Ukraina Akui Adanya Kesulitan dalam Integrasi Bom Pintar JDAM-ER di Sukhoi Su-27
|Seperti telah dikupas pada artikel sebelumnya, bahwa Ukraina secara mengesankan mampu melakukan modifikasi pada jet tempur era Soviet, Sukhoi Su-27, dengan membawa bom pintar – smart bomb) Joint Direct Attack Munition-Extended Range (JDAM-ER). Meski terlihat mudah, apalagi sebelumnya Ukraina sukses mengintegrasikan rudal AGM-88 High speed Anti-Radiation Missile (HARM) pada MiG-29 dan Su-27, namun, nyatanya ada kesulitan tersendiri pada instalasi JDAM-ER di Su-27.
Baca juga: Ukraina Konfirmasi Penggunaan Bom Pintar JDAM-ER di Jet Tempur Sukhoi Su-27
“Menyesuaikan JDAM-ER agar sesuai dengan Su-27 ternyata lebih sulit dari perkiraan,” demikian pernyataan dari Angkatan Udara Ukraina. Untuk membuat JDAM-ER bekerja pada pesawat tempur warisan Soviet membutuhkan lebih banyak usaha dan ‘kecerdasan’ dibandingkan dengan kasus AGM-88 HARM atau Storm Shadow.
Dikutip dari Defense Express – defence-ua.com, disebut bahwa ada kesulitan yang dihadapi para teknisi untuk mengintegrasikan senjata buatan AS itu ke dalam sistem senjata pesawat tempur buatan Uni Soviet. Masalahnya adalah, “mengintegrasikan senjata berpemandu presisi” berarti menyelesaikan lebih banyak tugas daripada sekadar menemukan cara untuk memasang bom. Melakukan modifikasi pada cantelan (pylon) merupakan masalah yang diakui cukup rumit.
Dalam kasus khusus JDAM-ER, lebih banyak dibutuhkan upaya daripada membuat segala sesuatunya berjalan baik dengan AGM-88 HARM. Dalam kasus AGM-88, menjadi mudah karena pylon LAU-118/A yang digunakan – sebuah cantelan standar untuk pesawat Barat, berhasil ‘ditanam’ di atas hardpoint desain pesawat Soviet.
Kemudian, rudal jelajah Storm Shadow/SCALP diintegrasikan dengan menggunakan pylon yang siap pakai dengan diambil dari pesawat serang Tornado yang dinonaktifkan.
Namun, jika menyangkut JDAM-ER, para teknisi harus membuat perangkat yang lebih kompleks. Bomnya sendiri dipasang pada rak ejektor. Dari tampilannya, sepertinya rak ejector bomb MAU-50 dirancang untuk pesawat serang A-10 Thunderbolt II. Rak tersebut dapat menampung bom hingga 2.000 pon (907 kg), sehingga cukup untuk membawa JDAM-ER seberat 500 pon (226 kg).
Namun bagian terpentingnya adalah rak ejektor tersebut harus ditanamkan ke perangkat adaptor lain yang tidak dapat diidentifikasi. Pada pesawat Barat, rak itu dipasang langsung ke pylon dan disembunyikan sepenuhnya di dalam sayap. Sebaliknya, adaptor yang digunakan pada Su-27 setengah terbuka. Dengan kondisi di atas, dapat diduga bahwa integrasi JDAM-ER memerlukan spesialis untuk membuat adaptor unik. (Gilang Perdana)
Terlalu overkill untuk menurunkan Warthog di Ukraina. Itu karena pasukan darat mereka udah cukup untuk menembus pertahanan Rusia. Yg dibutuhkan oleh Ukraina adalah payung udara yg kuat yg mampu membantu CAS sekaligus menjatuhkan pespur dan sasaran darat/laut Rusia dari jarak yg sangat jauh
Sukhoi kita sptnya dah bisa pakai pilon dan bom produksi lokal
saya harap kalau adaptor pylon buatan itu bisa diterapkan di pswt sukhoi Indonesia utk bisa bawa rudal2 buatan amerika/nato
@kabeerje ukraine cuma memperbanyak pesawat, mau memakai jumlah pswt yg ada utk mempertebalkan otot di ruang udara.. samping F16.. daripada bengong saja..
Kenapa pusing2 bukankah sebentar lagi F16 mengangkasa di atas Ukrainia, atau kirim saja A10 Warthog sumbangkan juga sekalian test case jadi jangan cuma merasa hebat dan botol pulpen ni pesawat jika sudah miliki jam terbang tinggi di latihan atau lawan negara2 lemah, kita malah sangat apresiasi, pun misal banyak yg tumbang mereka tak perlu berkecil hati buat cara supaya bisa menang…gitu aja koq repot