Tinggalkan Model Ski-Jump, Cina dan India Pilih Peluncur EMALS untuk Kapal Induk Generasi Terbaru
|Saat ini, sebagian besar kapal induk dominan menggunakan peluncur model ski-jump, yang ditandai dengan adanya desain lengkung vertikal pada ujung dek. Tidak ada yang keliru dari model peluncur ski-jump, pasalnya Inggris dan Rusia (sejak era Uni Soviet) sudah jamak mengedepankan model ski jump pada armada kapal induknya. Tak berhenti disitu, adopsi ski-jump lantas diikuti oleh Spanyol, dan yang terbaru adalah Cina yang belum lama meluncurkan kapal induk produksi pertamanya, Type 001A Shandong.
Baca juga: Ditawarkan ke AL India, Boeing Uji Lepas Landas F/A-18 Super Hornet Lewat Ski Jump
Mengadopsi model ski-jump membawa beberapa keuntungan, seperti menurunkan bobot kapal dan memperkecil biaya operasional, yang kesemua aspek tersebut menjadi aspek minus dari adopsi peluncur model catapult (ketapel).
Peluncur model catapult (steam catapult), hingga kini digunakan pada semua kapal induk nuklir AS dan Perancis. Meski ada biaya operasional ekstra dari penggunaan catapult, namun meluncurkan jet tempur lewat catapult punya keuntungan tersendiri, dimana jet tempur dapat terbang dengan membawa bahan bakar penuh, plus persenjataan maksimal.
Sebaliknya, model peluncur ski-jump meski praktis dan irit budget, namun menyebabkan pesawat yang akan meluncur tak bisa membawa bahan bakar maksimum, begitu juga dengan payload persenjaaan yang dibawanya. Singkat kata, pesawat harus berakselerasi hingga bisa take-off dengan kekuatan mesinnya sendiri, yang pada akhirnya performa kecepatan berikut gaya angkat bakal ikut terimbas bila pesawat membawa bahan bakar dan persenjataan penuh.
Adopsi ski-jump atau catapult pada kapal induk, berpulang pada doktrin penggeralan kekuatan udara di angkatan laut masing-masing negara. Seperti Rusia misalnya, lebih mengedepakan kemampuan pertahanan udara pada armada kapal perangnya. Sebaliknya AL AS lebih mengedepankan deployment dan proyeksi kekuatan udara lintas samudera.
Model ski-jump secara faktual membatasi operasional unsur pesawat intai, dimana pesawat intai maritim yang notabene bobotnya besar tidak dapat diluncurkan lewat ski-jump. Alhasil peran pesawat intai maritim dan active early warning and control (AEW&C) di kapal induk ski-jump, saat ini mengandalkan dari penggelaran helikopter, yang secara endurance, jangkauan dan ketinggian terbangnya terbatas.
Berangkat dari sisi ‘minus’ ski-jump, Cina dan India pun melirik pada adopsi peluncur catapult. Namun, catapult yang diincar kedua negara itu bukan dari model steam catapult. Cina dan dan India kabarnya akan mengguakan teknologi catapult EMALS (Advanced Electromagnetic Launch System).
Cina yang tengah membangun kapal induk ketiga, gosipnya akan mengadopsi EMALS, dimana pada kapal induk ketiga nantinya dirancang dapat meluncurkan pesawat AEW&C Xian KJ-600. Lantaran punya bobot yang berat, sementara kekuatan mesin terbatas, maka KJ-600 dirancang untuk tinggal landas dari kapal induk menggunakan sistem catapult.
India kabarnya juga kepincut pada adopsi EMALS untuk melengkapi sistem peluncur pada kapal induk INS Vishal, kapal induk yang masih dalam tahap desain ini akan dibangun oleh Cochin Shipyard Limited, dan diharapkan dapat diluncurkan pada tahun 2030.
EMALS sejatinya merupakan teknologi baru dalam sistem peluncur di kapal induk. Amerika Serikat sendiri baru menerapkan EMALS pada USS Gerald R. Ford. EMALS dikembangkan oleh General Atomics khusus untuk AL AS. Meski pada prinsipnya masuk kategori catapult, namun yang digunakan bukan lagi piston uap, melainkan linear induction motor (LIM).
EMALS menawarkan sejumlah keunggulan, mulai dari biaya operasional lebih rendah sampai kemampuan dorong yang lebih besar dari steam catapult. Sebagai ilustrasi, dengan panjang LIM 91 meter, maka dapat melontarkan pesawat yang berbobot 45 ton dalam kecepatan 240 km per jam. (Bayu Pamungkas)
Kelihatannya perlombaan dlm membangun kapal induk serta persenjataan dilaut sdh semakin ramai sayang sekali dimasa sekarang sdh tdk ada lagi semacam pembatasan senjata spt Washington naval treaty.
Admin,kalau bisa buat artikel yg membahas pengganti kapal induk perancis charles de Gaulle krn kabarnya perancis akan bangun kapal induk nuklir terbaru dng peluncur EMALS.
Pastinya bisa, silahkan sudah admin buatkan –> https://www.indomiliter.com/saat-charles-de-gaulle-pensiun-inilah-pang-kapal-induk-masa-depan-al-perancis/
Thx admin, kapal induk perancis memang bagus krn menggunakan tenaga nuklir ditambah lagi dgn memakai sistem CATOBAR.
konsep supercarrier masa depan dari india, cina, prancis dan us nyaris sama. tonase lebih kecil dari nimitz class, double mast, nuclear power dan emals
https://www.thedrive.com/the-war-zone/27290/indias-first-ever-supercarrier-might-be-based-on-the-uks-queen-elizabeth-class
untuk program ins vishal sang supercarrier indihe satu negara yg tak perlu disebutkan namanya sudah tersingkir. program sudah dimulai sejak 2015 dab kini menyisakan prancis, italia, us dan inggris
https://www.thedrive.com/the-war-zone/33434/navy-shelves-review-that-might-have-cut-ford-class-of-supercarriers-to-just-four-ships
gerald ford class cukup 5 unit
kini program baru dengan hms queen elizabeth class sebagai acuan sudah dimulai
Tak disangka Rosikin sudah tersingkir rupanya!!
Sangat mungkin jika uji coba pengoperasian Super Hornet dgn ski jump sukses besar
Rafale M sepertinya juga bisa
Emals masih banyak bug nya.
Sebenarnya darimana cina mendptkan teknologi EMALS karena sdh pasti mustahil Amerika membagi teknologi EMALS pd cina.
Udah familiar belum sama taktik dan track record mereka dlm mencari TOT?
Cina terkenal seneng nyuri intelectual property, gampangan nya mereka terkenal suka nyuri blueprint. Mau tahu sejauh mana mereka nyurinya? Ada Profesor Harvard ditangkep karena dibayar Cina untuk ngasih hasil penelitian Harvard ke pihak Cina. Itu salah satu contohnya doang.
Gak perlu uang banyak untuk R&D, udah nyuri aja dah dapet hasilnya/rumus yang bagus, gak perlu banyak uang dikeluarin untuk eksperimen2 yang belum tentu berhasil. Kayak gitu bahasa gampangnya yang semoga bisa dipahami bahkan sama anak umur 5 tahun.
Itu slah satu metode dari sekian banyak taktik mereka.
Jujur kadang kesengsem cari cara jalan pintas buat lompatan teknologi hahaha. Bukan cuma China saja sebenarnya bahkan sekutu As sendiri maklum anggaran R&D AS lebih dari 1 trilyun dolar pertahun.
Ditambah perusahaan BUMN cina suka akuisisi/beli perusahaan pertahanan milik negara lain, sehingga teknologi yang dimiliki perusahaan tersebut bisa dilihat dan ditiru oleh cina, kan cina sudah jadi pemilik perusahaan, jadi boleh dong ¯\_(ツ)_/¯
Makanya BUMN Indonesia harus meniru dengan beli banyak perusahaan pertahanan negara lain lalu teknologinya dibawa ke Indonesia kalau mau cepat mandiri industri pertahanan kita. Butuh modal besar. Cuma cina aja yang selama ini sukses melakukan teknik ini.
Shanghai Maglev sudah operasional sejak 2003. Pakai teknologi Jerman.
Coba bandingkan dengan sistem EMALS China nanti.
Kenapa soviet terkesan tertinggal dlm pengembangan kapal induk nuklir pdhal soviet berhasil membuat kapal battlecruiser bertenaga nuklir kelas kirov bahkan perancis yg bkn negara adidaya bisa membuat kapal induk bertenaga nuklir.
Kapal selam nuklir pertama India INS Arihant saja hasil kerjasama dengan Prancis dari hull, SLBM & reaktor nuklir dll
India dan Vietnam sedikit demi sedikit mulai melepaskan diri dari Rosikin buat program modernisasi AL mereka.
Bung admin
Sdh pernah bahas kapal induk milik Spanyol ya?
Pantasan India menolak proposal tawaran Skhwal class Rosikin dan kini gencar melobi Prancis dan Amrik. Demi EMALS
blom ada yah kapal induk yg isinya bukan pesawat tapi ribuan rudal baik short, medium dan silo2 ICBM
pesawat tempur maksudnya dibuat landing/take offnya seperti pespur Harrier yg bisa vertikal..
kenapa ga setiap kapal yg home basenya di Kapal Induk pesawatnya dibuat seperti pespur Harrier dari Inggris yg bisa mendarat vertikal seperti Helikopter atau Osprey
Maintenis, Payload dan Combat range pespur itu sendiri
Itu konsep kapal induk ringan oleh AS