Typhoon MLS ER: Jawaban Atas ‘Kerinduan’ Hadirnya Sistem Rudal di AL Filipina

Sebelum rudal Mica terpasang di PKR Martadinata Class dan korvet Bung Tomo Class, maka sistem rudal hanud tercanggih yang ada di arsenal kapal perang TNI AL masih dipegang rudal bergenre SHORAD (Short Range Air Defence) Mistral, terkhusus lagi pada rudal Mistral dengan peluncur Tetral yang mengadopsi teknologi multiple launcher dan RCWS (Remote Control Weapon System).

Baca juga: Gelombang Perdana VLS Mica Tiba di Surabaya, Era Baru Rudal Hanud di Kapal Perang TNI AL

Mirip dengan Tetral yang kini menjadi alutsista di korvet Diponegoro Class, di pasaran ada sosok Typhoon MLS ER yang punya spesifikasi dan karakter mirip Tetral. Bila sistem Tetral adalah besutan MBDA, Perancis, maka Typhoon MLS ER yang melontarkan rudal Spike ER (Extended Range) adalah rancangan dan produksi Rafael Advanced Defence System, Israel.

Meski ada kemiripan dalam modul dan bobot, tapi perlu dicatat, Mistral Tetral adalah rudal hanud, sementara Spike ER disini berperan sebagai rudal permukaan ke permukaan. Bila diluncurkan dari wahana ranpur seperti LSV MKII milik Singapura, maka Spike diperankan sebagai rudal anti tank.

Dan baru-baru ini diwartakan bahwa AL Filipina – yang untuk pertama kalinya mempunyai rudal – telah melakukan uji coba penembakkan rudal Spike ER dari Typhoon MLS ER.

Persisnya sejak Mei 2018 lalu, AL Filipina menerima paket Typhoon MLS ER dan rudal Spike ER, yang kemudian dipasang pada Multipurpose Assault Craft (MPAC) – kapal patrol serbu sekelas KMC Komando milik TNI AD. Seperti dikutip dari Janes.com (9/8/2018), berlokasi di Perairan Peninsula, Bataan, untuk pertama kalinya dalam sejarah, AL Filipina melepaskan rudal. Mengambil jarak 6 kilometer dari sasaran, sebuah rudal Spike ER berhasil menghantam sasaran di permukaan dengan mode fire and forget.

Sejatinya Spike ER adalah rudal multi purpose dan multi platform yang sanggup menghantam sasaran hingga 8 kilometer. Selain itu, rudal dengan bobot (termasuk peluncur) 34 kg ini punya kemampuan observe and update capability. Saat rudal telah diluncurkan, sistem dapat menjalankan switch target pasca peluncuran untuk menghindari potensi friendy fire. Dalam kondisi tertentu, Spike ER dapat pula diluncurkan secara manual dengan arahan terpadu dari operator (fire and steer mode).

Selain diluncurkan dari wahana di permukaan, Spike ER juga handal diluncurkan dari helikopter. Bila diluncurkan dari helikopter, maka bobot rudal beserta tabung peluncurnya mencapai berat 55 kg. Dalam satu modul terdapat empat peluncur rudal yang siap tembak, sebagai paket terintegrasi pada modul sudah dilengkapi perangkat electro optical director dan fire control system.

Baca juga: Mistral – Andalan Pertahahan Udara Frigat dan Korvet TNI AL

Paket instalasi Typhoon MLS ER pada MPAC Filipina mencakup senapan mesin berat Mini Typhoon 12,7 mm yang dipasang pada haluan. Dari Sembilan unit MPAC yang dioperasikan AL Filipina, saat ini tiga unit telah diinstall Typhoon MLS ER. Sekilas tentang MPAC, kapal patrol serbu buatan Promptech Corp dengan berat 19 ton ini mampu melesat dengan kecepatan 40 – 45 knots. Dengan bodi alumunium dan pasokan tenaga dari waterjet engine, MPAC dengan bahan bakar penuh dapat menjelajah sampai 350 km. Kapal patroli serbu ini diawaki 5 orang dan dapat membawa 16 personel infanteri. (Haryo Adjie)

9 Comments