Update Drone KamikazeKlik di Atas

Tolak Tawaran Upgrade ke Standar F-16 Viper, Mesir Putuskan Akuisisi Jet Tempur Chengdu J-10C

Lantaran hanya dianggap sebagai sekutu “kw2” di Timur Tengah, Mesir rupanya menolak tawaran dari Amerika Serikat untuk meningkatkan (upgrade) armada jet tempur F-16 Fighting Falcon-nya ke standar Viper. Seperti diketahui, Angkatan Udara Mesir seperti saat ini mengoperasikan lebih dari 200 unit F-16 dalam berbagai varian. Alih-alih memperpanjang umur ‘Elang Penempur’, Mesir dikabarkan justru memilih untuk membeli jet tempur dari Cina.

Baca juga: Pakistan Gunakan ‘Trio Alutsista’ dari Cina untuk Serang Iran – JF-17 Thunder, J-10C Vigorous Dragon dan Drone Wing Loong II

Pada tanggal 19 Agustus 2024, Kementerian Pertahanan Mesir dilaporkan telah memesan untuk pertama kalinya untuk jet tempur generasi keempat Cina, Chengdu J-10C. Keputusan ini menggarisbawahi upaya Kairo yang sedang berlangsung untuk memperdalam hubungan strategis dan ekonomi dengan Beijing, menyusul masuknya Negeri Piramid ke blok BRICS pada awal tahun ini.

Dengan akuisisi ini, Mesir menjadi negara kedua yang membeli J-10C setelah Pakistan. Sementara itu, laporan yang belum dikonfirmasi menunjukkan bahwa Sudan mungkin telah merundingkan kesepakatan serupa sebelum komplikasi pemberontakan pada bulan April 2024 menunda pembicaraan. J-10C diharapkan dapat menggantikan armada F-16 Fighting Falcon Mesir yang menua karena secara bertahap dihapuskan.

Beredar spekulasi bahwa keputusan Mesir untuk membeli J-10C merupakan alternatif dari proposal AS untuk paket peningkatan F-16V. J-10C menawarkan kemampuan tempur yang lebih unggul dibandingkan dengan model F-16 yang disempurnakan, semuanya dengan biaya yang sebanding.

Sebagian besar jet tempur generasi keempat negara Mesir (termasuk Mirage 2000 dan Rafale) berasal dari sumber-sumber Barat. Dan pembelian jet tempur J-10C menandai perubahan signifikan, yang mencerminkan lanskap politik yang terus berkembang.

F-16C AU Mesir
F-16A AU Mesir.

Laporan terbaru menunjukkan pilihan Mesir pada J-10C, karena pejabat di Kairo menyuarakan kekhawatiran yang meningkat atas operasi militer Israel yang didukung Barat di Gaza. Pejabat di Kairo khawatir operasi ini dapat memaksa penduduk Gaza untuk mencari perlindungan di Mesir.

Akuisisi yang mungkin ini sangat penting jika mempertimbangkan armada jet tempur Mesir saat ini, yang telah lama dipandang tidak cukup siap untuk menghadapi konflik antarnegara yang besar.

Mesir Rayakan 40 Tahun Pengoperasian F-16, Negara Keempat Terbesar Pengguna Fighting Falcon

Angkatan Udara Mesir saat ini mengoperasikan F-16A (32 unit), F-16B (8 unit), F-16C (136 unit) dan F-16D (42 unit). Meski jumlahnya lumayan besar, namun F-16 Mesir disebut sebagai salah satu jet tempur generasi keempat yang paling tidak mampu di dunia. Lantaran adanya tekanan dari Israel kepada AS, F-16 Mesir sangat diturunkan kemampuannya (downgrade) dan dibatasi pada persenjataan era Perang Dingin yang sudah usang, sama sekali tidak memiliki kemampuan udara-ke-permukaan jarak jauh modern.

Selama bertahun-tahun, Mesir telah menghadapi beberapa rintangan politik dalam memodernisasi dan mempersenjatai F-16-nya dengan persenjataan canggih. Tantangan yang signifikan adalah hubungannya yang rumit dengan Amerika Serikat. Karena armada F-16 Mesir sebagian besar berasal dari AS, kesepakatan senjata dengan Washington sering kali terikat oleh kondisi politik yang ketat.

Dikutip Bulgarianmilitary.com, keputusan kebijakan luar negeri AS sering kali mendikte aliran peningkatan dan sistem persenjataan canggih, berdasarkan pada masalah-masalah seperti hak asasi manusia, konflik regional, atau aliansi suatu negara. Misalnya, setelah penggulingan militer Presiden Mohamed Morsi pada tahun 2013, AS untuk sementara menangguhkan bantuan militer, yang menunda peningkatan penting untuk F-16 Mesir yang sudah tua. Hal ini, ditambah dengan kontrol AS atas suku cadang dan pembatasan operasional yang ketat pada pesawat, secara signifikan menghambat kekuatan udara Mesir.

Selain itu, jet tempur Rafale yang dipasok Perancis (dipesan pada tahun 2015), juga mengalami penurunan kinerja yang signifikan. Yang paling menonjol, tidak adanya rudal udara ke udara Meteor sangat membatasi kemampuan tempur mereka. (Gilang Perdana)

Diklaim Ungguli Kinerja Mesin Rusia, Jet Tempur Chengdu J-10 Dipasangi Mesin Buatan Dalam Negeri

10 Comments