Terbang Perdana di 2020, PT DI Tampilkan Prototipe Drone MALE di Bandung

Kabar bahwa PT Dirgantara Indonesia berencana mengembangkan drone MALE bukan rahasia lagi, berkolaborasi dengan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), PT Len Industri, Dislitbang AU dan ITB (Institut Teknologi Bandung), sejak pertengahan 2018 telah dirilis desain drone MALE (Medium Altitude Long Endurance) untuk pertama kalinya. Bahkan tersiar kabar lanjutan, bila PT DI bersama Turkish Aerospace Industries (TAI) sepakat mengembangkan drone MALE dari basis Anka-B.

Baca juga: PT DI Bangun Prototipe Drone MALE Untuk TNI AU dari Basis TAI Anka-B

Dan lama tak terdengar kabar beritanya, apalagi setelah TNI AU resmi memilih drone kombatan MALE CH-4 Rainbow, justru PT DI lebih percaya diri memperlihatkan sekilas prototipe drone MALE dari hanggar produksinya di Bandung. Dikutip dari akun Instagram PT Dirgantara Indonesia, pada kunjungan Menristek Bambang Brodjonegoro ke PT DI pada 12 Desember lalu, nampak Menrsitek bersama pejabat terkat berfoto dengan latar drone MALE dengan masih dalam warna dasar hijau muda.

Menurut sumber Indomiliter, sosok drone MALE yang dimaksud sudah dalam bentuk prototipe, ini menepis dugaan sementara pihak yang mengira drone itu baru sebatas mockup. Meski belum terbang perdana. Dari penampakan, nampak drone MALE ini mengusung desain sayap low wing.

Foto-foto: Instagram PT Dirgantara Indonesia

Adopsi desain low wing menyiratkan desain drone PT DI agak beda dengan desain drone Anka-B yang menggunakan high wing. Belum lagi, dari citra foto yang diperlihatkan dari akun Instagram, model roda pendarat drone MALE PT DI masih menggunakan landing gear fixed, sementara landing gear Anka sudah menggunakan model lipat. Tentang model roda pendarat, konon pada versi selanjutnya PT DI akan menggunakan model roda pendarat lipat.

Menurut sumber dari Humas PT DI, prototipe drone MALE ini dijadwalkan akan terbang perdana pada tahun 2020. Dalam wujud prototipe, drone MALE ini nantinya akan dipasangkan mesin tunggal turbo charge propeller dengan kekuatan 150 horse power. Dirancang sebagai drone kombatan, drone ini bobot maksimum saat tinggal landas 1.030 kg dan payload sensor dan persenjataan sekitar 300 kg.

Dari dimensi, drone MALE ini punya panjang 8,5 meter, lebar bentang sayap 16 meter dan tinggi 2,78 meter. Dengan konfigurasi yang ada, drone ini dirancang untuk lepas landas dari jarak runway 700 meter dan jarak mendarat dengan kebutuhan jarak landasan 550 meter. Sebagai drone MALE, maka endurance pesawat nirawak ini bisa mencapai 24 jam.

Dari kinerja, drone MALE ini sanggup melesat sampai 240 km per jam. Ketinggian terbang maksimum yang bisa dicapai adalah 7.010 meter dan radius operasinya 250 km dalam mode Line of Sight.

Melibatkan peran dari BPPT, maka prototipe drone MALE ini telah melalui serangkain uji coba sebelum masuk ke tahap pembuatan prototipe. “Model skala drone ini telah dilakukan uji coba di terowongan angin sejak tahun 2016 hingga 2018, total drone ini telah melewat 321 wind tunnel hours,” ujar Fadilah Hasim, Kepala BBAT3 (Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika dan Aeroakustika) BPPT saat ditanya Indomiliter.com terkait penampakan drone MALE PT DI.

Yang juga perlu diketahui, desain prototipe drone MALE ini dilakukan oleh injiner BPPT dan PT DI. (Haryo Adjie)

37 Comments