UMS Skeldar Mulai Latih Awak Drone Rajawali 330 TNI AD
|Seperti diberitakan pada pertengahan Februari lalu, TNI AD lewat Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI telah memesan tiga unit drone/UAV (Unmanned Aerial Vehicle) Rajawali 330 untuk tugas surveillance di wilayah perbatasan. Dan kini update terbaru menyebut pihak UMS Skeldar sedang memulai program pelatihan pada operator dan teknisi drone sayap tetap dengan mesin tunggal propeller ini.
Baca juga: Perkuat Surveillance di Perbatasan, Menhan Pesan Drone Rajawali 330
Dikutip dari Janes.com (27/4/2016), tahap pelatihan UMS Skeldar untuk awak TNI AD dimulai sejak 18 April 2016, dan diperkirakan akan selesai dalam enam sampai delapan minggu kedepan, materi pelatihan termasuk ground handling dan operasional penerbangan. UMS Skeldar adalah manufaktur drone yang berbasis di Swiss, dimana sebagian besar saham UMS Skeldar kini dimiliki oleh Saab dari Swedia. Rajawali 330 adalah versi lokal dari UMS Skeldar F-330. Dalam ajang Singapore Airshow 2016 bulan Februari lalu, Menhan Ryamizard Ryacudu menyebut telah memesan tiga unit Rajawali 330 dan satu unit lagi didapatkan sebagai bonus dalam paket pembelian.
Baca juga: Rajawali 350 – Rahasia Dibalik Kecanggihan Drone Helikopter Bakamla RI
Baca juga: Microdrone MD4-1000 – Drone Quadcopter Pilihan Satuan Elite TNI AL
Rajawali 330 diproduksi oleh PT Bhinneka Dwi Persada (BDP). Peran PT BDP kemudian ‘menjahit’ beberapa komponen dan fitur agar punya kemampuan serta spesifikasi yang dibutuhkan militer Indonesia.
Rajawali 330 mampu membawa payload seberat 10 kg. Untuk pesanan TNI AD, payload nantinya akan dipasang pilihan perangkat electro optical/infra red camera, FLIR (Forward Looking Infra Red), hyperspectral camera, atau mapping camera dengan Light Detection and Ranging (LIDAR). Selain mengandalkan conventional take off and landing, drone ini punya kemampuan semi prepared strip, pneumatic catapult, car top launcher, dan parachute recovery system. Untuk mendarat secara konvensional, Rajawali 330 hanya membutuhkan jalur 60 meter.
Baca juga: Bullray UAS – Drone Copter Amfibi dengan Kemampuan Tembak Sasaran
Meski sebagian komponen penting Rajawali 330 masih diimpor, beberapa material pendukung telah dibuat di dalam negeri. Terkait dengan pembelian ini, pihak PT BDP akan memberikan ToT (Transfer of Technology) pada user, yakni pihak TNI AD. (Haryo Adjie)
@admin
Soalnya di formil yang satu lagi sdg beredar rumor yang mengatakan bhw pak menhan sebenarnya sudah teken kontrak pembelian 8 su-35 tapi kontrak ini dianggap tidak sah oleh pihak rasoboronorepot karena tidak ada stempel kemhan.
Konon kabarnya, staf pak mentri kelupaan membawa stempel, shg batallah kontrak tersebut.
Bahkan disebutkan pak mentri memarahi stafnya, kira2 begini: “kamu jadi orang pelupa…kebanyakan makan buntut ayam sih, besok kalo ke swedia masih kelupaan bawa stempel lagi…xxxxmu yang kaujadiin stempel, paham !!
Nah, jadi yang bener mau beli sukhoi apa gripen sebenarnya?
Wah kocak banget yaa.. Intinya setiap berita/kabar harus dilihat secara proporsional. Kadang di Forum atau yang lain kerap ada berita yang di “plintir” dengan tujuan memikat pembaca untuk maksud menaikan trafik. Contoh yang paling nyata terkait jumlah kapal selam TNI AL. Yang menyebut saat ini ada 12 kapal selam yang sudah dioperasikan TNI AL adalah hasil plintiran dari si penulis 🙂
@admin
Yah ketipu deh gue…brarti termasuk golongan “papa minta pulsa” dong?
@admin
Oom tadi saya liat truk paskhas isuzu,,,guede banget !!
Apa itu truk isuzu dobel gardan (build up) yang dibeli jaman kasad pak pram,,,soalnya gak pernah terdengar lagi beritanya
Info ngawur tuh!! Dari JKGR yah?!
Bola panas pembelian Su-35 ada ditangan Kemenkeu & tim negosiasi TNI AU sdh dijelaskan komentar saya sblmnx di artkel DCNS di Indomiliter jg. Kemungkinan batal masih bisa terjadi. Justru yg membikin penasaran jk Su-35 deal akankah kita juga akan membeli aerial beacon communication & navigation NKVS-27/28. Kl NKVS deal maka SAM impian formil busuk JKGR yaitu Pantsyr, Buk & S300 kemungkinan bisa terealisasi tp jk NKVS tdk deal ucapkan sj wassalam pd trio SAM tsb & mari kita menunggu antara Nasams & trio Tiongkok yg akan dipilih
@ayam jago
Mari kitaa doakan biar yang busuk-busuk dibuang aja…
Hahahahhahahahah Gk lucu
@admin
Min tolong diulas dong tentang penandatangan kontrak pembelian sukhoi-35…
Apa yang mau diulas mas? Kejadiannya aja belum, masih Mei nanti 🙂
@tkng ngibul
Slama kemenkeu / bappenas blm mnemukn bank penjamin pinjaman dari negara lain stlh bank dari tiongkok mnarik diri dan negosiasi antara kita dgn rusia masih alot krn kita ngotot menginginkan su-35 yg akan kita beli pake avionik barat trutama bikinan thales dlm satu paket penjualan tp maunya rusia masih avionik asli sdgkn kustomisasi avionik adlh pekerjaan lain dgn kontrak terpisah dijamin kontrak su35 akan terus molor
@ayam jago
Ooh gitu ya bung ceritanya….(Sambil berguman dalam hati : Moga-moga nggak ada bank yang mau jadi penjamin)
@ayam jago
Masak sih oom,,,cuma beli 8 aja pake minta dicustom? Emang beli moge,,,
@ lesus
Integrasi antar alutsista alasan kita minta avionik barat. Sedari awal Su-35 sdh dipromosikan Rusia link16 ready dikarenakan sdh punya interface standar barat sprt milbus std 1553 dan usb shg kustomusasi avionik sprt iff, maws, secomdary electronic & computer module, ins dll seharusnx tdk ada masalah
Tdk hanya pd Su-35 tp jg berlaku pd skuadron Sukhoi eksis. 4 Sukhoi era presiden Mega yg kini di Belarusia selain overhaul, mengganti airframe jg dikustom avioniknya. Begitupun jg dgn pesawat berikutnx d 2017 & 2018 msg2 enam pesawat
Min, request artikel senjata modular dong..
Penasaran sama Cz-805, yang dipakai kopaska saat Naval Exercise Komodo..
Oke mas Kepo, kita jadwalin dulu 🙂
@admin : tolong ulasannya mengenai penambahan pesawat di skuadron 5 makassar dari jenis boeing 737, di moncong pesawatnya ada nomor 04 berarti pesawat keempat di skuadron 5. apa pesawatnya hibah?
@Omega: Betul sekali, memang ada penambahan pesawat Boeing 737 di Skadron Udara 5, jadi di total ada 4 unit. Asalnya memang dari hibah Skadron Udara 17, alih fungsi pesawat yang tadinya sebagai pesawat angkut VIP. Namun belum diketahui apakah nantinya akan ada upgrade khusus setelah berubah peran sebagai pesawat intai maritim.
@admin
Oom saya pernah baca disalah satu sumber (tapi lupa dimana), kabarnya dari 3 Boeing 737 surveiller tinggal 1 pesawat yang masih layak terbang?
Mungkin ada masalah dg radar side lookingnya krn kita hanya satu-satunya pengguna radar buataan motorolla tsb
Bisa jadi mas, memang sudah tua radarnya.
Katanya mau ada pengadaan pesawat AEW&C ya buat ngelengkapi 737 skuadron 5?
Apa ditunda buat prioritasin 1 skuadron pesawat ampibi pemadam kebakaran hutan, patroli, & SAR???
@errick & @admin
Udah baca di formil sebelah oom,,,
Pak kasau mengatakan butuh pesawat pengintai utk menunjang visi poros maritim,,,beliau mengatakan pesawat yang ada skrg tidak punya radar sar/isar, ais, sensor electro-optic dan datalink
Kita kesampingkan dulu skuat 737 surveiller (pdhl punya radar slammr dan flir lho),,,tni au punya 3 cn-235 patmar yang cukup lengkap sensornya (radar multimode searchmaster/thales, flir dan esm,,,mungkin jg link Y/thales).
Mungkin kekurangannya adl belum diinstal mode AIS saja,,,jadi nggak perlu jenis pesawat yang lain, cukup menambah jumlah keluarga cn-235 mpa dan disiapkan datalink yang terintegrasi utk ketiga angkatan plus bakamla/kkp/polairud
Soal pesawat utk pemadam kebakaran hutan,,,coulson group/canada membuat sistem penyembur air berbagai kapasitas yang bersifat modular dan dpt dipasang pd berbagai jenis platform spt hercules atau nc-295
Lha itu UAV yang LSU buatan lapan katanya bisa terbang dari Kapal KRI SIGMA gimana kelanjutannya ya ???
@lanang
Saya lihat foto-fotonya, LSU yg take off dari sigma tanpa muatan sensor. seandainya sudah dimuati, entah masih bisa take off dari landasan sependek itu?
Breaking News : Penandatangan kontrak pembelian su-35 ditunda hingga kunjungan presiden ke rusia bulan mei.
Hal mengejutkan ini diduga karena kelalain staf kemenhan yang lupa membawa stempel kantor.
Jakartagreater kok dak bisa di buka, mohon infonya
@orang baru
adminnya belum pulang dari rusia oom…
bung admin, ini ada berita kok TNI AD malah sedang mengkaji pembelian howitzer SP paladin versi belgia? katanya kemarin beritanya ingin K9-thunder.. jadi bingung
Ga usah bingung @marine, setiap pergantian pimpinan ya “lumrah” berubah juga arah kebijakan dan visinya 🙂
@admin
Kalo saya sih lebih sreg merampingkan jenis alutsista. Udah cukup pake caesar, tinggal dikumplitin jenis amunisinya dan dilengkapi dg sarana pendukungnya spt uav sbg sarana pengintai dan radar arthur.
Platform sph beroda dg bobot yang sesuai(ringn) lebih cocok utk negara kepulauan, spy memudahkan penggelarannya
Soal sph-belgia kan masih sebatas penjajagan
Lagi2 yg terdengar:
ToT, komponen lokal, bonus pembelian (padahal cuma beli 3) 😀
Tapi kenapa nggak pake Wulung dkk yg udah dikembangin di dalam negeri? Apa yg jadi kelebihan drone ini?
@errick
Antri doong,,,gue yang nanya dari pagi aja belum dijawab xixixixixi
@errick
Drone ini/rajawali-330 bisa dibilang bbrp langkah didepan dlm hal perfoman, keluwesan pengoperasian&fungsionalitasnya.
Soal enduran&jarak jangkaunya sedikit dibawah aerostar, bisa dioperasikan dg beberapa cara dari take-off landing biasa, dg katapult atau landing dg parasut.
Satu hal yang membuat kesiapannya berbeda agak jauh dg wulung, uav ini telah disertifikasi utk memuat pilihan sensor yang cukup lengkap disesuaikan dg kebutuhan operator, spt: flir, kamera multi/hyperspektral, Lidar, perangkat esm, dpt digunakan sbg relai komunikasi dll
Hal yang sama kebetulan sudah ditanyakan ke Pak Menhan, tapi mungkin karena beliau sibuk jadi tidak memberi keterangan lebih lanjut soal yang mas tanyakan 🙂
@admin
Oom,,,itu sensor kamera multi/hyperspctral fungsiny utk apa dan bagaimana cara kerjanya? Kalo sensor flir dkk sih sudah sering lihat
Hyperspectral Camera, definisinya berula kamera yang dapat mengambil detail foto yang tidak dapat dilihat secara langsung oleh mata manusia. Dengan menggunakan metode pengumpulan informasi melalui spektrum elektromagnetik yang nampak dalam keadaan cukup cahaya.
@admin
Oom dikasi contoh aplikasinya dong,,,
Kalo Lidar malah sdh tau cara kerjanya, waktu bppt menyewa fokker-27 aussy utk membuat pemetaan relief dasar laut litoral