Update Drone KamikazeKlik di Atas

Ternyata! Ada Muatan Rahasia di Satelit Navigasi GLONASS Rusia

Nama GLONASS (Globalnaya Navigatsionnaya Sputnikovaya Sistema) dari Rusia tentu sudah tak asing ditelinga. Bersanding dengan GPS dan Beidou, GLONASS punya asasi yang serupa untuk mendukung fungsi navigasi berbasis satelit untuk keperluan dunia sipil dan militer. Namun, karena punya peran strategis, tak heran bila satelit navigasi punya payload yang dirahasiakan, menjadikan satelit navigasi identik sebagai ‘satelit mata-mata’. Nah, bagaimana dengan GLONASS, yang terlahir di era Perang Dingin?

Baca juga: Spektakuler! Ada 108 Satelit Militer Rusia Aktif di Luar Angkasa, 14 Unit Diluncurkan Sepanjang 2022

Mengutip sumber dari thespacereview.com, disebut bahwa satelit GLONASS memang memiliki muatan (payload) yang sangat dirahasiakan, dan seolah peran payload ini menjadi fungsi sekunder dari GLONASS. Muatan rahasia tersebut diduga sebagai instrumen atau perangkat untuk mendeteksi adanya ledakan nuklir di permukaan Bumi.

Salah satu misi sekunder GLONASS adalah mendeteksi ledakan nuklir, tugas yang juga dilakukan oleh satelit peringatan dini generasi terbaru Rusia. Demikian pula, muatan deteksi nuklir telah dibawa oleh satelit navigasi dan satelit peringatan dini AS. Ini membentuk segmen luar angkasa dari Sistem Deteksi Detonasi Nuklir – Nuclear Detonation Detection System (NDS), yang dirancang untuk memberikan kemampuan di seluruh dunia untuk mendeteksi, menemukan, dan melaporkan setiap ledakan nuklir di atmosfer Bumi dan ruang angkasa dekat secara real-time.

NDS pada prinsipnya mendukung persyaratan deteksi nuklir di lima bidang misi, yakni peringatan taktis dan penilaian serangan, manajemen kekuatan nuklir, pemantauan perjanjian nuklir, kontrol ruang angkasa, dan misi rahasia.

Dan dari kubu Soviet (Rusia), Lira menjadi instrumen pendeteksi ledakan nuklir di satelit yang dirancang pada akhir 1980-an, yaitu sebagai tanggapan atas pengenalan muatan deteksi nuklir pada satelit GPS Amerika Serikat, yang lebih dulu dioperasikan.

Namun, Proyek Lira baru dimulai dengan pada 15 Januari 1990, ketika NPO PM memberikan kontrak untuk sistem tersebut ke Scientific Center of Optical and Physical Research (NTsOFI). Muatan deteksi nuklir awalnya disebut Zarya (“fajar”), tetapi kemudian diganti namanya menjadi BAL, yang merupakan singkatan dari “Lira On-Board Equipment”.

Karena masalah keuangan, NTSOFI menarik diri dari proyek pada pertengahan 1990-an dan digantikan sebagai kontraktor utama Lira pada Mei 1997 oleh Scientific Research Institute of Precision Instrument Building (NII PP), berganti nama menjadi Scientific and Industrial Corporation “Precision Instrument Systems” (NPK SPP) pada tahun 2007.

Muatan deteksi nuklir pertama diluncurkan di atas roket Kosmos-2382 pada 1 Desember 2001. Ini adalah satelit GLONASS generasi pertama yang dimodifikasi (ditunjuk 14F17) dengan umur desain yang lebih lama dari pendahulunya.

Sensor deteksi nuklir Lira menjadi muatan standar untuk satelit GLONASS diperkenalkan pada seri GLONASS-M pada Desember 2003.

Lira dapat mengamati ledakan nuklir dengan hasil mulai dari satu kiloton hingga lima megaton mulai dari permukaan tanah hingga ketinggian 20.000 kilometer. Itu dapat menentukan koordinat ledakan nuklir dengan akurasi 300 meter, tetapi tampaknya ini hanya dapat dicapai jika setidaknya empat satelit GLONASS melihat peristiwa tersebut secara bersamaan.

Satu artikel yang diterbitkan pada tahun 2013 mengatakan bahwa satelit GLONASS yang tidak berada dalam jangkauan terminal tersebut secara teoritis dapat menyampaikan informasi ke satelit GLONASS lainnya melalui tautan komunikasi laser atau radio dalam kisaran 20-40 GHz.

Baca juga: Satelit GLONASS Terakhir Sukses Diluncurkan, Kini Jaringan Satelit Navigasi Rusia Telah Lengkap

Satelit Glonass-M memang dilengkapi sistem komunikasi radio antarsatelit dan, menurut sejarah GLONASS yang diterbitkan pada tahun 2012, salah satu tujuannya adalah menyampaikan informasi tentang ledakan nuklir. Beberapa satelit Glonass-M juga telah menguji sistem komunikasi laser antarsatelit, yang diharapkan menjadi fitur standar satelit GLONASS-K2. (Gilang Perdana)

2 Comments