UH-60M Black Hawk: Multi Mission Performer Untuk Kavaleri Udara TNI AD
Kabar rencana TNI AD untuk mengakuisisi helikopter angkut sedang UH (Utility Helicopter)-60 Black Hawk telah berhembus sejak tahun 2012 silam, namun baru di akhir Februari lalu, jenis Black Hawk yang akan dipinang mulai jelas variannya, maklum keluarga Black Hawk lansiran Sikorsky Aircraft (Lockheed Martin Company) terdiri dari beragam varian. Dan merujuk ke pernyataan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo di beberapa media nasional, maka yang bakal didatangkan adalah UH-60M Black Hawk.
Baca juga: Kavaleri Udara – “Kuda” Perang Tangguh Pemukul Musuh dan Benteng Serangan Terorisme
Oleh pabrikannya, varian UH-60M diberi label sebagai “Multi Mission Performer” dan dipastikan ini adalah salah satu varian terbaru dan termutakhir dari keluarga Black Hawk. Sikorsky Aircraft mulai memproduksi varian UH-60M pada tahun 2006, AD AS (US Army) menggadang UH-60M untuk menggantkan varian lawas UH-60A yang sudah mengudara sejak dekade 80-an. Apa yang baru di UH-60M? Pihak Sikorsky menyebut helikopter twin engine ini sudah dilengkapi dengan airframe baru, advanced digital avionics dan sistem propulsi yang lebih powerful. Dengan beragam peningkatan yang ditawarkan, UH-60M ditawarkan lebih garang untuk mendukung misi angkut taktis, combat SAR, penyerbuan udara, command and control, medical evacuation, aerial sustainment, hingga peran sebagai fire fighting.
Baca juga: Sikorsky S-61V – Menelusuri Jejak Helikopter Bung Karno Yang Hilang
Sebagai helikopter untuk misi tempur di garis depan, UH-60M dibekali proteksi balistik pada tail rotor blades-nya. Mengusung desain monolithic, UH-60M menawarkan kemampuan handling dan kendali lebih baik dari varian-varian sebelumnya, termasuk disini adanya fitur active vibration control. Sebagai helikopter angkut, UH-60M punya kabin dengan ukuran panjanh 3,8 meter, lebar 2,3 meter, dan tinggi 1,3 meter. Secara keseluruhan kabin dan bagasi di heli ini punya volume masing-masing 11.2m³ and 0.5m³.
Untuk fasilitas pada kokpit mengandalkan teknologi glass cockpit dengan basis fly by wire Common Avionics Architecture System (CAAS). Dalam dashboard kokpit terdapat empat unit mission display dari Rockwell Collins yang menyajikan situational awareness. Masih seputar avionik, sistem GPS dipasok oleh Honeywell dengan dual GPS inertial (EGI) navigation system. Kemudian electronic flight management systems dipasok Marconi.
Baca juga: Bell 205 A-1 Penerbad – Helikopter Sipil Dengan Kemampuan “Serbu”
Soal dapur pacu, UH-60M disokong dua mesin General Electric T700-GE-701D, dibanding varian lama, di UH-60M plat cover mesin dibekali proteksi balistik untuk menahan terjangan proyektil. Setiap mesin mampu menghasilkan tenaga 2.974 kW, dan dengan dalam kondisi darurat, mesin tunggal dapat menghasilkan tenaga 1.447 kW. Dari segi performa, UH-60M mampu melaju dengan kecepatan maksimum 511 km per jam, dan kecepatan jelajah 280 km per jam.
Dengan konfigurasi standar, Black Hawk bisa membawa hingga 11 pasukan. Namun dengan konfigurasi khusus, UH-60M bisa disulap menjadi helikopter serbu dengan racikan senjata jenis rudal anti tank AGM-114R Hellfire dan roket Hydra 70. Senjata paling populer di UH-60 bisa disebut berupa dua pucuk Gatling M134 Minigun kaliber 7,62 yang ditempatkan pada jendela dibelakang kokpit.
Baca juga: M134D Minigun – Saatnya Door Gun Helikopter Puspenerbad TNI AD Dibekali Gatling Gun
UH-60M sudah masuk kelas helikopter battle proven, pasalnya sudah malang melintang digunakan AS dalam Perang di Irak dan Afghanistan. Sampai saat ini UH-60M masih dalam proses produksi, mengingat AD AS total mengorder 956 unit dan diperkirakan pesanan baru dituntaskan pada tahun 2026.
Bagaimana dengan UH-60M yang ingin diakuisisi TNI AD? Mengingat belum ada kontrak pengadaan, maka belum diketahui berapa unit yang akan didatangkan untuk melengkapi arsenal Puspenerbad. Bila memang nantinya UH-60M ‘berjodoh’ untuk TNI AD, maka Indonesia bakal menjadi negara kedua setelah Thailand sebagai pengguna UH-60M di kawasan Asia Tenggara. Berapa harga satu unit UH-60M Black Hawk? Situs fi-aeroweb.com menyebut pada tahun 2015 harga total untuk satu unitnya mencapai US$16,96 juta, harga ini belum termasuk kelengkapan paket senjata. (Bayu Pamungkas)
Spesifikasi UH-60M Black Hawk:
– Power Plant: 2x General Electric T700-GE-701D
– Length: 19,8 meter
– Height: 5,1 meter
– Rotor Diameter: 16,4 meter
– Weight (Empty): 4.819 kg
– Maximum Takeoff Weight (MTOW): 9.979 kg
– Capacity: Internal: 11 combat-equipped troops or 6 stretchers;
– Speed:280 km/h
– Rate of Climb: 3,6 m/s
– Service Ceiling: 4.627 meter
– Range: Ferry: 2.224 km
– Combat Radius: 593 km
– Crew: Four (two pilots and two crew chiefs)
Semakin buuuuayak jenis helikopter yang dipunyai TNI
bahkan terbanyak jenisnya se asia tenggara bahkan mungkin se asia
namun dengan kuantitas yang sedikit
Seolah olah ganti pimpinan ganti pula belanja alutsistanya
seolah oleh pimpinan sudah punya Sales jagoan sendiri
seolah oleh ada SPONSOR NYA
Selalu nomer 2, negara lain ud punya duluan.
Sebentar tak itung dulu:
AU: colibri(L), puma, super puma, cougar, awe-101
AD: hughes-300(L), bell-205, nbell-412, bolcow, fennec, mi-17, mi-35…..(mo nambah apache+blekok)
AL: colibri(L), bolkow, nbell-412, mi-2, super puma, panther
Kalo dibandingin singapura:
AU/AD: equirill(L), superpuma, chinoock, apache….bentar lg superpuma bakal pensiun&diganti cougar-725
AL: equirill(L) dan sikorsky mh-60
Kalo dibandingin kelihatan yang banyak duit, bagus dlm perencanaan,sementara yang duitnya mepet hobi belanja….
rasa ingin taunya gede, makanya semua harus dicoba. hahaha…
btw super puma punya AL masih ada Bu Koni? sama bolkow punya AL nanti gantinya apa? kalo bolcow punya AD kan nanti diganti fennec
TNI AL kini sudah tidak mengoperasikan Super Puma, simak artikelnya di http://www.indomiliter.com/nas-332-super-puma-tni-al-melacak-jejak-helikopter-pengusung-rudal-anti-kapal/
azek bung, , , ,
emang yang jadi permasalah sepele tapi serius salah satunya, ya ini bung. banyak tipe dengan kuantitas kecil sehingga menyebabkan sangat amat kurang efisien & efektif, , , aduh, duh, duh.
mengutip kata-kata seorang mentri kita, “anggara yang amburadul mencerminkan pemerintahannya” , , , ckckckc
@indomiliter
Ooooh…malang nian, padahal ketika sekarang punya beberapa LPD malah AL tidak punya heli angkut medium.
Ketika AD&marinir sudah mengoperasikan artileri kaliber besar (howitzer&mlrs) idealnya diimbangi dg heli medium/berat utk mendistribusikan ammonya dg kuantitas yang memadai sekali terbang (perang vietnam menjadi contoh yang baik)
@blue
Memiliki beberapa tipe heli (dari yang ringan sampai berat) adalah keniscayaan…tapi tidak serampangan seperti yang tercermin dlm inventori kita.
Sekarang bukan saatnya bicara “apa diganti apa”, tapi didasari dg perencanaan yang lebih baik.
Saat ini kita punya LPD yang banyak, marinir kita mulai dilengkapi dg perlengkapan kelas berat….selayaknya sekarang mempersiapkan alat transpor utk mendukung diposisi dan perbekalan ulangnya digaris depan
Dg kondisi medan yang dinamis (kepulauan, pegunungan, pengalaman konflik dg inggris dikalimantan, perangvietnam&fakland)sebenarnya memberi gambaran seperti apa postur ideal kita dlm membangun kekuatan mobilitas udara via helikopter. NBell-412 sudah tidak memadai utk memberi dukungan bekal ulang ammo bagi satuan artileri berat digaris depan
admin gw cuma mau uneg2 dikit dengan ini pengadaan heli bukan berarti gw kaga suka, soalnya gw Bravo banget sama TNI biar kadang suka ada oknum yg rese ..
min kenapa AU sulit dapet heli bagus kenapa AD ngak, kalau alasan panglima, DI blm bisa bikin sendiri lahh terus kenape AU dilarang beli heli bagus,kalau ada yg salah prosedur yah baikilah tapi jangan terkesan AU dihalangi beli barang bagus pa lagi gw kadang kaga demen di katakan AU kaga cinta heli yang di DI, lah min ente liat lah DI cuma ngerakit itu juga molor , DI banyak di rugikan cuma jadi tukang rakit, China kerja sama, sama yg punya Couger bisa dapet lisensi bisa bikin yg dia mau,korea juga ngak lama lagi bikin heli serang kerja sama, sama yg punya Couger lah kita ngerakit mulu … …*minta pencerahan min
Ya di lihat dulu berapa nilai kontrak pembelian china sampe dapat lisensi,,, Terus berapa anggaran pertahanan korea dan suport untuk industrinya sampe dia bisa sampe sekarang,, terus bagaimana perencanaan belanja alusista mereka,, bagaimana pengawasan dan kontrolnya,,, sebenernya PT.DI dan TNI AU korban dari beberapa oknum yg pentingin kepentingan pribadi,, mulai dari oknum pihak DI, TNI, sales Maupun pemerintahan,,
Ad gampang karenah ad punya strategi yang nama nya air cavalry yang di pake amerika saat perang vietnam jadi indonesia lebih menekankan untuk heli tempur serbu atau serba guna biasa nya di kasih ke ad tapi kalau untuk pesawat tempur mau coin/atau jet fighter di kasih ke angkatan udara semua nya sudah terstruktur mas karenah pasukan pemukul itu ada di angkatan darat bukan angkatan yang lain bukan pemukul juga tapi di setiap operasi perebutan wilayah kebanyakan angkatan darat mendominasi oleh sebab itu karenah heli biasa nya untuk bantuan angkatan darat bukan pertempuran udara makanya di berikan ad
Platformnya ga pakai ramp door. Platform AW 101 masih lebih baik.
min, itu beneran kecepatannya 511 km/h? setau saya heli tercepat aja gak nyampe 500 km/h…. tapi jujur, saya gak setuju dengan pengadaan black hawk… tambah gado2 heli medium kita. kita sudah punya ec725, puma, mi17, dan aw101 yang kontroversional. kalo memang mau menambah armada heli medium mending beli lagi ec725. tapi kalo pengen heli 100% buatan luar (saya sebenarnya gak setuju opsi ini) mending tambah armada mi17 atau (tidak disarankan) aw101, biar perawatan dan sparepartnya lebih mudah. sarankan saya sih mending tambah ec725
ini yg d rpg ama pemberontak somalia (mogadishu)…
black hawk down movies…hehehehe..
biar kelihatan kaya…smw jenis mw d coba…walau maih aja ngeteng…
Ini taktik bung dipelajari semua jenis heli diambil semua keunggulannya digodok d PT di jadi ntar heli buatan dalam negri yang superior
@reaper hunter
blackhawk itu buat tni ad. aw-101 & cougar buat tni au. tni ad tdk puas dgn mi-17 krn kinerjanx super kacrut bin hancur2an trutama menghadapi cuaca buruk & area pegunungan makanx penerbad pinjam puma tni au
mi-17 itu fungsinx heli angkut sama sprt aw-101 & cougar sdgkan blackhawk heli serbu serbaguna
@jeng koni
bell-205 pensiun digantikan bell-412
nbo-105 akan digantikan fennrc
blackhawk padanannx aw-139 & aw lynx
pd meributkan logistic nightmare. pd alutsista barat 50-60% logistik disumbang oleh ngine. trio abc (apache blackhawk & chinook) yg akan diakuisisi tni ad pake mesin yg sama yaitu general electric t-707. justru blackhawk & apache adalah kembaran walo dikembangkan dari pabrikan yg brbeda krn pengembangan keduanx yg sangat simultan dn dlm banyak hal dari dalaman kedua heli tsb yg mirip krn dipasok perusahaan yg sama sprt westinghouse, texas instrument, honeywell, fairchild & avro
dalam renstra tni ad
apache 40 unit atawa 3 ska
blackhawk 24 unit alias 2 ska
chinook 8 unit akan dikompositkan dgn mi-24 4 unit
kalo yang AL rencananya gimana mas?
@blue
utk al akan ada pengadaan heli aks + maritime strike baru dgn kapabilitas & kinerja diatas panther. calon trkuat dipegang mh-60 romeo
kaki heli angkut sekelas cougar utk marinir blm adar rencana ke arah situ. kita blm menganut doktrin prndaratan marinir ala nato & msh menganut konsep soviet dgn ujung tombak apc
Mi 17 sangat bagus kok .Yang masalah Mi 17 yang di beli Indonesia . you Know why?…… ada sesuatu …
@ayam jago
Bang,. Saya kira penilaian abang tdk objektif terhadap performa MI 17, klo melihatnya hanya pd 1 kasus di kaltim apakah sdh menjadi dasar penilaian heli ini buruk. Sy sih bkn funboy rusky, jg bkn funboy airbus, tp sy jg ada dpt sumber dr TNI yg menyatakan mrk puas dgn performa tp ada kesulitan pd perawatan & sucad. Sifatnya teknikal sj, & blm familier. MI 17 sdh terbukti mampu beradaptasi dlm ketinggian tinggi & segala cuaca. Medan oprasi d afgan ato d pegunungan himalaya( india/pakistan) jg sdh jd ajang pembuktian. Klo masalah kalah canggih, minus radar cuaca ato terrain follow radar kn sifatnya jg custumies aj, walaupun standarnya tentu lebih canggih blackhawak ato EH 101. Populasi yg bnyak jg artinya heli ini dapat d andalkan.
Assalamu’alaikum wr. wb.
Saya memandangnya malah hal itu masalah doktrin saja.
Black hawk memang cocok untuk operasi khusus, namun bukan berarti mil peformanya kalah dengan black hawk.
Saya memandangnya seperti anda mil bagus dan teruji di afghanistan dalam urusan logistik militer atau cavaleri besar2an tapi kelihatan kurang pas untuk perang kota.
@d’boys
Setau saya, heli mi-17 itu mudah dalam pemeliharaan/perawatan ringan…bahkan tidak membutuhkan teknisi ber-skill tinggi, tapi dg konsekuensi frekuensi perawatan yang jauh lebih tinggi dibandingkan heli buatan barat. Satu kelemahan yg ditemukan ketika dioperasikan AD (dibanding heli buatan barat) adalah ketika proses approach, heli ini tidak boleh banking dg sudut terlalu besar shg konsekuensinya membutuhkan radius putar yang besar…krn rawan terguling (mungkin didasari oleh kondisi geografi di rusia yang lapang dan datar).
Tentang kemampuannya terbang pd dataran tinggi, heli ini termasuk berkinerja rendah…pd ketinggian 10 ribu kaki keatas, oksigen mulai menipis shg kemampuan angkut heli ini menurun drastis pd ketinggian tsb (dibanding heli sekelas buatan barat). Tapi heli ini cukup bandel dioperasikan pd cuaca panas dn berdebu
Thanks min udah dibahas. Good banget
huahahaha
ikut tertawa saja baca komentar yang bilang salah satu helikopter kinerjanya buruk ??
puja pilot ajaib ??
@thekomerat
markup mi17 dmn kita mmbeli varian sipil seharga versi militer
pmbelian mi17 pd era presiden mega sjatinx bkn keinginan tni ad krn tni ad lbh mnginginkan super puma
tp kita akhirnx mmbeli mi17 krn kondisi ekonomi kita yg morat marit imbas krisis ekonomi disisi lain cuma rusia yg mmberikan keringanan dlm pmbelian alutsista sprt bunga rndah, imbal beli & kredit expor
@z
kalo memang kinerjanx bagus pertanyaannx
1. knp populasi mi17 tdk ada pnambahan
2 knp mi26 cuma dibeli 4 unit ttp chinook yg harganx nyaris 2 kali lipatnx justru dlm renstra tni ad bakal dbeli 8 unit
Nah itulah pangkal sering celakanya Mi17 di Indonesia.Jelas versi militer lebih lengkap dan tangguh daripada versi sipil .Celakanya lagi sebagaimana umumnya peralatan Rusia adalah sulit di rawat karena mereka belum menerapkan tehnologi modular seperti barat ,dimana yang rusak saja yang di ganti .Dalam hal ini Rusia masih ketinggalan dari barat .
AD AS sampai di marahi kongress karena memaksakan menggunakan HELY buatan RUSIA di AFGANISTAN . Tapi mereka tak bergeming karena terbukti hely buatan AS mengalami banyak kerusakan selama di gunakan di padang pasir yang beriklim tak menentu ,kadang sangat panas disertai badai pasir dan bisa berobah jadi sangat dingin dengan cepat ,banyak dataran tinggi dan sebaliknya .Artinya hely Rusia lebih tahan banting dari pada produk AS yang butuh perawatan prima .Dalam kata lain angkatan darat AS mengakui hely Rusia lebih tangguh dari heli AS sendiri .
Mi-17 di afganistan ok, kalau di kalimantan yang musim hujannya nggak mengikuti jadwal alias hujan terus, dan disertai sering angin kencang dan petir, rawan jatuh bro.
Bisa jadi begitu karena proses pembeliannya yang amburadul .Lagi pula yang di beli Indonesia adalah versi sipil ,jelas kalah dalam segala hal dari pada versi militer .
Blackhawk hrs nya dibeli jg buat AL utk lengkapi LPD, kapal perang cocok dg helicopter punya landing gear + rotor lipat supaya mudah masuk hanggar.
bukannya seahawk atau romeo varian blackhawk untuk navy
Bagaimana dengan Heli yang ditawarkan Korsel dan India. Heli India kabarnya bs terbang lebih tinggi dan tahan cuaca ekstrim, seperti cuaca yg selalu berubah-ubah di RI ini?
Weleh-weleh….
Ngapain sih ribut-ribut si ini itulah, si itu inilah…
RI butuh untuk 3 matra :
144 unit heli serang
64 unit heli ASW
102 unit heli SAR / CSAR
256 unit heli multirole / heavy or medium lift utility
48 unit heli untuk POLRI
Believe it or not.
Tapi dicicil saja pengadaannya agar bisa beroperasi sampai 2045.
Seharusnya PTDI fokus saja buat saja desain helikopter multirole medium lift utility.
Xixixixi
Gilakkkkkkk…..prancis aja helinya ga sampe segitu juga keles?!!!!
Tapi ada contoh yang baik dari beberapa negara maju spt kanada, norwegia dan inggris…karena luasnya wilayah operasi dan tingginya frekuensi kebutuhan operasi SAR, maka disebagian wilayah pemerintah bekerja sama dg operator heli swasta utk menjalankan fungsi SAR. Heli lengkap dg peralatan SAR dan kru yang berkualifikasi khusus disewa oleh pemerintah negara bagian sbg kepanjangan tangan armada SAR pemerintah.
Perancis khan wilayahnya kecil, dibanding RI lebih luas mana ?
Perancis lautnya sempit lha kalo RI lautnya luaaaaas banget.
Singapore saja negeri seuprit punya heli heavy lift utility seperti Chinook 8 unit, kita harus punya jauuuhh lebih banyak dari itu.
Jadi apakah heli kita akan sebanyak yg saya sebut tadi ? Ya bahkan mungkin lebih.
@PHD
Ane menyebut prancis krn merupakan salah satu negara yang kepentingan operasi militernya sampe kemana-mana….apalagi didukung anggaran operasional yang besar.
Kita butuh helikopter dlm jumlah yg optimal…tapi ga segitu juga kali
Koni,
Itu saya hitung berdasar combat rangenya untuk heli serang Apache dan multirole medium/heavy lift Chinook utility dikali 12 unit per skuadron.
Heli SAR / CSAR dihitung berdasar jumlah lanud AU (tipe a, b, c) dikali 2 unit per lanud.
Heli ASW dihitung berdasar jumlah target light fregat pada 2034.
Heli polri dihitung berdasar asumsi jumlah polda dikali 3 unit per polda.
@PHD
Jangan lupa dihitung berapa anggaran operasional dan pemeliharaan alutsistanya ya.
Moga2 ada perusahaan finance yg siap membantu mewujudkan itung2an bung PHD….
Assalamu’alaikum wr. wb.
Pendapat saya:
AD memilih black hawk untuk di gunakan operasi khusus, selain itu beberapa perwira AD memang lulusan dari barat sehingga membuat perlengkapan barat tidak asing bagi mereka.
Dengan di pilihnya UH black hawk bukan berarti peforma MI kurang bagus.
MI helikopter yang bagus awet dan bandel, beberapa orang beranggapan MI tidak cocok digunakan di papua karena daratan pegunungan, namun itu salah karena MI malah di gunakan India untuk operasi di pegunungan himalaya yang ekstrem dan di gunakan di afghanistan yang ekstrim juga.
Untuk peforma mesin di batas ketinggian itu bukan berdasarkan dari oksigen, oksigen itu di gunakan untuk para awaknya, sedangkan peforma mesin berdasarkan dari kelembapan dan kecepatan angin serta kerapatan udara.
Semua pasti tahu kan pesawat, pesawat selalu memiliki sayap yang fungsinya untuk memberi daya angkat agar tubuh pesawat dapat melayang, dan semua pasti tahu bahwa setiap pesawat memiliki jarak lepas landas tertentu, semakin besar ukuran pesawat maka perlu kerapatan udara yang lebih.
Sama seperti helikopter semakin besar diameter baling2nya maka helikopter tersebut semakin dapat membawa beban yang lebih berat, dan lebih stabil.