Uvision Hero 30: Drone Khusus untuk Misi “Kamikaze”
|Ada adegan yang menarik dari film Operation Red Sea (2018), dimana pada satu babak pertempuran di perbukitan, pasukan elite AL Cina, Jiaolong, menggunakan drone copter untuk misi membungkam basis perkubuan mortir lawan. Drone ini bukan UAV untuk misi intai, melainkan asasinya untuk kamikaze. Dengan ukuran yang mungil, daya hancurnya memang tak seberapa besar, namun drone yang di-remote ini mampu meledak di udara dengan melepaskan ratusan palet yang bisa melukai banyak orang di sekitarnya.
Baca juga: Fox AT-1 – Flight Drone Intai Pertama di Indonesia
Aksi Jiaolong Assault Team memang terkesan futuristik, namun disebutkan Operation Red Sea diangkat dari kisah nyata seputar aksi pasukan khusus Cina di wilayah Timur Tengah. Masih seputar drone untuk misi kamikaze, nyatanya sudah beberapa yang dirilis ke pasaran. Salah satu yang cukup menarik adalah Hero 30, produksi Uvision, Israel. Drone mungil dengan sayap lipat ini termasuk dalam segmen fixed wing.
Dalam penggunaanya, Hero 30 dikemas dalam kontainer khusus yang dapat dengan mudah dipanggul oleh seorang prajurit infanteri. Dalam simulasi pertempuran, operator Hero 30 dapat menggelar kesiapan drone ini dalam hitungan menit, persisnya cukup buka dudukan bipod, dan setelah perintah diluncurkan, drone melesat ibarat rudal anti tank dari pneumatic carrying tube.
Sesaat setelah Hero 30 terlontar ke udara, maka sayap akan mengembang dan drone akan melesat dengan kecepatan 185 km per jam. Sudah barang tentu kecepatan drone dapat diturunkan bila dianggap terlalu lesat.
Bobot Hero 30 bobot hanya 3 kg, meski serba ringan, payload drone ‘bunuh diri’ ini sudah mencakup kamera video dan thermal pada bagian hidungnya. Selama 30 menit drone ini dapat mengudara dan melakukan pengintaian pada sasaran sebelum eksekusi dilakukan. Dengan waktu terbang yang cukup panjang, maka operator dapat dengan lebih jeli melakukan identifikasi sasaran dan konfirmasi kepada komando di level atas.
Bobot hulu ledaknya adalah 0,5 kg, dan memang disasar untuk misi anti personel. Operator drone mengendalikan Hero 30 secara remote dari layar konsol seperti tablet. Jarak kendali antara drone dengan konsol adalah 10,4 km dengan metode Line of Sight (LoS). Sebagai sumber tenaga, Hero 30 mengusung baterai elektrik.
Baca juga: Integrasikan Roket C90-CR, TNI AD Tampilkan Drone Copter Penghancur Tank
Selain telah digunakan militer Israel, Hero 30 kabarnya juga telah dioperasikan oleh unit Marinir Amerika Serikat. (Haryo Adjie)
Palestina sudah pake drone layang2 mengusung api dan bensin. Israel pun minta ampun.
orang mah baru uji coba.yaman yg negara miskin sudah praktek langsung yg bikin kubu lawan sakit perut.
Susah, kmarin pake granat asap dbilang Tni serang pake bom fosfor itu juga media australia lngsung ribut ,aplagi drone ini mngkin dbilang Tni serang pke jet siluman
Ini hanya anti personil bung…bukan rudal hulu ledak tinggi….ini sama dengan granat tangan ledakannya…ini untuk anti gerilya di pegunungan sangat menakutkan bagi gerilyawan…
Jadi keinget pas main COD MW 2 , dimana hellfire ada kameranya dan bisa diarahin
Ini anti DOT untuk KKB di Papua yang suka hit and run dalam serbuan polri harus beli nih from mini…kalo bisa ya Indonesia bikin sendiri…pasti KKB kocar kacir di bikin nya…
Kalo d ganti make hulu ledak nuklir 0.5 kilo kira2 ledakannya gimana ya..
Kenapa ga coba ledakin di pekarangan rumahmu aja zul, supaya lebih paham efeknya
Usul yg sangat dahsyat. Sedahsyat ledakan nya. 🙂
Yg masalah saya tinggal d apartemen ga pny pekarangan gitu… cocok d pasang nuklir ledakin d markas monyet2 KKB biar jd monyet panggang