TNI AL Buka Tender Pembangunan Hanggar Drone Intai ScanEagle

Tanda-tanda bakal beroperasinya Skadron Udara 700 Puspenerbal kian dekat, persisnya setelah ada kabar bahwa TNI AL akan membuka tender proyek pembangunan hanggar untuk armada drone intai maritim ScanEagle. Seperti diketahui, Puspenerbal TNI AL akan menerima 14 unit drone ScanEagle sebagai bagian dari paket hibah dari Amerika Serikat lewat program pembangunan kapasitas untuk angkatan laut Asia Tenggara yang dikenal sebagai Maritime Security Initiative (MSI).

Baca juga: Diintegrasikan Oleh PT Len, TNI AL Akan Terima 14 Unit Drone Intai Maritim ScanEagle

Dikutip dari Janes.com (7/7/2020), disebutkan fasilitas hanggar ScanEagle rencananya akan dibangun di Lanudal Juanda, Surabaya, yang dikenal sebagai home base bagi Satuan Puspenerbal. Nilai tender yang disiapkan untuk pembanguan hanggar mencapai US$430 ribu atau sekitar Rp6.224.864.000.

Biaya tersebut sudah mencakup konsultasi desain dan konstruksi hanggar. Selain digunakan untuk menyimpan drone, hanggar juga digunakan sebagai tempat penyimpanan beragam perangkat pendukung, sebut saja alat-alat pemeliharaan dan perbaikan. Drone ScanEagle juga memerlukan perangkat pelontar, yang tentunya akan disimpan di hanggar tersebut nantinya.

Bagi perusahaan yang ingin turut serta dalam tender pembangunan hanggar, dipersyaratkan mengajukan penawaran finansial, dipimpin oleh tim manajemen yang berpengalaman dan dapat menunjukkan bukti kompetensi teknis dalam membangun fasilitas serupa.

Rencana pembentukan Skadron 700 sudah dipersiapkan sejak Juli 2018, namun dibandingkan Malaysia dan Filipina, justru Indonesia yang menerima terakhir paket hibah ScanEagle dari AS. Drone ScanEagle memiliki nilai US$28,3 juta, dan dibutuhkan TNI AL untuk meningkatkan kemampuan ISR maritim dan mendukung beragam misi khusus.

Nantinya Indoensia hanya akan mengeluarkan dana sekitar Rp10 miliar untuk mengintegrasikan dan memastikan keamanan data dari peralatan ini dengan alutsista lainnya. Dalam proyek integrasi tersebut, PT LEN Industri yang akan bertugas untuk melakukan integrasi sistem pada drone.

Baca juga: Skadron Udara 700 Puspenerbal, Dibentuk dengan Kekuatan Drone ScanEagle

Dalam menjalankan misi intai, ScanEagle dapat mengudara sampai 22 jam 10 menit. Bahkan pada uji coba dengan bahan bakar JP5, endurance ScanEagle bisa sampai 28 jam 44 menit di udara. Struktur drone ini terdiri dari lima modul replaceable, yakni bagian hidung, badan pesawat (fuselage), avionik, sayap dan sistem propulsi. Sementara lebar bentang sayap keseluruhan (dengan winglet) mencapai 3,1 meter. (Bayu Pamungkas)

32 Comments