Update Drone KamikazeKlik di Atas

VAB 4×4 ARLAD – Ranpur Anti Drone Baru ‘Baru’ Angkatan Darat Perancis

Meski usianya telah menua dan sudah banyak didonanisakan Perancis ke Ukraina dan beberapa negara di Afrika, namun ranpur (kendaraan tempur) roda ban VAB (Véhicule de l’Avant Blindé) 4×4 seperti yang dioperasikan Batalyon Kavaleri 7 Progosa Satya Kodam Jaya, masih berada di dalam arsenal Angkatan Darat Perancis, bahkan VAB 4×4 dikembangkan dalam varian baru yang disebut ARLAD (adaptation réactive pour la lutte anti-drone) combat vehicles.

Baca juga: Ranpur VAB 4×4 Ukraina Dipasangi Slat Armor – ‘Wajah Baru’ Panser APC Legendaris dari Perancis

Seperti dikutip Armyrecognition.com, Angkatan Darat Perancis secara resmi telah mengerahkan ranpur anti-drone VAB ARLAD pertamanya, sebuah langkah yang menandai peningkatan signifikan dalam kemampuan perang anti-drone mereka. Pengerahan varian baru VAB inu diumumkan oleh French Army’s Technical Section (STAT) pada tanggal 13 April 2024.

VAB ARLAD mulai beroperasi di French Army All-Arms Air Defense Training Center (LATTA) di bawah Grup Artileri ke-17 di Biscarosse, di barat daya Perancis.

VAB ARLAD dikembangkan sebagai respons terhadap kebutuhan operasional yang mendesak, VAB ARLAD dirancang untuk meningkatkan pertahanan Angkatan Darat Perancis terhadap ancaman drone yang semakin lazim di medan perang. Ranpur ini dilengkapi dengan teknologi canggih, antara lain senapan mesin berat 12,7 mm yang dimodifikasi dengan kemampuan “airburst” melalui peluncur granat 40 mm dan sistem radar canggih yang mampu mendeteksi drone dari jarak hingga 2.500 meter.

Sistem anti-drone pada VAB ARLAD mewakili modifikasi canggih dari ranpur VAB tradisional, kendaraan lapis baja beroda yang digunakan oleh tentara Perancis dalam beberapa konfigurasi. Sistem ini mengintegrasikan radar pendeteksi drone canggih, yang dipasang pada tiang teleskopik untuk meningkatkan visibilitas dan kemampuan pelacakan. Senjata ini dipersenjatai dengan menara yang dioperasikan dari jarak jauh dengan RCWS Kongsberg M151 Protector, yang mampu menembakkan peluru 12,7 mm.

Selain itu, kendaraan ini juga dapat dipersenjatai dengan peluncur granat 40 mm yang mampu menembakkan amunisi ledakan udara (airburst). Kombinasi daya tembak dan teknologi pengawasan canggih ini memungkinkan VAB ARLAD untuk secara efektif menetralisir ancaman drone, memberikan dorongan signifikan terhadap langkah-langkah pertahanan anti-drone dalam skenario pertempuran.

Amunisi airburst sangat efektif melawan drone karena mekanisme peledakannya yang unik, yang memungkinkannya meledak di udara dekat sasaran. Kemampuan ini sangat berguna ketika berhadapan dengan target yang kecil, bergerak cepat, dan lincah seperti drone.

Tidak seperti amunisi tradisional, yang memerlukan serangan langsung untuk melumpuhkan atau menghancurkan target, peluru ledakan udara dirancang untuk meledak pada jarak yang telah ditentukan dari target, sehingga memaksimalkan kemungkinan untuk melumpuhkan atau melenyapkan drone bahkan tanpa dampak langsung.

Prosesnya dimulai dengan mendeteksi drone dan melacak lintasannya menggunakan radar atau sistem sensor lainnya. Setelah target diperoleh, peluru ledakan udara ditembakkan sepanjang lintasan yang telah diperhitungkan untuk memotong jalur drone. Kunci efektivitasnya terletak pada waktu ledakan, yang dikontrol dengan cermat untuk memaksimalkan penyebaran pecahan peluru pada saat yang optimal, sehingga meningkatkan kemungkinan mengenai drone yang bergerak cepat. Metode keterlibatan ini memungkinkan kemungkinan netralisasi yang lebih tinggi, menjadikan amunisi ledakan udara sebagai aset yang sangat berharga dalam peperangan anti-drone modern.

Ranpur VAB MK3 6×6 Terintegrasi dengan Drone Lewat Kabel, Terbang Tanpa Batasan Waktu!

Meskipun VAB ARLAD memiliki kemampuan yang memadai, kekhawatiran telah muncul mengenai kecukupan ukuran armada. Dengan hanya 12 unit yang memasuki layanan, deputi Jean-Louis Thiériot dan Natalia Pouzyreff mengkritik pengerahan tersebut karena tidak cukup untuk memperlengkapi dukungan pasukan darat secara koheren.

Namun, Undang-Undang Pemrograman Militer (LPM) tahun 2024-2030 mencakup rencana untuk lebih meningkatkan pertahanan anti-udara Angkatan Darat dengan penambahan 36 kendaraan Serval VBMR-L, termasuk 24 unit yang dilengkapi dengan sistem rudal Mistral, yang menunjukkan komitmen Perancis untuk memperkuat pertahanan anti-udara Angkatan Darat. kemampuan pertahanannya terhadap ancaman udara. (Gilang Perdana)