TNI AU Operasikan Inflatable Hangar untuk Jet Tempur, Dapat Disiapkan Kurang dari 24 Jam

Dengan jumlah pesawat tempur yang terbatas, sementara luas wilayah yang harus dilindungi sangat luas, maka TNI AU perlu mengoptimalkan kesiapan operasi di setiap pangkalan aju (lanud garis depan) bila suatu waktu diperlukan misi patroli di wilayah terluar. Dari sekitar 30 lanut yang dioperasikan TNI AU, sebagian besar belum memiliki infrastruktur dan pra sarana yang memadai untuk ‘menerima’ tamu jet tempur dari lanud utama.

Baca juga: Gelar Satu Skadron Gripen Ke Pangkalan Aju, TNI AU Hanya Butuh Satu C-130 Hercules

Yang jadi tantangan bukan sebatas spesifikasi runway (landasan) di lanud yang bersangkutan, lebih dari itu, untuk siap menerima kedatangan jet tempur, pangkalan aju juga idealnya memiliki pra sarana seperti hanggar atau minimal shelter. Selain untuk tempat berteduh pesawat tempur, sarana seperti hanggar diperlukan untuk proses pemeliharaan dan perbaikan.

Contoh lanud aju adalah Lanud Raden Sadjad di Pulau Natuna, yang fungsinya sebagai basis patroli bagi jet tempur TNI AU yang melaksanakan patroli udara di Laut Natuna Utara. Lanud Raden Sadjad sejak beberapa tahun lalu telah dilengkapi hanggar dan shelter, namun masih banyak lanud-lanud lain yang belum punya fasilitas hanggar untuk ‘parkir’ jet tempur.

Seperti diketahui, untuk misi patroli dalam ‘garnisun udara,’ penugasan flight (tiga pesawat tempur) umumnya dalam durasi minggu atau bulanan di lanud aju. Selama masa penugasan tersebut, jet tempur sebagai alutsista yang mahal perlu mendapat perlindungan khusus.

Perlindungan yang dimaksud bukan hanya terkait keamanan, melainkan bagaimana agar jet tempur dapat terlindung dari suhu panas dan lembab yang memang menjadi ciri khas iklim tropis di Indonesia. Lingkungan yang lembab menyebabkan masalah korosi dan karat, sementara panas tinggi dengan sinar ultraviolet (UV) dapat merusak sistem elektronik.

Menyadari hal tersebut, TNI AU kini telah mengoperasikan inflatable hangar. Dikutip dari laman aviatech-hangars.com, disebutkan TNI AU saat ini telah mempunyai empat unit hanggar tiup. Dari spesifikasi, inflatable hangar yang sempat diuji pasang di Lanud Halim Perdanakusuma ini telah dilengkapi material anti UV. Ukuran ‘pintu’ hanggar adalah 17 x 7 meter dengan masing-masing hanggar punya total luas 620 m². Seperti terlihat dalam foto, inflatable hangar buatan Aviatech ini dapat dimuati oleh Sukhoi Su-30.

Menghadapi karakteristik cuaca di Indonesia yang cepat berubah disertai angin kencang, maka hanggar tiup TNI AU diperkuat dengan kerangka pendukung tambahan untuk menahan kecepatan angin hingga 50 meter per detik. Setiap fasilitas memiliki sistem otomasi terintegrasi untuk efisiensi energi dan stasiun cuaca yang dapat diakses dari jarak jauh.

Inflatable hangar dilengkapi dengan pencahayaan berupa lampu LED (250 LUX). Kemudian ada unit pembangkit listrik tenaga diesel multiguna opsional (GPU, 360 kVA) yang dapat menghidupkan jet tempur apa pun, selain juga berfungsi sebagai sumber daya utama pangkalan. Setiap set pengiriman inflatable hangar menyertakan sistem cadangan daya untuk mengantisipasi pemadaman listrik.

Baca juga: Aero India 2017 – Saab Perkenalkan Hanggar Kamuflase dan Deployable Aircraft Maintenance Facility

Keseluruhan sistem deployable aircraft maintenance facility ini dapat diangkut oleh satu unit C-130 Hercules. Sementara waktu yang dibutuhkan untuk memompa hanggar ini adalah 15 jam. Dengan spesifikasi tersebut, maka diharapkan deployment kekuatan udara di pangkalan aju dapat disiapkan kurang dari 24 jam. (Haryo Adjie)

17 Comments