TNI AL Berpotensi Tahun ini Diperkuat Dua Unit OPV Rasa Frigat Paolo Thaon di Revel Class
|Dengan metode rapid acquisition, ada peluang bagi TNI AL untuk kedatangan dua OPV (Offshore Patrol Vessel) rasa frigat dari Italia, yakni Paolo Thaon di Revel class, pada tahun ini. Bila kabar kedatangan dua Thaon di Revel class benar adanya , maka pengadaan kapal perang yang diproyeksikan sebagai pengganti frigat Van Speijk (Ahmad Yani) class, terbilang cepat, pasalnya baru pada pertengahan tahun lalu ditawarkan ke Indonesia.
Kebutuhan kapal kombatan menjadi isu yang krusial bagi armada TNI AL, yang sebagian besar kapal perangnya sudah berusia tua dan akan memasuki masa purna tugas. Meski dua OPV Thaon di Revel class akan didatangkan dalam waktu relatif cepat, namun status kapal perang yang akan dibeli bukan barang bekas.
Mengutip Defense News (1/11/2023), Italia dikabarkan tengah berupaya menjual dua OPV multirole Pattugliatore Polivante d’Altura (PPA) Paolo Thaon di Revel class ke Indonesia. Menteri Pertahanan Italia Matteo Perego mengungkapkan, ketegangan dengan Cina di kawasan yang menurutnya, Indonesia perlu membutuhkan kapal baru dengan cepat.
Kapal-kapal yang akan dijual tersebut adalah yang sudah dibangun untuk Angkatan Laut Italia untuk mempercepat pengiriman. “Saat ini, anda tidak bisa lagi berpikir untuk mengirimkan kapal dalam waktu tiga tahun, kita perlu mempercepat programnya,” kata Perego.Jika negosiasi berhasil, kontrak tersebut dapat bernilai sekitar 700 juta euro.
Italia sendiri memesan tujuh unit OPV rasa frigat ini dari Fincantieri, dan kapal keenam dari pesananan itu baru saja diluncurkan, yakni Ruggiero di Lauria pada 6 Oktober 2023. Sedangkan dua unit PPA yang akan dijual ke Indonesia adalah yang sudah diluncurkan tetapi belum beroperasi, atau mungkin termasuk kapal ketujuh yang belum diluncurkan.
Angkatan Laut Italia nantinya kembali memesan dua unit PPA Thaon di Revel class tambahan untuk kebutuhan mereka sendiri.
Salah satu Paolo Thaon di Revel class baru saja melakukan pelayaran ke Indonesia, yaitu ITS Francesco Morosini P431, yang tiba di Jakarta pada 18 Juli 2023. Meski dari spesifikasi dan persenjataan lebih pas disebut sebagai korvet atau frigat, namun label yang disematkan untuk ITS Francesco Morosini (Paolo Thaon di Revel class) adalah OPV atau kapal patroli lepas pantai.
Dari spesifikasi, Paolo Thaon di Revel class punya bobot standar 4.880 ton dan bobot penuh 5.830 ton. OPV ini punya panjang 143 meter dan lebar 16,5 meter. Francesco Morosini mengandalkan propulsi CODAG (Combined diesel and gas). Kecepatan maksimumnya 32 knots dan dapat menjelajah hingga 9.300 km dengan kecepatan ekonomis 15 knots.
Bicara persenjataan, Thaon di Revel class dibekali 1 × OTO Melara 127/64 mm Vulcano with Automated Ammunition Handling System (AAHS) pada haluan, 1 × OTO Melara 76/62 mm Strales Sovraponte Anti-aircraft gun pada buritan, 2 × Oto Melara Oerlikon KBA B06 remote mounting, rudal hanud CAMM-ER 2 x 8-cell dengan peluncur DCNS SYLVER A70 VLS, rudal anti kapal/permukaan 8 × Teseo\Otomat Mk-2/E dan 2 x triple tube torpedo launcher WASS B-515/3 untuk torpedo Black Arrow 324 mm.
MBDA Teseo Otomat – Rudal Anti Kapal Andalan di Frigat FREMM dan Maestrale Italia
Meski belum dapat dipastikan, kabarnya pesanan untuk Indonesia belum termasuk bekal rudal anti kapal. Namun pengadaan ini bisa menjadi momen penting bagi TNI AL, lantaran untuk pertama kalinya kapal perang Indonesia menggunakan meriam OTO Melara 127/64 mm, yang otomatis mengalahkan kaliber meriam terbesar di arsenal kapal perang TNI AL, yaitu pada korvet Fatahillah class dengan Bofors 120 mm.
OPV rasa frigat ini punya dua fasilitas hanggar helikopter, sementara luas flight deck mencapai 25,5 x 16,5 meter. Helikopter yang dibawa pun terbilang sangar, yakni 2 × SH90 atau 1 × AW101 varian anti kapal selam. (Gilang Perdana)
Modelnya seperti ketinggalan jaman beda model dengan desain fregat merah putih
setuju om, kalau utk AAW ya mestinya minimal 32 SAM, kalau bisa 48/64 lebih ok
Jgn sampe kapal sangar senjata memble
Sebetulnya terlalu tanggung senjata yg dibawa untuk kapal sebesar itu. 16 AAW jelas tidak cukup untuk menjaga area wilayah Indonesia yg luas atau Medan pertempuran yg kompleks. Butuh 32 hingga 64 VLS AAW dalam sekali angkut biar bisa menjaga wilayah Indonesia dg baik, syukur kalo bisa bawa sebanyak 96 rudal AAW. Kapal OPV serahkan ke galangan lokal aja udah cukup.
Klu skema nya spt di atas trs TOT nya apa ya ?
Brarti kan kapal jd yg di kirim lgsg kmr.
Jika memang akan dikirim kesini segerakan saja full spek senjata bawaan jangan lagi dipasangi jenis senjata FFBNW yang mengusik kalbu marai bludrek penonton
nah ini baru pas untuk kapal kombatan TNI AL,tinggal sistem persenjataannya yang harus dilengkapi kalau jadi,soalnya kebiasaan beli barang kopongan,sekalinya dipasang rudal cuma 2 biji doang😁🤣🤭
Bukan yg itu… Kalau Revell yg anda maksud (pakai double L) itu mah brand model kit, RC, dan mini 4WD
FREMM apa kabar?
Paolo Thaon di Revell? Yang bikin miniatur konstruksi pesawat tempur bukan sih? Duku pernah dapet hadiah euro E2000 “typhoon”. Ngerakit sendiri eh hilang 🙈
kalau TNI AL jadi beli 2 Paole di Revel + 4 unit tambahan
dan 2 unit Frigat Merah putih ditambah bangun lagi 4 unit yg sama. saya pilih pak Bowo lah