Telah Menjadi Perhatian Dunia, Rusia Bertekad Tuntaskan Akuisisi Su-35 untuk Indonesia
|Lantaran proses yang terkesan maju mundur, kabar seputar rencana akuisisi jet tempur Sukhoi Su-35 serasa membosankan untuk disimak. Namun, apakah program akuisisi yang telah mencapai MoU tersebut dibatalkan? jawabannya sampai saat ini tidak ada rencana untuk membatalkan pesanan 11 unit pesawat tempur twin engine tersebut. Dari perhelatan pameran militer Army 2020 (23 – 29 Agustus) di Kubinka, dekat Moskow. Ada kabar bahwa pihak Rusia bertekad kuat untuk mendukung dan memuluskan rencana akuisisi Su-35 untuk Indonesia, meski sejumlah tekanan masih menghadang.
Baca juga: Terungkap Bocoran Jadwal Ekspor Produksi Sukhoi Su-35, Adakah Pesanan untuk Indonesia?
Koresponden Indomiliter.com di Moskow yang mengutip pernyataan Dmitry Shugaev, director of the Federal Service for Military-Technical Cooperation (FSMTC) di situs Tass.ru (23/8/2020), menyebutkan bahwa meski ada tekanan dari Amerika Serikat di Jakarta. Rusia bertekad untuk memenuhi kontrak dengan Indonesia untuk memasok armada Su-35, “Saya meyakinkan bila Rusia bertekad untuk melaksanakan kontrak. Ada beberapa detail teknis yang saya harap akan segera diselesaikan dalam waktu dekat,” kata Shugaev.
Menurut Shugaev, program pengadaan Su-35 untuk Indonesia sejak awal telah menarik perhatian masyarakat dunia. “Tidaklah mengherankan bahwa setelah penandatanganan MoU, pihak Indonesia menghadapi tekanan aktif dari AS dan semua perwakilannya di semua level dan merekomendasikan Indonesia untuk membatalkan akuisisi Su-35,” tambah Shugaev.
Penandatanganan MoU untuk 11 unit jet tempur Su-35 telah dilakukan pada awal 2018, namun karena ancaman sanksi AS, pelaksanaannya belum dimulai hingga saat ini. Selain tekanan dari AS, rencana pengadaan Su-35 untuk Indonesia juga terganggu akibat pandemi Covid-19, dimana ada redistribusi dana anggaran.
Sementara menyangkut kabar bahwa Cina akan membeli batch kedua Su-35, pihak FSMTC menyebut bahwa sampai saat ini Cina belum membuat keputusan tentang hal tersebut. Cina adalah negara pembeli Su-35 pertama di luar Rusia, dengan nilai US$2,5 miliar, Cina memesan 24 unit Su-35 pada tahun 2015 dan pada pengiriman telah tuntas pada tahun 2018.
Pihak FSMTC menyebut bahwa jumlah kontrak yang ditandatangani Rusia dengan pelanggan asing sejak awal tahun 2020 untuk produk militer, lebih sedikit dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal itu dikatakan karena dampak pandemi Covid-19 dan adanya sejumlah pembatasan perjalanan. Langkah-langkah pembatasan yang diberlakukan di seluruh dunia menciptakan masalah teknis untuk penyelesaian transaksi baru, khususnya, pergerakan orang dibatasi, yang membuat negosiasi menjadi sulit dilakukan.
Baca juga: Anti Jamming dan Full Secure, Inilah Kecanggihan Sistem Komunikasi Sukhoi Su-35
“Sehubungan dengan itu, untuk semester pertama tahun ini, kontrak baru ditandatangani dengan jumlah lebih sedikit dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Namun, permintaan senjata di dunia tidak berkurang. Kami yakin kesulitan yang muncul bersifat sementara dan akan diatasi karena situasi epidemiologi yang akan membaik,” ujar Maria Vorobyova, press secretary of the FSMTC. (Haryo Adjie)
Tolak Su-35 !!!
Dukung Comonality Alutsista TNI !!!!
Sekedar tanggapan saya dari para pihak yang meminta SU series digrounded dan diganti dengan pesawat barat lainnya karena beberapa alasan.
Boros : armada Sukhoi yang mahal dalam operasi dan perawatan, dan dijuluki hanggar Queen jarang terbang : menurut saya SU adalah pesawat dengan beban kerja yang paling berat menjaga Indonesia bagaian timur berbeda dengan Indonesia bagian barat saja sudah di jaga F-16,FA-50, dan. hawk series. Urusan suku cadang dan perawatan yang mahal juga bagian dari kebutuhan, coba liat Singapura yang punya wilayah kecil saja punya armada F-16,F15, dan akan kedatangan F-35, ingat ini adalah kedaulatan dan sebenarnya Armada SU series sudah tepat untuk AU. Terus masalah TOT dan imbal dgang saya akui memang Rusia agak susah buat kerja sama. Tapi hal ini berkaitan dengan kedaulatan yang tidak bisa diganggu gugat faktanya pesawat jet buatan AS dan Eropa juga membutuhkan perizinan yang bahkan lebih susah dibandingkan dengan Rusia sendiri.
“menurut saya SU adalah pesawat dengan beban kerja yang paling berat menjaga Indonesia bagaian timur”
Tak hanya Sukro mas…F-16 dan T-50 serta Hawk sering patroli di bagian timur.
“Tapi hal ini berkaitan dengan kedaulatan yang tidak bisa diganggu gugat”
Tidak bisa karena sudah di Undangkan…dan Negara lain baru menghargai kita…kalau kita bisa buat sendiri.
“pesawat jet buatan AS dan Eropa juga membutuhkan perizinan yang bahkan lebih susah dibandingkan dengan Rusia sendiri.”
Ijin apanya ?? itu hanya Imajinasimu saja. imajinasi yang sudah akut
Goreng trs berita terkait SU-35, tunjukkan komitmen kita pada hubungan kerja sama militer dgn Rusia dan goreng trus berita LCS sehingga posisi tawar kita makin tinggi lalu raup keuntungan sebesar2nya dr hubungan kita dgn kedua kubu yg berseteru. HIDUP INDONESIA. MERDEKA !!!!!
Bosen baca berita su35
Gimana ya min, dibilang membosankan tapi kok ketika ada berita menyangkut SU-35 tetap aja seru nih kolom komen. Kira-kira kenapa ya min? Hmm.. Atau mungkin saudara @Zulheri tahu sebabnya?
Su-35 berarti punya daya magis 🙂
Wah knp mbah saya di bawa2 ? Dy lg main catur sambil ngopi di dlm kokpit SU-57 om. Tlg jgn di ganggu 🙂
CAATSA memang memberikan efek luar bisa bagi Indonesia hingga membuat Indonesia kehilangan nyali dan haknya utk bebas membeli SU 35,tapi itu memang sdh sewajarnya krn apalah artinya Indonesia dihadapan ancaman & sanksi negara adidaya Amerika.selain itu dr segi ekonomi & pertahanan Indonesia masih sangat bergantung dgn AS.
Tak ada larangan membeli Su-35…silahkan beli…itu hak kita, dan hak amerika untuk melarang menjual barang produksi mereka..itu suka suka mereka..karena itu produksi mereka sendiri…silahkan pilih.
Kalau disuruh memilih lebih baik Indonesia ambil aman saja lagipula membeli SU 35 tdk sebanding dng resikonya dan kenapa jg Indonesia harus repot2 berhadapan dng CAATSA jk ada opsi utk menghindarinya.
Yg di takutkan itu bkn kita ga bs beli barang mereka spt nya. Tp lbh kpd insentif perdagangan dan bantuan lain nya bagi kita. Tp sebenernya semakin berita ini di goreng dan komitmen rusia utk merealisasikan nya plus konflik LCS menurut saya semakin baik bwt kita. Mudah2an kita bs mengambil manfaat yg sebesar2nya dr kedua kubu ini.
Sdahlah…..kl mmng sdh terjadi….sdh terjadi dr dulu…
Sllu d ulang2 g karuan…..
Sdh USAng…..
untuk pesanan IDN teken kontrak-produksi pespur semuanya harus dlm keadaan senyap jgn terlalu vulgar.
ketika republican nyungsep maka paket SU-35 sudah berada dlm ruang kargo An-225 siap utk dikirim dan dibebaskan tuh pespur mw di parkir di Skadud 11/14.
semakin lama kontrak SU-35 di-“ganggu” maka semakin lama juga bagi viper/osprey/chinook utk dpt ditebus
Ikut meramaikan suasana, biar trending artikelnya kayak bertrand peto, banyakin like dan subscribe nurr..
ancaman CAATSA sebenarnnya nomor sekian, buktinya Mesir diancam tetap beli, Turki diancam juga tetap beli caatsa cuma gertakan yg utama kita tidak punya cukup dana, kedua kita tak sungguh2 dengan imbal dagang hasil bumi padahal Rusia sudah berbaik hati dari dulu mau ditukar dgn hasil alam tradisional Indonesia, (dengan barat apa mau?) kebiasaan jelek kita kumat begitu mereka nyalakan lampu hijau kita langsung jual mahal, padahal hasil bumi kita kan melimpah, bisa laku pun dah sangat bagus, sebagai penjual pespur berteknologi tinggi wajar Rusia minta harga flat karena mereka juga hadapi krisis akibat embargo barat, kalau ditanya salah nya dimana sebenarnya kita semua dah tahu jawabnya
Hasil bumi nya kan bkn semua pny negara (bumn) om. Dst jg ada pny swasta yg kesulitan memasarkan hasil produk nya klu terkait sawit. Trs selusih hrg pasar nya yg mau nanggung siapa ? Apakah swasta mau ? Klu yg pny produk rakyat kecil sih iya mgkn mau dr pd ga sama sekali tp klu yg pny perusahaan bsr dan asing ya mereka pst mikir nya mending di jual ke pabrik yg mau ngolah nya menjadi brg jd om. Klu menurut saya sebenernya sih bagus utk menaikkan posisi tawar kita di tengah persaingan dua kubu. Selama kita “berkomitmen penuh” thd 2 kubu ini mudah2an bs tembus dua2 nya. Toh kita negara non blok dan yg terpenting kepentingan bangsa ini di atas segala2nya.
Itu betul sekali bang, kembali ke topik yang butuh beli pesawat tempur canggih dan lethal supaya negara kuat kan kita sendiri, sudah bagus bisa bayar separo cash, manakala terpaksa terjadi selisih harga ya negara lah yang tanggung, terbukti malah sekarang harga2 komoditas jatuh melulu. Misal dulu sudah langsung diputuskan paling tidak sekarang kita sudah pikirkan masalah yg lain pula (dan itu jauh2 hari sebelum pandemi covid 19), tidak seperti sekarang masalah antri untuk diselesaikan, laut Natuna Utara butuh penguatan nyata bukan diplomasi anak manis yang tak digubris sama cina.
Menurut saya pengadaan pesawat SU35 oleh TNI sudah tepat. TNI perlu melakukan diversifikasi alutsista tempurnya utk mengurangi ketergantungan atas produsen tertentu saja. Pengalaman adalah pengetahuan yg berharga utk tidak dilupakan. Bagaimana TNI dulu menghadapi baikot suku cadang oleh USA shg semua pesawatnya harus digrounded padahal saat itu TNI sedang sangat membutuhkannya dari peristiwa timor2 sampai peristiwa bawean. Syukurlah saat itu TNI berhasil membeli pesawat sukhoi shg keadaan bisa diputarbalikkan lagi. Segala sesuatu mengenai imbal dagang dan TOT bisa dirundingkan kembali. Sedangkan mengenai taktik militer bisa dipercayakan kpd usernya yaitu TNI karena mereka ahlinya.
Ngawur…putar balik bagaimana ? Su-27SK dan Su-30MK masih ompong..bahkan tak bisa nembak kanon 30mm karena belum bisa beli peluru sampai tahun 2010, kedahuluan embargo AS dicabut tahun 2005
jauh lebih lama Embargo Uni Soviet..sampai membuat Indonesia Lumpuh..dari macan asia..menjadi macan ompong
intinya.
kita pernah bermasalah dengan kedua blok. itu fakta.
saya sih setuju aja SU 35 dibeli, 1 SKA.
Sukhoi dipertahankan 2 SKA.
just in case.
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/nasional/read/2020/08/30/16375951/air-diplomacy-apa-cukup-beli-empat-pesawat-sukhoi
Ada berita menarik mengenai pembelian awal 4 Sukhoi Indonesia, kebetulan pagi ini saya baca, semoga bisa memberikan gambaran yang terjadi saat itu…
Banyak banyak baca bos,jd paham…kenapa dl SU-27/30 kosongan krn apa ?
Blok timur dl krn apa…?
KRI irian dl wkt mau off stock sparepart nya masih banyak di tj priok…ko di stop pakai?
Nah baca sejarah ya…biar ga asal cuap cuap aja bos…fanatik ama block tertentu blh buta bin budeng jangan…
Pembelian SU 27 & 30 ini bisa membuat psikologis war kepada negara2 tetangga untuk berpikir 2 kali berhadapan dgn TNI. Pada saat kunjungan Pak Harto tahun 1990an ke rusia, masalah embargo ini sdh cair shg pemesanan Sukhoi ini sdh dilakukan sejak era pak harto.
Sementara Dana SU35 dipakai untk penanggulangan Ekonomi dampak Covid19 dulu lur. Utk bantuan subsidi gaji pekerja penghasilan dibawah 5jt/Bulan. Kartu prakerja, BLT masyarakat tidak mampu, bantuan UKM 2.4 jt/Bulan. Terimakasih para pembayar pajak.
Hadeh…malu-maluin, beli gak sampek selusin rame nya gak karuan…
Ikut meramaikan kolong komentar, Berita kalau sudah menyangkut Sukhoi SU35, Kilo Class dan S300/S400 “Akan” diBeli Indonesia pasti bakalan bikin Heboh…
Padahal itu baru wacana dan “Akan” diBeli, Apalagi kalau beneran sudah Datang bisa – bisa Admin Indomiliter bakalan Potong Tumpeng wkwkwkw
Beli ketengan Aja heboh….ramenya doang
Ditunda aja sampai waktu tidak tertentu, Pak Wahid Supriyadi disuruh ngeprank Rusia aja terus, hahahahahaha…
Saya malah lebih suka dananya yang untuk Rusia dialihkan untuk beli AK630 yang banyak untuk memperlengkapi ciws kapal2 LPD, LST, BCM dan kapal2 patroli Bakamla kita.
Pak Wahid sudah tidak menjabat dubes lagi bung