Turki Luncurkan Sistem Pertahanan Udara Berlapis “Steel Dome”, Nasib S-400 Belum Pasti
|Dengan sikap keras Turki yang menentang invasi Israel di Jalur Gaza, maka bukan tidak mungkin Negeri Ottoman akan terseret konflik di Timur Tengah. Meski tidak terkait langsung dengan kegaduhan tersebut, ada kabar terbaru bahwa Turki telah meluncurkan sistem pertahanan udara berlapis yang disebut “Steel Dome.”
Baca juga: Akhir Tahun Ini, Rudal Hanud Jarak Jauh Siper Perkuat Komando Pertahanan Udara Turki
Seperti dikutip Yetkin Report (7/8/2024), disebut bahwa Steel Dome akan menjadi sistem pertahanan udara komprehensif pertama Turki. Namun, belum dipastikan apakah sistem rudal hanud S-400 dari Rusia akan disertakan dalam sistem ini atau tidak.
Salah satu keputusan terpenting yang dibuat pada rapat Komite Eksekutif Industri Pertahanan yang diadakan pada tanggal 6 Agustus 2024, yang diketuai oleh Presiden Tayyip Erdogan, adalah langkah Turki untuk membangun sistem pertahanan udara komprehensif yang disebut Steel Dome.
Menurut pernyataan yang dibuat oleh Direktorat Komunikasi Kementerian Pertahanan, Steel Dome digambarkan sebagai proyek “domestik dan nasional” yang akan memungkinkan sistem pertahanan udara (hanud) berlapis dan semua sensor dan senjata untuk bekerja secara terpadu di bawah struktur payung jaringan, menciptakan gambaran udara umum, mengirimkannya ke pusat operasi secara real-time, dan menyajikannya kepada para pengambil keputusan dengan dukungan kecerdasan buatan.
Jika kita menerjemahkan definisi teknis di atas, maka Turki sedang merancang sebuah sistem yang akan mengoperasikan semua sistem peringatan, termasuk melibatkan pesawat terbang, pesawat nirawak (drone), dan satelit, bersama dengan elemen rudal pertahanan ketinggian rendah dan tinggi, serta elemen jet tempur.
Sistem yang dikembangkan Turki, khususnya dalam 10-15 tahun terakhir, sebagian berkat sekutu NATO yang sebagian telah memberlakukan embargo senjata secara diam-diam ke Turki.
Bagaimana dengan S-400?
Pertanyaan tentang kontribusi S-400 pada Steel Dome menjadi pertanyaan besar. pasalnya sistem rudal pertahanan udara canggih ini dibeli dari Rusia seharga $2,5 miliar, dengan ongkos politik yang menyebabkan Turki didepak dari proyek jet tempur stealth F-35 Lightning II.
Posisi Turki saat ini adalah anggota NATO. Jika Steel Dome akan digunakan secara terintegrasi dengan sistem NATO, atau jika terbuka untuk ini, maka penggunaan S-400 akan cukup bermasalah. Lebih masuk akal jika terbuka untuk penggunaan bersama dengan NATO karena salah satu tesis penting Turki pada KTT NATO di Washington pada 9-11 Juli adalah memperkuat sayap Tenggara Aliansi.
Turki berkomitmen untuk meningkatkan anggaran pertahanan di atas 2 persen dari pendapatan nasional, sesuai dengan kriteria keanggotaan NATO, meskipun terjadi krisis ekonomi yang melanda Turki.
Di sisi lain, Presiden Erdogan, yang mengatakan bahwa Turki harus membeli S-400 karena AS dan Eropa tidak menjual sistem yang kompatibel dengan NATO, mengatakan bahwa Turki membutuhkan rudal ini. (Gilang Perdana)
AS Rayu Turki Kirim S-400 ke Ukraina dengan ‘Imbalan’ Bergabung Kembali di Program F-35 Lightning II
Baca juga:
Jangankan s400, s500 aja meleduk di Crimea, lawan rudal atacms tahun 90 an, 🤭
S-400 dipensiunkan saja karena tidak berguna lawan ATACMS di Ukraina. Hhhhhhhhh