Teknologi “Iron Man” Bantu Pemeliharaan Jet Tempur Eurofighter Typhoon
|Inggris dikenal sebagai pengguna terbesar jet tempur Eurofighter Typhoon. Jika di total, Angkatan Udara Inggris (Royal Air Force) mengoperasikan sekitar 160 unit Typhoon dalam empat tranche, menjadikan Eurofighter Typhoon sebagai kekuatan utama Imperium Britania. Bersama dengan aset NATO lainnya, tingkat operasional Typhoon Inggris terbilang tinggi, dan belum lama ini, rupanya teknologi “Iron Man” turut membantu kesiapan jet tempur yang pernah ditawarkan ke Indonesia ini.
Di Pangkalan Udara Coningsby (RAF Coningsby), di mana BAE Systems memiliki kontrak untuk memelihara armada Eurofighter Typhoon Inggris, para insinyur dan teknisi beralih ke teknologi futuristik untuk membantu menjaga Typhoon tetap mengudara. Inovasi yang diunggulkan BAE Systems adalah penggunaan setelan (suite) robot yang dikenakan oleh teknisi.
Dikutip dari telegraph.co.uk (23/12/2022), setelan robot yang dimaksud adalah exoskeleton, yang memberikan kekuatan ‘manusia super’ kepada pemakainya. Setelan ini bekerja dengan memberikan dukungan tambahan pada ‘lengan’ dan tubuh bagian atas seorang teknisi. Ini berarti setiap pekerjaan yang dilakukan di atas ketinggian kepala dapat dilakukan dengan mudah, seperti memperbaiki bagian-bagian dari bawah pesawat, dan solusi ini mampu mengurangi ketegangan pada otot.
Exoskeleton sekilas mirip dengan kostum “Iron Man” dan kini sedang diuji untuk digunakan di garis depan untuk memungkinkan ground crew dapat menggunakannya secara optimal.
BAE Systems juga menguji coba co-bot otonom (autonomous co-bots), yang merupakan robot bergerak bebas yang dapat bekerja bersama-sama dengan pengguna exoskeleton untuk membantu tugas pemeliharaan pesawat. Idenya adalah bahwa cobot ini akan menangani beberapa tugas berulang yang membutuhkan kontinuitas, memungkinkan para teknisi untuk fokus pada tugas lebih efisien.
Sedangkan ada lagi perangkat tinju mekanik (mechanical fists) bisa dipakai untuk mengurangi kelelahan. Sarung tangan berisi lima motor yang memperkuat cengkeraman pemakainya. Meskipun tidak dapat membengkokkan jeruji besi, ini dapat membantu para teknisi membuat lebih sedikit kesalahan dan dapat bekerja lebih lama.
“Teknologi ini telah membantu memangkas jumlah jam pemeliharaan Eurofighter Typhoon yang diperlukan hingga 30 persen, kata Chris Payne, Head of Future Capability for Maintenance BAE Systems.

Banyak dari inovasi di atas dimaksudkan untuk mengurangi waktu kerja, mengurangi risiko cedera dan membatasi ketegangan otot, serta ketidaknyamanan punggung dan lutut, yang memaksa mekanik atau teknisi ke posisi yang tidak wajar saat memutar pipa atau membuka panel di pesawat.
Teknologi lain yang diuji untuk pemeliharaan lebih futuristik. Misalnya, robot dengan sensor optik sensitif akan digunakan untuk mendeteksi keausan pada badan pesawat yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata.
Area lain yang sedang dikerjakan perusahaan adalah augmented reality (realitas tertambah). Segala sesuatu mulai dari video hingga dokumen teks dapat dimasukkan ke dalam headset augmented reality, yang dapat ditampilkan di samping bagian yang akan diperbaiki atau diganti. Ini berarti para teknisi dapat memiliki akses bebas genggam ke dokumen teknis saat melakukan pekerjaan pemeliharaan. (Bayu Pamungkas)
jangan ada yang komen kapan indo beli ini, pesanan rafale dah cukup buat 3 sq, wkwkwk
Kalok Jf-17 pake Ironman juga jauh lebih murah & efisien
Sebenarnya ini lebih pas disebut Iron Woman