Untuk Pertama Kali, Kapal Induk Bertenaga Nuklir Perancis, FNS Charles de Gaulle Merapat di Indonesia
|Sebagai lambang superioritas maritim Perancis, nama kapal induk bertenaga nuklir FNS Charles de Gaulle (R91) sudah sangat dikenal. Dan mulai 28 Januari 2025 hingga satu pekan, untuk pertama kalinya Charles de Gaulle merapat di Indonesia, yakni di Pelabuhan Lembar, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Merapatnya Charles de Gaulle terkait dengan tuntasnya Kelompok Tempur Kapal Induk Perancis (French Carrier Strike Group – CSG) dalam menjalankan latihan bersama (Latma) multilateral La Perouse 2025 (16 – 25 Januari) yang melibatkan sembilan negara di kawasan sekitar selat Malaka, selat Sunda dan selat Lombok. Sekaligus kebutuhan Charles de Gaulle untuk melakukan bekal ulang dan logistik.
Atas undangan resmi dari Kedutaan Besar Perancis di Indonesia, Indomiliter.com pada 28 Januari kemarin, mendapat kesempatan untuk melihat langsung FNS Charles de Gaulle, termasuk melakukan peliputan untuk video yang akan kami tayangkan di channel YouTube Indomiliter.com.
Di Pelabuhan Lembar hanya merapat FNS Charles de Gaulle, sementara kapal perang pengiring yang terdiri dari frigat Horizon class, frigat Aquitaine class (ASW FREMM), kapal selam serang bertenaga nuklir (SSN) Suffren class, kapal pendukung logistik (Jacques Chevallier class) dan kapal pendukung dan bantuan lepas pantai Loire class, berada di sekitar perairan Bali.
Bagi Perancis, Charles de Gaulle yang berbobot 42.500 ton dinilai memadai untuk kepentingan globalnya. Kapal induk ini dilengkapi sistem tempur canggih yang mampu menjejak 2.000 sasaran secara simultan melalu radar DRBJ 11, radar peringatan dini DRBV 26D, radar pencari di laut/udara DRBV 15C, radar electronic scanning serbaguna Arabel, dan sistem surveillance Vampire IR.
Untuk pertahanan diri, Charles de Gaulle dibekali dua peluncur tegak rudal hanud Aster 15, dua peluncur rudal hanud Mistral Sadral, empat peluncur decoy Sagaie, dan dua jammer ARBB 33 yang sangat kuat.
Kapal induk Charles de Gaulle dilengkapi sistem ketapel uap sepanjang 75 meter, yang cukup ideal untuk melontarkan sebuah E-2C Hawkeye dan jet tempur Rafale.
Panjang kapal induk ini secara keseluruhan 261,5 meter dan lebar 64,36 meter. Ruang hanggar punya luas 4.600 m2 cukup lega untuk menampung setengah dari grup udara. Demi alasan keamanan, hanggar dibagi ke dalam dua seksi yang dipisahkan oleh pintu tahan api.
Kapal induk ini dilengkapi dua lift besar ukuran 21 x 12 meter di bagian buritan, dua elevator munisi, dan lift untuk memindahkan personel yang terluka.
Kapal induk yang punya home base di Toulon ini, perlu waktu 10 hari sekali untuk melakukan pengisian bekal ulang (replenished). Sebagai perbandingan kapal induk Clemenceau yang bekal ulangnya dilakukan tiap 3 hari sekali. Setiap hari kapal induk ini dapat menghabiskan 100 ton kerosin, dan total perbekalan 3.200 ton yang disimpan dalam 27 tangki.
Dengan bekal persediaan makanan full (300 ton), kapal induk ini dapat berlayar secara terus-menerus selama 45 hari tanpa bekal ulang.
Sebagai catatan, kapal induk ini dapat membawa 800 pasukan infanteri untuk mendukung pergeseran pasukan. Jumlah awaknya sendiri 1.350 orang, plus 600 awak penerbangan.
Komposisi armada yang dibawa kapal induk Charles de Gaulle dapat disesuaikan dengan misi yang dijalakan, meski resminya yang dapat dibawa adalah 40 pesawat, yang terdiri dari jet tempur Rafale M, pesawat intai perinngatan dini E-2C Hawkeye, helikopter SA365 Dauphin/EC725 Caracal dan AS532 Cougar.
Tenaga Crarles de Gaulle disokong dua reaktor nuklir Areva K15 pressurised water reactors (PWR) yang tiap reactor dapat menghasilkan 150 MWt. Dengan sokongan reaktor nuklir, maka jarak jelajah kapal induk ini jadi tak terbatas, proyeksi jarak jelajah adalah sampai 20 – 25 tahun.

Selain rekctor nuklir, ada dua mesin turbin 2 × Alstom dengan total 61 MW shaft power. Kecepatan maksimum kapal induk ini bisa mencapai 27 knots.
Dibangun oleh Naval Group (d/h DCNS), Charles de Gaulle diluncurkan pada 7 Mei 1994, dan berlayar untuk pertama kalinya pada 18 Mei 2001.
Nah, untuk lebih jelasnya, nantikan video liputan dari kapal induk FNS Charles de Gaulle yang akan tayang di channel YouTube Indomiliter.com pada esok hari. (Haryo Adjie)
Saat Charles de Gaulle Pensiun, Inilah “PANG” Kapal Induk Masa Depan AL Perancis
Perancis, negara Uni Eropa yang memposisikan diri sebagai pemimpin kawasan Eropa dengan kemampuan proyeksi & industri militernya (dan kekuatan ekonominya…apalagi sejak Jerman makin melempem di era kanselir Scholz yang pro & pasrah di dikte AS)
Sayangnya dlm latihan bersama 9 negara tersebut Indonesia hanya hd penonton…padahal latihanya d halaman kita. Indonesia ga selevel mereka bahkan dg Malaysia sekalipun
Kapal induk FNS Charles de Gaulle (R91) yang memiliki bobot 42.500 ton menjadi salah satu kapal induk terbesar di dunia setelah Gerald R. Ford, Queen Elizabeth, Vikramaditya, Liaoning (eks-Varyag) dan Admiral Kuznetsov. Ternyata bisa sandar di Indonesia 👍