo

Sebuah video langka dari kokpit jet tempur Sukhoi Su-27 Flanker menampilkan momen spektakuler, yakni pesawat melepaskan empat bom ringan berpemandu GBU-39 SDB glide bomb secara salvo, yang kemudian pesawat menanjak sambil melakukan manuver rolling.

Baca juga: GBU-39/B SDB (Small Diameter Bomb) Diklaim Mampu Tembus ‘Benteng’ Jammer Rusia

Rekaman video tersebut, secara nyata menggarisbawahi meningkatnya interoperabilitas antara platform alutsista era Soviet dan amunisi presisi Barat yang canggih, setelah sebelumnya mampu meluncurkan rudal jelajah Storm Shadow.

Video tersebut menangkap sayap kiri Su-27 saat terbang, memperlihatkan pylon yang dimodifikasi untuk membawa empat unit GBU-39 SDB (small diameter bomb) pada hardpoint khusus. Secara berurutan, bom dilepaskan, meluncur dengan presisi khasnya.

Meskipun waktu pasti dari rekaman tersebut masih belum jelas, video tersebut memberikan pandangan yang langka dan menarik tentang bagaimana kreativitas Ukraina untuk mengadaptasi bantuan senjata dan amunisi dari Barat.

Sukhoi Su-27, seperti kebanyakan pesawat era Soviet, tidak pernah dirancang untuk membawa senjata berstandar NATO. Untuk membawa GBU-39, pylon atau adaptor baru perlu dirancang dan dipasang. Ini kemungkinan melibatkan penggantian rak bom yang ada dengan sistem yang kompatibel dengan NATO, seperti BRU-61/A atau pengembangan aksesori khusus.

Tantangan lain adalah mengintegrasikan avionik Su-27 dengan sistem panduan presisi GBU-39. Tidak seperti bom tanpa pemandu tradisional (dumb bomb), GBU-39 mengandalkan sistem navigasi GPS/INS canggih yang mengharuskan koordinat target yang tepat diunggah sebelum diluncurkan.

Perangkat avionik Soviet di Su-27 pada dasarnya tidak kompatibel dengan sistem Barat, sehingga memerlukan modifikasi yang signifikan. Ini bisa melibatkan pemasangan komputer misi baru atau penambahan perangkat keras dan perangkat lunak perantara untuk menjembatani kesenjangan antara sistem pesawat dan persyaratan bom.

Penambahan pod penargetan portabel atau sistem yang dipasang secara eksternal yang mampu menghasilkan dan mengirimkan data GPS mungkin juga diperlukan.

Protokol komunikasi antara sistem kendali tembakan Su-27 dan GBU-39 juga memerlukan adaptasi. Senjata NATO dan sistem Soviet beroperasi pada standar listrik dan digital yang sangat berbeda.

Para insinyur Ukraina harus mengembangkan antarmuka khusus untuk memastikan komunikasi yang lancar. Ini bisa termasuk membuat bus data baru, mengadaptasi catu daya, dan menulis ulang sebagian perangkat lunak kendali tembakan untuk mengakomodasi parameter operasional bom. Mengingat kompleksitas tugas ini, masuk akal jika para ahli Barat memberikan bantuan teknis untuk memperlancar proses ini.

Pengujian dan kalibrasi memainkan peran penting dalam proses integrasi. Karakteristik aerodinamis Su-27 dapat dipengaruhi oleh bobot dan penempatan amunisi baru, terutama saat melepaskan beberapa bom dalam satu serangan mendadak.

Para teknisi perlu melakukan simulasi ekstensif dan uji coba langsung untuk memvalidasi kinerja pesawat selama semua fase penerbangan. Ini termasuk memastikan bahwa bom dapat meluncur tanpa risiko tabrakan atau destabilisasi.

Keberhasilan proyek ambisius tersebut menggarisbawahi kemampuan adaptasi dan keahlian teknis militer Ukraina dan mitra Baratnya.

GBU-39 SDB
GBU-39/B Small Diameter Bomb (SDB) dikembangkan dan diproduksi oleh Boeing Defense, Space & Security, divisi dari perusahaan Boeing. Boeing memulai pengembangan SDB ini sebagai bagian dari program Joint Direct Attack Munition (JDAM) untuk menyediakan bom presisi tinggi dengan daya ledak efektif yang dapat digunakan dalam berbagai platform tempur udara modern.

GBU-39 dengan berat 113 kg dilengkapi dengan sistem pemandu presisi dan sayap lipat yang menjadi ciri khasnya.GBU-39 menggunakan sistem pemandu GPS/INS untuk mencapai target dengan tingkat akurasi tinggi, biasanya memiliki CEP (Circular Error Probable) sekitar 5-8 meter. Sistem ini memungkinkan GBU-39 untuk mengenai target dengan presisi, bahkan di tengah gangguan medan atau cuaca buruk.

Bom ini memiliki sayap lipat yang terlipat saat berada dalam ruang bom atau hardpoint pesawat. Ketika dilepaskan, sayap ini terbuka, memungkinkan bom untuk meluncur aerodinamis dan memperluas jarak jangkauan hingga sekitar 110 km, tergantung pada ketinggian pelepasan. Sayap ini adalah salah satu fitur kunci yang membuat GBU-39 sangat efektif untuk menyerang target dari jarak jauh. (Gilang Perdana)

Pembom Tempur Sukhoi Su-34 Fullback Luncurkan Bom Udara Termobarik Berpemandu ODAB-500

One Comment