Terjadi Pendangkalan di Dermaga PT PAL, Peluncuran Kapal Selam KRI Alugoro 405 Alami Penundaan
|Pendangkalan menjadi momok tersendiri dalam pengelolaan jasa dermaga, maklum pendangkalan menjadikan pergerakan kapal, terutama kapal dengan tonase besar menjadi terhambat. Peningkatan sedimentasi perairan karena faktor alam dan dampak industri mengharuskan upaya pengerukan perlu dilakukan secara periodik. Dan ternyata soal pendangkalan pada area pelabuhan ini langsung berdampak pada lalu lintas kapal selam.
Seperti dikutip dari janes.com (26/2/2019), disebutkan telah terjadi pendangkalan berat pada area dermaga utama PT PAL di Surabaya. Sebagai akibatnya, peluncuran kapal selama ketiga dari Nagapasa Class, yaitu KRI Alugoro 405 diduga akan mengalami penundaan. Merespon kondisi tersebut, para teknisi dari PT PAL tengah melakukan koordinasi untuk memindahkan lokasi peluncuran kapal selam ke dok Semarang. Pemindahan kapal selam ke dock Semarang ini disebut-sebut penuh risiko, sehingga diperlukan perhitungan yang cermat agar kapal selam tidak mengalami kerusakan saat dipindahkan.
Masih dari sumber yang sama, pejabat di lingkungan PT PAL akan menyusun solusi untuk mengampungkan KRI Alugoro 405 dalam beberapa minggu ini. Pendangkalan di sekitar dermaga PT PAL merupakan dampak dari pendangkalan yang terjadi di Selat Madura langsung pada Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS). Bila Anda masih ingat, korvet KRI Frans Kaisiepo 368 pada bulan Januari 2015 pernah mengalami kerusakan parah pada hull mounted sonar di APBS.
“Situasi pendangkalan diperburuk dalam beberapa tahun terakhir oleh pekerjaan konstruksi di Terminal Teluk Lamong, yaitu terminal pelabuhan yang baru dibangun di Surabaya. “Sedimen dari konstruksi telah tersebar ke seluruh area Tanjung Perak, termasuk dermaga PT PAL di mana KRI Alugoro 405 seharusnya diluncurkan. Sekarang airnya terlalu dangkal untuk meluncurkan kapal dengan aman, ” ujar sumber dari pihak PT PAL.
Peluncuran KRI Alugoro 405 sejatinya dijadwalkan pada bulan Maret 2019, dari beberapa foto yang tersebar di media social, nampak kapal selam ini sejatinya sudah siap untuk diluncurkan. Dengan meluncurnya KRI Alugoro 405, maka jumlah total kapal selam TNI AL akan menjadi 5 unit. (Gilang Perdana)
maaf… sungguh hal yang konyol. jadi speechless….
naik dok kering, tarik ke laut, rendam dok kering sampe banjir, trus berenang kasel nya
Sebaiknya dikeruk dengan menggunakan unit dredger karena akan lebih cepat, tp harus dipikirkan juga kemana dialirkan hasil kerukannya.
Kenapa tidak di antisisapi ya. lelet.
knp gak gunakan bbrp kapal pengeruk yang menyedot lalu buang samping membuat 2 jalur baru sampai ke laut lepas (bbrp km)….. mereka jg bisa membangun pulau hanya dgn sedotan dan semprot.
Mesti harus ada program pengerukan berkala.
Klu ngeruknya pake sekop walaupun berkala ya sama aja. Tetep aja sedimentasinya bisa ngopi sambil main catur atau ps4 dalam air. Itu kata leluhur saya sih.