Ukraina Gelar “Sky Fortress” – Sistem Deteksi Drone dengan Jaringan Ribuan Sensor Akustik, Dilirik NATO!

Sistem anti drone dengan deteksi berbasis akustik sudah digunakan sejak beberapa waktu, sebut saja Ataka-Shorokh yang pernah diuji oleh Rusia. Namun ada yang unik dari “Sky Fortress”, diperkenalkan Ukraina pada pertengahan tahun ini, Sky Fortress adalah sistem deteksi drone real-time dengan memanfaatkan jaringan ribuan dari sensor akustik.

Baca juga: Ataka-Shorokh – Sistem Anti Drone dengan Basis Akustik

Sky Fortress juga dikenal sebagai sistem deteksi drone yang terbilang murah, lantaran gelar Sky Fortress tidak membutuhkan biaya besar, tetapi mampu berbuat banyak untuk menghadapi gelombang serangan drone kamikaze dari Rusia.

Sky Fortress terdiri dari hampir 10.000 sensor akustik yang membentuk jaringan dan tersebar di seluruh negeri. Jaringan sensor Sky Fortress dapat mendeteksi kehadiran drone Rusia, yang mana output data dapat diteruskan berupa informasi penargetan kepada unit pertahanan udara (hanud) di lapangan untuk menetralisir ancaman drone.

“Sky Fortress dikembangkan oleh dua teknisi Ukraina di sebuah garasi, yang awalnya memasang mikrofon dan telepon seluler pada tiang setinggi enam kaki untuk mendengarkan suara drone satu arah,” kata Jenderal James Hecker, komandan Angkatan Udara AS di Eropa dan Afrika.

“Mereka menempatkan sekitar 9.500 sensor akustik dan sekarang mereka mendapatkan informasi yang sangat akurat yang disintesis dalam komputer pusat dan dikirim ke unit hanud terkedat. Dengan konsol iPad, prajurit di lapangan bisa mendapatkan rute penerbangan drone yang dimaksud. Dari analisa ancaman, satuan tembak hanud dapat memilih jenis senjata yang akan digunakan, seperti sebatas menggunakan senapan mesin, kanon atau rudal hanud,” kata Hecker.

Ladeni Serangan Rudal Hipersonik Rusia, Ukraina Luncurkan Hingga 32 Rudal Hanud Patriot

Seperti dikutip Defense One, sekitar awal tahun ini, Rusia mengirim salvo 84 unit drone ke Ukraina, dan sistem Sky Fortress dapat membantu pasukan pertahanan udara untuk menembak jatuh semua dronem, kecuali empat unit yang berhasil lolos,” kata Hecker.

Sky Fortress diklaim sangat efektif sehingga teknisi di balik sistem tersebut diundang untuk mendemonstrasikannya di Pangkalan Udara Ramstein di Jerman.

Setiap sensor Sky Fortress berharga sekitar $400 hingga $500, yang menunjukkan bahwa keseluruhan jaringan harganya lebih murah daripada sepasang rudal hanud Patriot yang per unitnya berharga $4 juta.

Hecker mengatakan militer AS dan sekutunya harus mencari cara mereka sendiri untuk menurunkan biaya operasional operasi pertahanan udara secara drastis. Pada bulan April, AS menghabiskan rudal senilai jutaan dolar untuk menangkal drone senilai US$30.000 yang diluncurkan ke Israel dari Iran dan proksi Iran.

“Itulah sebabnya saya menantang industri, saya menantang para kepala angkatan udara NATO untuk menghasilkan solusi yang lebih murah dan lebih kreatif yang mungkin akan menempatkan kita di sisi kurva biaya yang benar, tetapi jika tidak, kurva biaya yang setara,” katanya. (Gilang Perdana)

Ukraina Luncurkan “ePPO” – Aplikasi Ponsel untuk Warga Berburu Rudal dan Drone Kamikaze

One Comment