Turki Sukses Luncurkan Akya, Torpedo SUT Produksi Dalam Negeri
|Setiap negara yang mengoperasikan armada kapal selam, umumnya punya proyeksi untuk memproduksi torpedo secara mandiri. Di Indonesia misalnya, PT Dirgantara Indonesia pernah memproduksi heavyweight torpedo SUT (Surface Underwater Torpedo) secara lisensi dari AEG (Allgemeine Elektrizitäts-Gesellschaft), Telefunken, Jerman. Dan ada kabar terbaru datang dari Negeri Erdogan, diwartakan bahwa Turki untuk pertama kalinya telah meluncurkan torpedo produksi dalam negeri.
Baca juga: AEG SUT 533 mm – Heavyweight Torpedo dengan Pemandu Sonar Pasif dan Aktif
Dikutip dari savunmasanayist.com (22/3/2022), torpedo yang dimaksud adalah Akya, yang diproduksi oleh Roketsan. Belum lama ini, Akya dilaporkan berhasil diuji tembak dari kapal selam TCG Preveze (Type 209/1400). Dalam uji coba penembakan turut dihadiri Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar.
Setelah kedatangan sang Menhan, TCG Preveze meninggalkan pelabuhan. Setelah berlayar di permukaan sebentar, kapal selam itu menyelam saat mendekati tempat latihan. Setelah persiapan yang dilakukan, memasuki area latihan lapal selam di Teluk Izmit, Laut Marmara, dilakukan peluncuran torpedo Akya dengan mengambil sasaran ke kapal di permukaan.
Uji peluncuran torpedo Akya sekaligus membuktikan integrasi sistem penembakan nasional Muren. Torpedo Akya, yang dikembangkan oleh Roketsan dalam lingkup proyek yang diprakarsai oleh Presidensi Industri Pertahanan pada tahun 2009, akan digunakan oleh platform kapal selam untuk menghancurkan target bawah air atau permukaan.
Saat ini, Angkatan Laut Turki mengoperasikan beberapa jenis torpedo impor, seperti torpedo DM2A4 dari Jerman dan Mk46 dari Amerika Serikat. Dengan hadinya Akya, maka di masa mendatang ada harapan bagi AL Turki untuk melepaskan ketergantungan pasokan torpedo kelas berat di kaliber 533 mm.
Dari spesifikasi, torpedo Akya mengandalkan pasokan tenaga dari high energy chemical battery. Saat meluncur di kedalaman air Akya disokong brushless DC electric motor dan reversing propeller. Torpedo ini mengandalkan pemandu navigasi berupa active/passive sonar head dengan acoustic countermeasure capability dan backwater guidance. Ada dua mode untuk pengendalian torpedo, yakni internal steering dan external guidance dengan fiber optic cable.
Baca juga: Honeywell MK46: Jejak Sejarah Torpedo Ringan Andalan 2 Jenis Kapal Perang TNI AL
Akya pada dasarnya juga dapat dilepaskan dari kapal permukaan. Dengan hulu ledak underwater shock insensitive warhead, Akya dapat diledakan dengan detonasi proximity sensor dan impact. Bicara tentang jangkauan, Akya dapat menjangkau sasaran sejauh 50 km dengan kecepatan lebih dari 45 knots. (Bayu Pamungkas)
Roketsan semakin maju saja dalam pengembangan rudal. Yg lalu bekerja sama dng ASELSAN telah berhasil menciptakan Sistem pertahanan HISAR yg lebih ampuh dr PAC-3 buatan Sono yg loyo.
Tp klo utk terpedo, sdh bisa dipastikan Shkval punya Rusak yg paling strong bingit dan cepat banget ngacirnya. Blom ada tandingan hingga kini.
Klo Shkval dibuat utkenghantal destryer kelas Burket,
pdhl dulu PT DI dpt lisensi tuk merakit torpedo SUT,..sayang hingga kini Indonesia msh blom mampu mmbuat torpedo. Beda dgn turki,..dulu jg dpt lisensi merakit SUT dr jerman,..& krn keseriusan, komitmen yg tinggi dr pemerintahan turki yg berkelanjutan ttg penguasaan teknologi militer, skrg mrk mampu bikin sendiri torpedo dgn dasar mmpelajari teknologi SUT dulu yg mrk peroleh dr jerman.
Min, coba bahas drone sipil macam produk DJI dipake perang di Ukraina. Kayaknya menarik banget tuh.
Min, bahas spek blackhawk Filipina dong klo dibandingkan superpuma TNI performanya gmn?
Sudah pernah 🙂
Setelah bisa memproduksi torpedo harusnya ada perkembangan… Kenapa berhenti ya ?
Min, bahas spesifikasi kapal PC 60/ KRI dorang dan bawal yg baru diluncurkan PT CMS
jadi cuma sementara saja ya min?
min, mau tanya, torpedo SUT apakah masih diproduksi di PT DI?
Sudah tidak