Thales STIR EO Mk2 – Radar Pengendali Tembakan dengan Dual Sensor di Frigat Martadinata Class
|Berbentuk laksana tameng milik Kapten America dan ditempatkan berada di atas anjungan, inilah perangkat elektronik yang punya fungsi khusus di frigat Martadinata Class. Perangkat yang diberi label STIR (Signaal Tracking and Illumination Radar) EO Mk2 ini, nantinya juga akan dipasang pada salah satu korvet Bung Tomo Class, yaitu KRI Usman Harun 359 dalam program mid life modernisation.
Meski dari bentuk mudah dikenali, faktanya masih jarang diketahui apa fungsi dari radar STIR EO Mk2. Bila mengutip langsung ke situs thalesgroup.com, disebut radar ini mengemban tugas sebagai medium-to-long range fire-control radar system, yang artinya sebagai radar pengendali tembakan jarak menengah dan jauh.
Pola pelacakan pada STIR EO Mk2 mengandalkan dua tools sensor, yaitu radar dan electro optic (EO). Untuk radar mengadopsi frekuensi I-band dan K-band. Sementara sensor EO mengadopsi colour zoom camera, infrared camera, black & white camera dan laser range finder.
Dari spesifikasi, bila menggunakan instrumen radar I-band maka jarak jangkau mencapai 120 km, sedangkan bila menggunakan K-band mencapai 36 km.
Pihak Thales menyebut STIR EO Mk2 punya tingkat akurasi tinggi dalam mengendalikan tembakan munisi kanon kaliber kecil dan sedang, termasuk dapat mengendalikan tembakan pada rudal hanud jarak pendek. Mengandalkan radar K-band, STIR EO Mk2 dapat mengurangi kesalahan multipath pada elevasi rendah.
Radar STIR EO Mk2 juga dibekali fitur ECM (Electronic Countermeasure), termasuk mampu menangkap obyek yang terbang menggunakan mode stealth, lantaran ada fitur untuk mendeteksi obyek yang terbang dengan RCS (radar cross section) rendah. Secara umum, STIR EO Mk2 menggunakan antena jenis Cassegrain dengan monopulse cluster yang punya diameter 1,2 meter.
Transmisi radar ini menggunakan solid state dan sistem proses full coherent Doppler dengan variable pulses per burst. Secara umum, aspek fungsi dari radar pengendali tembakan ini mencakup target tracking, optical surveillance, optical target acquisition, radar surveillance, radar target acquisition dan CW Illumination (optional).
Selama proses tracking sasaran, beberapa fungsi dapat pula dijalankan, mulai dari shell spotting, missile launch detection, multiple target detection dan kill assessment support.
Radar STIR terbilang well proven system, dengan telah terpasang pada lebih dari 150 kapal perang pada sembilan angkatan laut, dimana enam diantaranya merupakan negara anggota NATO. (Gilang Perdana)
Alhamdulillah berkah Jumat
https://m.detik.com/news/berita/d-4937041/bicara-industri-pertahanan-wamenhan-harusnya-tak-rugi
Fix Iver. Bye bye Gorshkov dan Grigorovich
News : Indonesia akhirnya membatalkan pembelian Su-35 karena tekanan Amerika terlalu besar, sebagai gantinya Indonesia meminta dengan keras F-35 sebagai syarat pembatalan Su-35, bukan lagi F-16 Viper.
Mungkin sebagian dari funboy pasti marah, namun di Ingat Indonesia tidak bisa berbuat apa apa, karena kita baik langsung atau tidak langsung bergantung penuh kepada Amerika.
apabila kita kena sanksi dijamin Indonesia akan lumpuh, lebih parah daripada kiris moneter 1997, bahkan bisa bubar
Karena belum ada titik temu antara kita dan Rusia. Kita masih diizinkan US untuk membeli Su35 asalkan mekanisme pembayaran tidak memakai mata uang USD. Makanya kita menginginkan imbal beli untuk menyiasati CAATSA tapi Rusia ngotot ingin porsi pembayaran terbesar memakai USD bukannya imbal beli
Sudah ganti aja dengan Mig 35 yang separuh harga Su35
masih ngimpi..? dah siang nak.. bangun.. bangun…
Biar tak rancu, 120km itu Intrumen Range (Display), Artinya Mampu memdeteksi sasaran dengan RCS terbesar, mungkin sebesar Antonov An-225 Mriya/Boeing 777 atau Kapal Induk.
Kalau untuk mendeteksi pesawat kecil semacam F-16 atau JF-17 maka Jangkauanya akan melorot mungkin sampai 70km.
Apalagi deteksi Rudal, akan melorot lagi hanya mungkin 10-30 km
Min itu hanya kapal perang MLF kri Usman Harun yg di upgrade diganti radar smart S MK 2, KRI Jhon lie, kri bung Tomo tidak min?
Sepertinya berkala, KRI Jhon lie sama KRI bung Tomo bakalan menyusul setelahnya karena keterbatasan anggaran
FCS radar PKR rupanya. Di iklan PKR malah ditonjolkan koneksinya dengan Oerlikon Millenium untuk menghadapi target udara (Mig29) & target laut yang bersifat assymetric seperti pembajakan
Dari penjelasannya sangat membingungkan. Katanya dapat mengendalikan tembakan jarak menengah dan jauh bahkan sampe 120 km, tapi kenapa cuma dapat mengendalikan senjata amunisi kecil / besar dan hanud jarak dekat?
sepertinya itu jarak jangkau deteksi saja
FCS ini kan pake dual band radar : X dan K band….tinggal kapan operatornya menggunakan X band dan kapan memilih K band 🤷
Ketika mentrack dan memandu penembakan kanon atau rudal pd lingkungan yg memiliki latar belakang clutter tinggi yg menuntut kemampuan utk membedakan/memilah target secara presisi, maka operator menggunakan frekuensi yg lebih tinggi (K band) tapi dg konsekuensi jangkauan deteksi yg terbatas. Ini biasanya utk mentrack dan memandu penembakan pd area yg padat pelayaran, atau perairan dg latar belakang dataran tinggi atau sasaran yg terbang rendah 🤷
Sebaliknya jika memtrack dan memandu penembakan pada lingkungan yg relatif jarang clutternya, spt sasaran yg terbang pd ketinggian “medium~tinggi” barulah memilih frekuensi yg lebih rendah yg jangkauan deteksinya lebih jauh (X band) 🤗
Kayaknya sih gitu………..🙀