Update Produksi Massal Jet Tempur KF-21 Boramae, Proses Pemasangan Badan Pesawat Telah Dilalui
|Sejak kick-off produksi massal KF-21Boramae Block 1 pada 10 Juli 2024, banyak netizen yang menanyakan sampai sejauh mana pencapaian dari proses produksi jet tempur twin engine rancangan Korea Selatan dan Indonesia tersebut.
Menjawab rasa penasaran, Korea Aerospace Industries merilis video singkat yang memperlihatkan pencapaian dari KF-21 Boramae, yang unit pertamanya akan diserahkan kepada Angkatan Udara Korea Selatan (RoKAF) pada akhir tahun 2026.
Mengutip keterangan dari akun X Hwarang @KDefenseInsight, disebut bahwa pada bulan lalu (Februari 2025), Korea Aerospace Industries (KAI) telah menjalankan proses pemasangan badan pesawat (fuselage mating process), yang di dalam video diperlihatkan tahap perakitan secara presisi menggunakan FASS dengan akurasi hingga seperseribu inci.
Nah, yang disebut FASS merujuk pada Final Assembly and System Setup. Ini adalah tahap terakhir dalam lini produksi pesawat sebelum dilakukan pengujian dan pengiriman ke pelanggan. Pada tahap FASS, semua bagian besar pesawat (fuselage, sayap, ekor, kokpit) dirakit menjadi satu kesatuan utuh. Biasanya dilakukan di fasilitas perakitan akhir pabrikan, untuk KF-21 dillakukan di Sacheon.
The first mass-produced #KF21Boramae, set for #ROKAF deployment in 2026, is progressing smoothly. Last month, #KAI unveiled the fuselage mating process, showcasing precision assembly using #FASS with accuracy within a thousandth of an inch. #HighTech #Innovation #Aerospace pic.twitter.com/l6TyXuFJ3T
— Hwarang (@KDefenseInsight) March 18, 2025
Pada tahap FASS, dilakukan instalasi dan penyetelan sistem utama seperti avionik, hidraulik, kelistrikan, dan bahan bakar. Sistem kontrol penerbangan seperti fly-by-wire juga akan diuji dan dikonfigurasi. Begitu pun dengan mesin jet dipasang dan diuji dalam kondisi statis.
Bagian dari integrasi sistem avionik dan elektronik, radar AESA (Active Electronically Scanned Array) buatan Hanwha Systems dipasang dan diuji. Sistem fly-by-wire dikalibrasi untuk memastikan kontrol penerbangan responsif. Sementara, sistem datalink dan komunikasi dipasang untuk kompatibilitas dengan jaringan pertempuran modern.
KF-21 menggunakan dua mesin General Electric F414-GE-400K, yang dipasang dan diuji secara statis sebelum pengujian mesin penuh. Kemudian hardpoint untuk rudal seperti Meteor, IRIS-T, dan AIM-120 AMRAAM dipasang dan diuji konektivitasnya dengan sistem kontrol tembak pesawat.
Sebelum dilakukan uji terbang, pada tahap FASS akan dilakukan uji elektrik, tekanan hidraulik, dan sistem pendinginan untuk avionik dilakukan. Lalu ada uji landing gear, rem, dan sistem roda untuk memastikan kesiapan takeoff dan landing. Dan uji taxiing (pergerakan di landasan pacu) untuk memverifikasi kendali pesawat di darat.
KAI resmi memulai (kick off) produksi massal jet tempur KF-21 Boramae pada hari Rabu, 10 Juli 2024, menjadikan tonggak sejarah terbaru dalam upaya Negeri Ginseng untuk membangun pesawat tempur canggih. Sebuah upacara menandai perakitan model produksi KF-21 pertama berlangsung di fasilitas KAI yang berada di Sacheon, 296 kilometer selatan Seoul.
Satu bulan sebelumnya, KAI menandatangani kesepakatan senilai 1,96 triliun won (US$1,41 miliar) dengan DAPA untuk membangun 20 unit KF-21 hingga tahun 2027. Korea Selatan berupaya untuk membangun lebih banyak unit KF-21 dan mengoperasikan total 120 unit KF-21 pada tahun 2032.
Dengan jumlah 120 unit, maka KF-21 kelak akan menjadi tulang punggung kekuatan udara di Semanjung Korea tersebut, yang mana KF-21 akan menjadi penempur garis depan andalan, berdampingan dengan penempur papan atas yang sudah battle proven, seperti KF-16 Fighting Falcon dan F-15K Slam Eagle.
KAI berencana mengirimkan 20 unit pesawat KF-21 Block 1 yang dirancang untuk misi udara ke udara pada tahun 2026, disusul 80 unit KF-21 Block 2 untuk misi udara ke darat pada fase berikutnya. Dengan perkiraan harga satuan US$65 juta untuk KF-21 Block 1, maka dari segi harga KF-21 lebih rendah dibandingkan dengan pesawat generasi 4,5 lainnya seperti Rafale dan Eurofighter Typhoon.
DAPA mengatakan model produksi pertama yang baru saja di kick off, dijadwalkan akan dikirim ke Angkatan Udara Korea Selatan (RoKAF) pada akhir tahun 2026. (Bayu Pamungkas)
Berkurangnya Kontribusi Indonesia Pada Program KF-21 Boramae, Jadi Beban Keuangan Bagi KAI
“KAI berencana mengirimkan 20 unit pesawat KF-21 Block 1 yang dirancang untuk misi udara ke udara pada tahun 2026, disusul 80 unit KF-21 Block 2 untuk misi udara ke darat pada fase berikutnya.”
Ternyata KF-21 tidak dirancang untuk multirole/multipurpose ya? Jika demikian varian yang dibuat di Korea Selatan, bagaimana varian yang dibuat untuk Indonesia? 🤔