TRF-1 CAESAR : Generasi Ketiga Self Propelled Howitzer TNI AD
Menuju target MEF (Minimum Essential Force) yang dicanangkan oleh pemerintah, masing-masing unit militer memang mendapat ‘jatah’ modernisasi alutsista. Meski pengadaannya terbilang pelan, tapi beberapa agenda kedatangan alutsista sudah ada di depan mata. Untuk elemen korps Artileri Medan (Armed) TNI AD misalnya, setelah lama tertinggal di segmen howitzer self propelled (gerak sendiri), ada kabar bahwa akan datang meriam TRF-1 CAESAR (Camion Equipe’ d’un Syste’me d’ ARtillerie).
Menurut kabar yang belum bisa dikonfirmasi, 37 unit CAESAR SPH (Self Propelled Howitzer) akan memperkuat batalyon Armed TNI AD. Kabar lebih lanjut 18 unit akan ditempatkan di Purwakarta – Jawa Barat, dan 18 unit lainnya di Ngawi – Jawa Timur, serta 1 unit untuk Pusdik Armed. Bila informasi tersebut benar maka yang akan ketempatanan CAESAR adalah Yon Armed 9 yang memang berlokasi di Purwakarta, dan Yon Armed 12 Kostrad yang bermarkas di Ngawi, dimana saat ini diperkuat meriam howitzer M2A2 kaliber 105mm.
Bila nyatanya CAESAR datang, dan bisa ditampilkan bersama MBT Leopard dalam HUT TNI bulan Oktober mendatang, maka merian swa gerak ini akan menjadi generasi ketiga self propelled howitzer yang digunakan TNI AD. Jenis meriam swa gerak yang pertama dimiliki TNI AD adalah AMX MK61 kaliber 105mm buatan Perancis, dan yang kedua adalah FH-2000 berkaliber 155mm buatan Singapura. Keduanya punya cirri khas yang berlainan, AMX-MK61 dirancang diatas platform tank ringan AMX-13, sedangkan FH (field howitzer)-2000 dirancang dengan sosok meriam konvensional tapi punya mesin berpenggerak diesel yang bisa melaju 10Km per jam. Sampai saat ini FH-2000, meski jumlahnya hanya 6 pucuk, menjadi meriam Armed dengan caliber terbesar yang dimiliki TNI AD.
Nah, beda dengan CAESAR, meriam ini dirancang diatas platform truk Renault Defense Sherpa 5 dengan penggerak 6×6. Dengan platform truk, baik meriam, kru, dan amunisi bisa dibawa dalam satu unit, sehingga bisa digelar lebih cepat. Truk Sherpa 5 sudah dirancang khusus dengan penguatan chasis, bahkan ada teknologi yang diterapkan pada ranpur beroda yakni CTIS (central tire inflation systems) untuk mengatur tekanan ban dari dalam kabin juga disematkan, sehingga CAESAR bisa berjalan di beragam medan berat. Dalam gelar operasinya, CAESAR membawa 6 awak, dimana untuk urusan kabin sudah dilengkapi perlindungan anti Nubika (nuklir, biologi, dan kimia). Lapisan body truk ini pun sudah dibuat kebal untuk menahan proyektil peluru caliber 7,62mm dan pecahan mortar kaliber 80mm.


Bicara tentang meriamnya, TRF-1 mengusung kaliber 155/52mm dengan jarak tembak maksimum 42.000 meter dan jarak tembak minimum 4.500 meter. Kecepatan tembak meriam ini dapat memuntahkan 6 proyektil untuk setiap menitnya. Hebatnya sistem pemuatan amunisi sudah mengaplikasikan jalur otomatis ala revolver, pengisi tinggal menaruk proyektil ke rak, dan pengisi akan memasukkannya langsung ke dalam kamar peluru. Perlu diketahui, berbeda dari meriam TNI AD sebelumnya, CAESAR sudah mengadopsi sistem amunisi tanpa selongsong (caseless), alhasil bobot amunisi yang dibawa lebih ringan, dan tentu saja ramah lingkungan. Dalam 1 unit truk CAESAR dapat membawa 16 amunisi yang ditelakkan dalam kompartemen kedap air dan api yang masing-masing mampu memuat delapan proyektil dan ditaruh pada flatbed di bawah laras meriam.
Sistem manajemen penembkkan CAESAR sudah tergolong canggih dan akurat, mengadopsi teknologi FAST buatan Nexter EADS yang dibekali ROB4 muzzle velocity radar systems, SAGEM SIGMA 30 navigation systems, dan tentunya GPS (Global Positioning Systems).SIGMA 30 merupakan intertial guidance system pertama di dunia yang langsung ditempelkan ke landasar meriam, menjadikan akurasi maksimal karena berada dekat dengan laras. Untuk urusan amunisi, ada jenis LU211HE, LU211M, Ogre, SAMPRASS, BONUS MK.2 dan SPACIDO. Ditilik dari kecanggihan, proyektil SAMPRASS misalnya, ketika meluncur di udara akan menerima sinyal satelit GPS dan mengoreksi target sasarannya berdasarkan input yang diterima.

CAESAR secara keseluruhan memiliki bobot 18,5 ton, keunggulan lain dari sista ini adalah dalam mobilitas. Bila CAESAR jadi dibeli TNI AD, maka 1 unit CAESAR dapat dibopong oleh pesawat angkut berat C-130H TNI AU. Sedangkan untuk Airbus A-400M dapat membawa 2 unit CAESAR siap tempur. Rasanya tak salah pilih bila TNI AD memilih CAESAR, pasalnya meriam ini juga sudah punya pengalaman tempur yang sesunguhnya (battle proven). Dimana 8 unit CAESAR telah didatangkan ke Afghanistan oleh AD Perancis pada tahun 2009 lalu, meriam ini diarahkan untuk melakukan bantuan tembakan artileri guna mendukung gerakan pasukan infantri. Di bumi Afghanistan sendiri, CAESAR menjadi meriam swa gerak satu-satunya yang dioperasikan oleh NATO/ISAF.
Spesifikasi CAESAR
– Negara asal : Perancis – Nexter GIAT
– Kaliber : 155/52mm
– Berat : 18,5 ton
– Dimensi truk : 7,32 x 2,5 x 3,26 meter
– Dimensi seluruhan : 10 x 2,5 x 3,7 meter
– Jarak tempuh : 600 Km
– Kecepatan : 50 Km/jam – off road dan 100 Km/jam – on road
– Jarak tembak max : 42 Km
– Jarak tembak min : 4,5 Km
– Negara pengguna : Perancis, Arab Saudi, dan Thailand.
Related Posts
-
Meriam AU-220M di KRI Tombak 629, Sejenis dengan Derivatsiya-PVO 57mm di Tank BMP-3
10 Comments | Jun 16, 2021 -
ASM-135 ASAT – Satu-satunya Rudal dari Jet Tempur yang Sukses Hancurkan Satelit di Luar Angkasa
11 Comments | Sep 24, 2020 -
Norwegia Kabulkan Permintaan Volodymyr Zelenskyy, Telah Dikirim Rudal Hanud Meski Bukan NASAMS
No Comments | May 5, 2022 -
Jelang Uji Terbang Perdana, Prototipe Drone Elang Hitam Disebut Gunakan Mesin Piston Rotax 915 iS
20 Comments | Jan 6, 2022
Horeee artikel baru,
PERTAMAX ya bung
Hahaha:-D
Oh ya bung admin, indonesia kan udah punya jg self propelled mlrs yg bru dan skrng dpake marinir. Waktu di tv kan dlihatin uji coba tembak nya.. Kalo di indomiliter kan hanya membhas yg lama. Tolong dcrikan informasi mengenai self propelled mlrs yg bru itu. Thanx
self propelled MLRS? br denger ane gan 😀 RM-70 GRAD kaleee,setau ane marinir cuman punya 9 ekor itupun beberapa sudah tidak laik operasional….sudah belinya barang bekas teknologinyapun era 70an..knapa kgak skalian beli BM-21 ajah yg ori ruski atau type 81 kopiannye dari koh panda????
Tadi dsebut kan selain kedatangan tfr-1 caesar dtulis jg kedatangan tank leopard. Bneran tu? Bekas apa bru? Brapa tank kira2.
Btw indonesia jdi beli heli apache jg ga?
Selain itu bgmana heli AKS yg akan dbeli indonesia,? Serta amunisi utk sukhoi yg blum dbeli.
Mohon tanggapan nya
Wah kalau untuk tanggapan, ada baiknya dilempar ke Kemhan dan anggota Komisi I DPR ya mas 🙂 secara ya mereka sendiri yg mengkumandangkan mau beli ini dan mau beli itu.. Untuk heli AKS TNI AL bila tak diingatkan memang bisa jd kasus gone with the wind
kalo caesar sih kabarnya sedang on board di kapal pengangkut.Leopard jg siap kirim,cm bekas.leopard yg kita beli seri 2A6 bekas bundeswehr sedangkan yg terbaru 2A7.Tapi soal kualitas jangan tanya dah.Jerman itu raja tank dan yg kita beli baru 10 tahun dipake n terawat baik.maklum,jerman terkenal disiplin soal rawat barang.tak usahlah liat dewa ruci yg juga buatan jerman th.50an.liat aja parchim kita masih bisa berlayar khan?padahal itu sudah produk paling buangan di jerman…
TNI masuk desa lagi Mas.. nanem kedele,ketan,padi aja, peralatan perang mahal mubazir gak kepake
salah! gimana kalo TNI membantu mudik lebaran sajah TNI AD (angkutan darat), TNI AL(angkutan laut) dan TNI AU (angkutan udara) 😛
Kok ditempatkan di jawa semua?
Bila informasi penempatan ini benar, tentunya ada pertimbangan strategis, semisal letak posisi jawa yg berada di tengah2 wilayah indonesia. Ditambah 2 lokasi yg dimaksud tak jauh dari home base skadron angkut berat Hercules, di lanud Halim dan Amburahman Saleh. Dalam gelar operasinya 1 unit CAESAR bisa diangkut oleh sebuah C-130H Hercules. Ini hanya sebuah analisa lho, benar tidaknya kita tunggu saja kabar pastinya nanti 🙂
yg “ngangkutnya” ajah masih belom nambah tuh 😀 moga2x hibah 10an herky bisa terlaksana secepatnya
agak gimana gitu kalo denger kata ‘hibah’, kesannya kok kaya dhuafa banget kita yaa…hahaha
jema’ah HIBAHBIYAH strooong 😀
padahal dulu kita yg ngehibahin skadron MIG 19 kita sama Pakistan dan ribuan senapan dan mortir ke Afghanistan.Sekarang kita yg nerima hibah hik hik hik…
hibah with “upgradable cost” of course 🙁
Dewan Pimpinan Ranting PARTAI AMANAT NASIONAL kelurahan Pondok Karya PONDOK AREN TangSel Banten Mendukung penambahan howitzer TNI.AD dengan meriam CAESAR ini sebanyak 37 unit,akan tetapi kebutuhan ARMED TNI.AD jangan cuma didominasi ditempatkan di pulau jawa,ARMED TNI yang berada di PAPUA,KALIMANTAN,SULAWESI,SUMATRA dan BALI dsk bisa dijadikan acuan kekuatan tempur YON ARMED TNI.AD.Melalui hal ini kami sampaikan aspirasi kami KADER PAN.
Dewan Pimpinan Ranting PARTAI AMANAT NASIONAL Pondok Karya Pondok Aren TangSel BANTEN mendukung TNI.AL Menambah 11 unit HELI AKS guna menambah mobilitas kemampuan tempur TNI.AL,kami juga mengusulkan agar TNI.AL juga bisa mendirikan SEKOLAH PENERBANG TEMPUR TNI.AL,guna menambah kekuatan tempur TNI.AU,bisa mempergunakan hibah dari HIBAH F.5 E/F tiger II Taiwan dan Korea Selatan.Siapa tau,pemerintah ARAB SAUDI juga berniat memberikan hibah yang sama F.18 dihibahkan ARAB SAUDI.karna sesama muslim wajib membantu
Caesar hrs dibuatkan modifnya yg lebih bagus oleh Pindad, segera didsitribusikan kesatuan2 batalyon2 AD/AL dan pindad juga memodif amunisinya. Jayalah TNI ku…………………………………………….