TNI AD Gunakan Mortir Kaliber 120mm Buatan Bosnia-Herzegovina, Ini Spesifikasinya
|Mortir tentunya tak asing lagi di arsenal persenjataan TNI, terutama dikelompokan sebagai senjata bantu infanteri. Selain penggunaan mortir kaliber 40, 60 dan 81 mm, ada kabar bahwa TNI AD akan mengoperasikan mortir dengan kaliber lebih besar, yakni 120 mm.
Baca juga: M43 120 mm – Mortir Kaliber Besar Era Operasi Trikora
Di masa lalu, mortir kaliber 120 mm pernah digunakan oleh Korps Marinir (d/h KKO AL), yakni dari jenis M43 buatan Uni Soviet yang dioperasikan Resimen Bantuan Tempur Marinir TNI AL. Dari akun Instagram Lembaga Keris, Brigadir Jenderal TNI Agus Isrok Mikroj, Kepala Dinas Kelaikan Angkatan Darat (Kadislaikad), telah melaksanakan kelaikan alutsista mortir 120 mm di Fasilitas BNT-Tvornica Masina I Hidraulike O.D.D, Bosnia-Herzegovina, Jumat (26/7/24).
Kunjungan tersebut merupakan bagian dari upaya TNI AD untuk memastikan kesiapan dan keandalan alutsista yang akan digunakan dalam mendukung operasi dan tugas-tugas pertahanan. Alutsista mortir 120 mm, yang diproduksi di fasilitas BNT-Tvornica Masina I Hidraulike O.D.D, telah melalui serangkaian uji kelaikan dan evaluasi guna memastikan kualitas serta efektivitasnya dalam berbagai kondisi medan.
View this post on Instagram
Dalam kegiatan tersebut, Agus Isrok Mikroj menyampaikan pentingnya standar kelaikan yang tinggi bagi setiap alutsista yang akan digunakan oleh TNI AD. “Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas dan kesiapan alutsista demi menjaga kedaulatan dan keamanan negara. Setiap komponen harus memenuhi standar tertinggi untuk memastikan operasional yang optimal di lapangan,” ujar Brigjen TNI Agus Isrok Mikroj.
Selain itu, kunjungan ini juga mempererat kerja sama antara Indonesia dan Bosnia-Herzegovina dalam bidang pertahanan. Fasilitas BNT-Tvornica Masina I Hidraulike O.D.D telah menjadi mitra strategis dalam penyediaan alutsista berkualitas tinggi bagi TNI AD.
Dengan selesainya kegiatan kelaikan ini, diharapkan mortir 120 mm dapat segera dioperasionalkan dan memberikan kontribusi signifikan dalam memperkuat kemampuan pertahanan TNI AD. Dari situs resmi BNT-Tvornica Masina – bnt-tmh.ba, setidaknya ada dua jenis mortir konvensional (manual) kaliber 120 mm yang diproduksi BNT-Tvornica Masina, masing-masing adalah M74 dan M75.
M74 Light Mortar
Mortir M74 dirancang oleh Military Technical Institute di Yugoslavia. Ini adalah senjata dengan lubang halus (smooth bore), pemuatan munisi lewat moncong (muzzle-loading), dan sudut tembak tinggi (high-angle-of-fire) yang digunakan untuk dukungan tembakan tidak langsung jarak jauh.
Mortir ini dapat digunakan sebagai pendukung infanteri untuk menghancurkan personel dan posisi tembak musuh, untuk membuka rute melalui rintangan kawat berduri dan ladang ranjau, untuk menghancurkan objek yang dibentengi, untuk menghancurkan elemen infrastruktur, penerangan dan memasang tabir asap.
Mortir M74 jika dibongkar dapat dibawa oleh 3 orang tentara sehingga memiliki kemampuan unik dalam transportasi di daerah yang memiliki hambatan atau di perkotaan dibandingkan dengan mortir yang lebih berat.
Dari spesifikasi, M74 memberikan laju tembakan 12 proyektil per menit. Jarak tembak maksimum 6.400 meter dan jarak tembak minimum 250 meter. Bobot mortir tanpa amunisi 105 kilogram, sementara bila dipasang pada platform trailer dua roda, maka beratnya mencapai 207 kilogram. Lantaran diproduksi saat era Yugoslavia berjaya, maka saat ini mortir M74 diproduksi oleh perusahaan Serbia PPT Namenska dan BNT dari Bosnia-Herzegovina.
M75 Light Mortar
M75 punya profil yang mirip dengan M74, namun ada perbedaan pada spesifikasi. M75 dapat memberikan laju tembakan 15 proyektil per menit (awal) dan 9 proyektil pada menit selanjutnya. Jarak tembak maksimum 9.500 meter dan jarak tembak minimum 297 meter. Bobot mortir tanpa amunisi 178 kilogram, sementara bila dipasang pada platform trailer dua roda, maka beratnya mencapai 261 kilogram. (Gilang Perdana)
KM-8 Gran – Mortir Pintar Kaliber 120mm dengan Sistem Pemandu Laser
Pak Min, mortir dari Bosnia ini apa pengembangan dari M43 era Soviet ?
nah mantap, tni memang lebih baik diperkaya artilery daripada ranpur konvensional, meski tentu saja ranpur konvensional juga perlu, namun areal hutan dan bukit² di indonesia yang bisa dibilang mirip dengan vietnam menjadikan tni lebih baik diperkaya artileri, disamping ranpur konvensional juga tetap diperlukan, karena bantuan udara tergolong mahal maka solusinya ya artileri, jika dikombinasikan dengan drone maka pertempuran tni di areal bukit dan hutan semisal papua atau sulawesi bisa lebih efektif dan efisien
Min apakah PT Pindad tdk ada produksi snjt semacam ini?
ada tp belum di kaliber 120 mm
Jangan lupa lisensi baik mortar dan pelurunya lalu jangan lupa IFV Badak varian mortar tetap dilanjutkan untuk menunjang pertempuran dimasa depan yg semakin kompleks.