Terkendala Musim Dingin, Diduga Jadi Penyebab Drone Kamikaze Shahed-136 ‘Stop’ Beraksi di Ukraina
|Meski didera musim dingin dengan keterbatasan pasokan listrik, warga Ukraina sejak 17 November lalu sedikit dapat bernapas lega, pasalnya sejak saat itu tidak lagi terdeteksi kehadiran drone kamikaze Shahed-136 (Geran-2) yang diluncurkan Rusia. Ada apa?
‘Menghilangnya’ Shahed-136 yang kerap melancarkan serangan dalam formasi berkelompok (swarming) diutarakan oleh Yevgeny Silkin, juru bicara Komando Pasukan Gabungan untuk Komunikasi Strategis Angkatan Bersenjata Ukraina. Seperti dikutip express.co.uk (5/12/2022), Silkin meyakini bahwa terhentinya serangan drone kamikaze Rusia terkait dengan musim, di mana musim dingin di Ukraina (juga di Rusia) saat ini tidak ideal untuk pengoperasian drone.
Silkin lebih lanjut mengatakan, bahwa drone kamikaze seperti Shahed-136 buatan Iran tidak dirancang untuk beroperasi dalam suhu dingin dengan temperatur di bawah titik beku. “Saya yakin penurunan serangan drone terkait cuaca, drone kamikaze yang diluncurkan Rusia terbuat dari plastik dan material yang sangat peka terhadap suhu beku dan cuaca ekstrim,” kata Silkin.
Lantaran dibuat babak belur oleh drone kamikaze yang menyerang secara masif ke instalasi penting, Ukraina dan negara-negara NATO telah memberi perhatian besar untuk penyediaan sistem anti drone. Selain mengandalkan teknologi jamming, Pemerintah Ukraina juga melibatkan peran warga sipil untuk mendeteksi kehadiran drone kamikaze lewat aplikasi di ponsel pintar.
Departemen Komunikasi Strategis Ukraina telah meluncurkan “ePPO”, aplikasi di ponsel yang akan membantu pasukan pertahanan udara dalam melengkapi data radar tentang target udara, yakni untuk meningkatkan peluang mereka dalam menembak jatuh rudal atau drone lawan.
Aplikasi ePPO bekerja dengan mudah. Setelah seseorang melihat target udara seperti drone kamikaze atau rudal jelajah, yang harus mereka lakukan hanyalah membuka aplikasi, pilih jenis target udara, arahkan smartphone ke arah target dan tekan tombol merah besar yang terlihat di layar. Setelah itu, tanda pada peta akan diperhatikan oleh personel pertahanan udara, yang akan menggunakannya untuk melengkapi data radar dan menembak jatuh target udara dengan rudal atau kanon hanud.
Shahed-136 diproduksi oleh Shahed Aviation Industries, sebuah perusahaan dengan pengalaman panjang dalam pengembangan drone. Shahed-136 berbentuk segitiga diperkirakan memiliki jangkauan sekitar 2.000 kilometer. Ini membuatnya mampu mencapai target yang tepat dari jarak jauh. (Gilang Perdana)
gato@ ente lupa yg nama nya lancet ya bro hahahaha😂😂😂
Menunjukkan kalo mesin yg dipake memang tidak disiapkan untuk musim dingin, membuat serangan udara Rusia hanya bertumpu pada roket dan pespur yg notabene rawan ditembak jatuh seperti Su-24 Rusia yg berhasil ditembak jatuh oleh Ukraina di dekat Bakhmut.
nah. tolong blng sama PT.Len, pindad, PT.DI dll. kalau mau bikin roket/rudal/drone, siapkan alat pengukur suhu dan pemanas/pendingin supaya drone/rudal tetap bekerja tanpa kendala cuaca.. ini kalau dikirim buat ekspor. ini harus bisa dikuasai. apalagi kl bumi tiba tiba berubah arah tidak beraturan, indonesia memasuki musim dingin. ini harus sudah disiapkan jauh2 yang benar benar tersedia