Terungkap! Inilah Asal Usul KAL Andau, Kapal Patroli yang Jadi ‘Korban’ Tsunami di Teluk Palu

Tentu belum hilang dalam ingatan seputar gelombang tsunami yang menerjang area dermaga Lanal Palu di Watusampu, Sulawesi Tengah pada September 2018 lalu. Selain kerusakan infrastruktur, tsunami yang diakibatkan gempa bumi juga membawa ‘korban’ berupa dua kapal patroli (KAL) yang biasa meronda di kawasan Lanal terangkat dan terseret gelombang, hingga kapal yang berbobot puluhan ton tersebut ‘tersangkut’ di daratan.

Baca juga: Lanal Palu Diterjang Tsunami, Dua Kapal Patroli Ikut Terseret Gelombang

Dua jenis KAL yang kandas di daratan, yakni KAL Andau I.6-18 dan KAL Pulau Pasoso I-6-62. Yang disebut terakhir, KAL Pulau Pasoso I-6-62 merupakan kapal patroli yang usianya relatif baru, pasalnya TNI AL baru saja meresmikan kapal ini pada 19 April 2018. Kapal dengan bobot produksi PT Palindo Marine ini dilengkapi persenjataan utama berupa kanon Oerlikon 20mm/MK4.

Namun yang menelisik perhatian pada pecinta alutsista di Tanah Air adalah sosok KAL Andau I.6-18. Selain informasi bahwa kapal tersebut ‘dulunya’ adalah ‘KRI’ yang masuk jajaran Satuan Kapal Patroli (Satrol), maka informasi terkait latar belakang dan asal usul kapal patroli ini sangat minim. Bahkan di lingkungan internal TNI AL pun, banyak yang tak mengetahui silsilah KAL Andau ini.

Dari penampakannya sudah jelas, KAL Andau sudah tak muda lagi. Tapi desainnya kerap membuat ‘bingung’ netizen yang gemar berburu sejarah alutsista. Selayang pandang, KAL Andau mirip dengan Attack Class, kapal patroli asal hibah Australia, yang hingga kini masih dioperasikan Satrol Koarmada I (d/h Koarmabar). Bukti kemiripan terlihat kental dari bagian haluan serta desain cerobong asap di bagian tengah.

KAL Andau

Tapi jika diperhatikan lebih detail, ada perbedaan yang sangat kentara antara KAL Andau dengan Attack Class, persisnya terlihat beda dari desain anjungan atas (pantau) dan senjata di haluan. Attack Class dipersenjatai kanon Bofors 40 mm, sementara KAL Andau dapat jelas diidentifikasi menggunakan meriam penangkis serangan udara eks Operasi Trikora, M1939 61-K, jenus meriam hanud kaliber 37 mm yang sampai saat ini masih aktif dioperasikan oleh Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarharlan). Meriam ini punya jarak tembak maksimum 8.500 meter dan jarak tembak efektif 3.400 meter.

Lewat informasi dari seorang pemerhati alutsista, Eko S. Nugroho, akhirnya kami mendapatkan informasi tentang sepenggal sejarah asal usul KAL Andau. Dari literatur yang diperoleh, diketahui kapal ini diluncurkan sebagai KRI Andau pada tahun 1983. Sebagai galangan pembuatnya adalah PT Industri Kapal Indonesia (Persero) yang bermarkas di Makassar, Sulawesi Selatan.

Baca juga: Attack Class – From Australia to Satrol Armabar TNI AL

Dari spesifikasi, KAL Andau mempunyai panjang 30,6 meter, lebar 5,8 meter, depth 3 meter dan draught 1,73 meter. Kapal ini ditenagai dua mesin diesel yang masih-masing punya kekuatan 1088 HP. Kecepatan maksimum kapal ini bisa mencapai 20,8 knots. Dikutip dari tnial.mil.id, KAL Andau selain menjalankan peran sebagai kapal patroli, saat merapat kapal ini juga difungsikan sebagai perpustakaan. (Haryo Adjie)

2 Comments