Thales Lirod MK2: Radar Pengendali Tembakan di Korvet Diponegoro Class dan FPB-57 Nav V
|Dalam dua bulan belakangan, nama KRI Diponegoro 365 lumayan banyak disebut, pasalnya korvet dari Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmatim ini dipercaya mewakili kekuatan TNI AL di ajang latma RIMPAC (Rim of the Pacific) 2016. Sebagai kapal kombatan, KRI Diponegoro 365 yang masuk ke SIGMA Class 9113 punya bekal beberapa andalan, diantaranya berupa kanon reaksi cepat Oto Melara 76 mm dan rudal anti serangan udara berbasis SHORADS (Short Range Air Defence System) MBDA Mistral dengan peluncur Tetral.
Baca juga: RIMPAC 2016 – KRI Diponegoro 365 Lalukan Uji Tembak Kanon Vektor G12 20mm
Sebagai alutsista modern, baik kanon Oto Melara 76 mm dan rudal Mistral Tertal sudah dioperasikan secara automatic remote dari PIT (Pusat Informasi Tempur). Dan bicara kemampuan serba canggih yang melekat di kedua senjata ini, tak bisa dilepaskan dari keberadaan perangkat radar pengedali tembakan (fire control radar). Sebagai sistem senjata berstandar NATO, radar pengendali tembakan di korvet Diponegoro Class berasal dari Eropa Barat, tepatnya Belanda.
Baca juga: Oto Melara 76 mm – Kanon Reaksi Cepat TNI-AL
Jenis radar pengedali tembakan yang diadopsi pada korvet KRI Diponegoro adalah Lirod (Lightweight Radar Optronic Director) MK2 buatan Thales Nederland B.V. Radar pengendali tembakan ini dirancang untuk mengatur tembakan dari kanon kaliber kecil dan menengah, plus mengatur tembakan dari rudal jarak pendek. Oleh pihak pabrikan, radar ini disebut punya cukup siap meladeni peperangan elektronik lewat Electronic counter countermeasures (ECCM). Adopsi radar yang beroperasi di frekuensi K band dan penggunaan kamera TV, dipercaya ideal untuk peran ECCM. Jadi dalam satu perangkat radar pengendali tembakan terdapat dua modul sensor, yakni radar K band dan kamera TV.
Baca juga: Thales WM-22/WM-28 – Radar Pengendali Tembakan Khas Kapal Perang TNI AL Era 80 dan 90-an
Baca juga: TR-47C – Mengenal Kemampuan Radar Pengendali Tembakan di KCR Clurit Class TNI AL
Dengan asas Doppler, sistem radar mampu mendeteksi sasaran kecil yang bergerak dinamis di permukaan, termasuk dalam kondisi cuaca buruk. Secara teori radar Lirod MK2 sanggup mengendus sasaran dari jarak 36 km. Melihat dari jangkauan radar, Lirod MK2 terasa pas untuk operasi di kawasan litoral. Selain fungsi sebagai radar pengendali tembakan, Lirod Mk2 juga bisa di switch ke moda surveillance, sehingga dapat mendukung tingkat kesigapan tempur dan deteksi ancaman dini, Bila sasaran berhasil di deteksi, proses akuisisi sasaran bisa berlangsung relatif cepat dan efektif.
Fungsi pelacakan pada sasaran tak hanya dilakukan lewat radar K band, Lirod MK2 punya kemampuan sensor optronic (optical electronic) berupa kamera TV. Keberadaan kamera TV pada Lirod merupakan passive tracking yangdigunakan untuk mengetahui baringan dan elevasi suatu sasaran yang mempunyai jangkauan antara 10 meter sampai 20 km. Ini digadang sangat cocok digunakan untuk melaksanakan tracking pada kondisi radar silence. Selain perannya untuk mengendalikan tembakan kanon Oto Melara 76 mm, kamera TV juga bisa digunakan untuk modus optical surveillance.
Dari sisi output tangkapan radar, Lirod MK2 dapat menyuguhkan informasi dalam moda 1D, 2D dan 3D. Secara simultan sistem radar ini dapat menangani satu sasaran di udara dan satu sasaran di permukaan secara simultan. Selama proses penembakan, sistem radar juga akan melakukan kalkulasi posisi lontaran proyektil pada sasaran.
Juga Digunakan di FPB-57 Nav V
Sejatinya sebelum diadopsi oleh korvet Diponegoro Class, Lirod MK2 lebih dulu melekat pada kapal cepat jenis FPB-57 Nav V buatan PT PAL yang diluncurkan pada tahun 2000. Nama-nama FPB-57 Nav V pengguna Lirod MK2 adalah KRI Todak 631, KRI Lemadang 632, KRI Hiu 634, dan KRI Layang 635. Karena tak dibekali rudal anti serangan udara, Lirod MK2 di FPB-57 digunakan sebagai pengendali tembakan pada kanon Bofors 57 mm MK2. (Gilang Perdana)
Baca juga: FPB-57 Nav V TNI AL – Varian Kapal Cepat dengan Bekal Senjata dan Sensor Maksimal
Spesifikasi Lirod MK2
Sensors
– Radar: K-band
– EO: Black & White camera IR camera (optional)
Radar system
– Antenna type: elliptical parabolic with monopulse cluster
– Antenna size: 1 m (H) x 0.4 m (W)
– Beamwidth: 0.55°(E) 1.5°(B)
– Frequency band: 35 GHz
– Transmitter type: TWT
– Average power: 100 W
– Instrumented Range limit: 36 km
– Processing: fully coherent Doppler processing
– Elevation movement: -30° to +85° (ref. ship’s deck)
Bung admin, apakah jenis radar yg d gunakan oleh FPB 57 NAV V? Kok klo liat siluetnya sperti Variant thales radar yaa?? Sdh ada upgrade kah? Klo dlu kn radarnya lebih kecil & lebih tipis.. mohon infonya bung.
Coba nanti kita telusuri dulu, sekalian nanti dibuat artikelnya 🙂
100% benar FPB-57 pakai radar 2D Variant, namun bila dibandingkan dengan radar KCR-40, jelas lebih mumpuni Variant
@d’boys
Pake MW-08 sama dg punya sigma
Terima kasih buat reminder nya mas, betul radarnya MW-08 yang ada di korvet SIGMA 9113 (Diponegoro Class), malahan sudah ada artikelnya http://www.indomiliter.com/thales-mw08-radar-intai-korvet-sigma-class-tni-al/
Wahh.. yg bner mas?? Maaf suprise bgt sayaa.. apa iya FPB 57 Nav V pke MW 08?? Apa ga kemahalan tuh mas? Mesti pke CMS Tacticos dong..
Klo membaca tulisan di atas, ada 2 hal paling d sayangkan. Pertama adalah, kita telah “menyia2kan’ potensi yg d miliki FPB 57 NAV V, karna harusnya dgn kemampuan yg d miliki, iya bisa lebih dari skedar naval platform gun. Karena dgn lirod tentunya bisa d lengkapi dgn CIWS, Ato hanud sekelas mistral RC dan surface missile. Dan yg kedua, adalah sangat menyayangkan korvet multifungsi dgn disain & kemampuan modular sekelas sigma “cuma’ mengandalkan Lirod utk fire controlnya. Tentunya lirod dgn kapasitas light weight punya banyak keterbatasan. Kenapa tdk menggunakan Sting EO mk2, ato ceros 200, seaguard atau yg berbasis elctro optic sperti mirador yg tentunya lebih mumpuni. Sekali lg, ini adalah kebijakan yg “tanggung’ dr pemerintahan. Just an old sories.. sangat d sayangkan
eman eman ya bung admin .. kenapa fpb 58v yg udah dipasang lirod mk2 ga dipasangi rudal sam .. semua selalu setengah2 dalam pengadaan , andaikan mempunyai rudal pasti akan lebih tangguh untuk pengawalan kapal2 lainnya ..
Betul mas, FPB-57 Nav V seandainya dilengkapi SAM kekuatannya sudah “setara” kapal2 eskorta.
hebat lagi dipasangi rudal Aster15 .. sampai2 inggris dengan kelas DARINGnya angkuh mengatakan DARING adalah frigate terhebat didunia masalah anti serangan udara ( padahal rudalnya dari perancis ) .. orang inggris emang top songongnya hehehe
copy paste tulisan bung admin di rudal aster 15 , 30 tentang daring … hehehe
@majapahiiiit
MBDA pembuat rudal aster adl konsorsium dari beberapa perusahaan bonafid di eropa yang diantaranya berasal dari inggris dan perancis
kira2 radar ini sudah di pasang,di kapal perang apa saja bung?
Kan sudah dijelaskan di artikel mas 🙂
Tlong dong …ulas tentang senapan mesin berat buatan pindad .