Tanpa Banyak Publikasi, Vietnam Tampilkan Rudal Anti Kapal Anyar Produksi Dalam Negeri
|Tanpa banyak publikasi dan keriuhan, Vietnam kembali membuktikan keunggulannya dalam transfer of technology (ToT) di lini alutsista. Menyadari peran vital rudal anti kapal dalam skenario peperangan modern, sebuah foto unggahan di media sosial menampilkan rudal anti kapal buatan dalam negeri Nguyen, yaitu VCM-01 (Viettel Cruise Missile-01).
Baca juga: Shenyang J-16 Kepergok Gotong Rudal Anti Kapal YJ-83K
Diposting oleh akun Facebook VietDefense, nampak VCM-01 yang disebut berasal dari pengembangan KCT-15, yang tak lain varian khusus dari rudal Kh-35U buatan Rusia yang telah diproduksi secara lisensi oleh Vietnam. KCT-15 sendiri pertama kali ditampilkan pada publik pada akhir 2015 sebagai bagian show di Pameran Pertahanan, turut melengkapi KCT-15 adalah sistem radar pendukunnya, dimana sistem KCT-15 dipersiapkan untuk peluncuran pada platform kapal perang permukaan.
Meski belum diketaui persis spesifikasi dan kemampuan VCM-01, namun mengingat rudal anti kapal ini adalah bentuk kustom dari rudal Kh-35UE, maka dapat diprediksi bahwa kemampuannya tak bakal jauh-jauh beda dengan Kh-35UE (varian ekspor dari rudal Kh-35U) buatan Tactical Missiles Corporation, Rusia.
Rudal ini dirancang untuk diluncurkan dari multi platform, artinya dapat dipersiapkan untuk diluncurkan dari wahana darat (land based), wahanan udara, seperti jet tempur Sukhoi Su-27/Su-30 dan helikopter, hingga tentunya sebagai senjata pamungkas di kapal perang permukaan.
Tentu saja platform peluncuran akam mempengaruhi bobot rudal, varian yang diluncurkan dari jet tempur dan pesawat pembom punya berat 550 kg, sementara varian yang diluncurkan dari platform kendaraaan darat (land based) dan kapal permukaan beratnya 670 kg, kemudian varian yang diluncurkan dari helikopter beratnya 650 kg. Bobot terbesar ada di varian kapal perang permukaan, lantaran adanya bobot ekstra pada booster.
Rudal ini disokong mesin turbofan berbahan bakar kerosin dengan kekuatan 360 kgf. Rudal melesat dalam koridor subsonic dengan maksimum Mach 0.8 atau setara 1.164 km per jam. Jarak jelajahnya mencapai 130 km, meski ada varian upgrade hingga menjangkau 300 km. Selama mengudara, rudal berada pada ketinggian 10 – 15 meter di atas permukaan laut, dan pada fase terminal ketinggian terbang hanya 4 meter di atas permukaan laut (sea skimming).
Rudal ini dapat membawa hulu ledak HE fragmentation shaped charge dengan berat 145 kg, yang dipandang ampuh untuk mengkaramkan satu kapal perusak dengan sekali tembak. Sebagai sistem pemandu, yakni mengadopsi X-band terminal active radar homing.
Dari dimensi, Kh-35UE punya panjang 4,4 meter untuk platform peluncur dari kapal permukaan dan land based, sementara panjang 3,85 meter untuk platform peluncur dari pesawat udara. Diamater rudal 0,42 meter dan lebar bentang sirip mencapai 1,33 meter. Selain digunakan AL Rusia dan AL Vietnam, rudal ini juga telah digunakan oleh AL India. (Bayu Pamungkas)
Daripada lisensi C 705 yg gak jelas itu mending ini kemana2
cinta ditolak…akhirnya nekat…jawabannya Reverse Engineering saja…kontrak sudah diteken feb-2020…jadi sah…semoga tanpa kendala karena covid-19.
modelnya sudah dipamerkan…sudah diuji terowongan angin…dan diam diam LEN juga sudah menguji radar seekernya. tinggal menunggu diuji
link beritanya mas…..???
Tukang pukul@ info dr org temen ente yg kerja di sana ya bangπππππ
https://www.kemhan.go.id/pothan/2020/02/14/penandatanganan-kontrak-reverse-engineering-system-rudal-program-binpottekindhan-ta-2020.html
Turbojet 500N (salah satu kandidat) :
https://www.itb.ac.id/news/read/4704/home/dr-firman-hartono-rintis-mesin-misil-turbojet-sebagai-langkah-kemandirian-teknologi-militer
Kalau uji terowongan angin…silahkan mampir di facebooknya BPPT
seeker radar LEN…maaf masih belum ada persetujuan yang bersangkutan
wooow sudah hampir 100 persen made-in Indonesia kalau pindad biasanya ke vehicle/hardware sedang dahana tentunya hubungannya ke peledak dan propelan booster dan yang terakhir tress ke arah integrasi solusi
Tidak usah iri, Indonesia sudah ada program Reverse Engineering sistem rudal C-705
kerjasama antara Kemhan bersama PT DI, Pindad, Dahana, Len, dan PT TRESS, kontrak sudah ditandatangani februari 2020 lalu,
Prototipenya sudah jadi, tinggal di test dan dikembangkan terus.
Menurut Informasi produk ini bukan Lisensi, tapi termasuk hasil asli karya anak bangsa
Kata citation di Wikipedia, ini merupakan rudal produksi hasil Lisensi. Indonesia bisalah minta lisensi rudal kalo mau, dan punya kemampuannya.
Hasil ToT dari rusia ni…….
https://www.indomiliter.com/f-16-block15-ocu-ts-1610-tampil-dengan-artwork-30-years-peace-bimasena-i/
Klo vietnam mereka diem2 beli banyak, terus seperti itu lalu giliran minta teote atau lisensi langsung dikasih oleh negara penjual. Beda dgn indo beli seuprit teriak2 minta teote, minta lisensi.. Gw pribadi klo jdi penjual ngeliat ada pembeli yg sifatnya kyk indo bkl lngsung gw tabok krn gatau diri.
semoga Reverse Engineering C705 yg jadi nama RN01-SS sukses..
“..RN01-SS sukses” yes Seperti Sangat sukses.wwweeeee.
@daedalus
Ini π alamat kedubes vietnam di jakarta……kapan kowe orang mau minta suaka kesana π€·https://www.vietnameseembassy.org/indonesia+jakarta.html
Dan Indonesiapun masih berkutat di skala roket. Entah kemana project2, prototype2, ide2, para ilmuwan kita.
Roketnya pun kelas prakarya anak sains di amrik wkwkw
Hasil tot dari amerika niππππ
Bukan ancaman serius bagi negara Barat atau Cina, tapi merupakan lompatan berarti untuk kelas negara asia tenggara
2-3 langkah ilmu rudal kita masih tertinggal dari vietnam,walau turunan dari rudal KH35 rusia ada beberapa komponen yg di buat lokal vietnam..
Tabung peluncuran rudal dan selubung roket yang diproduksi di Pabrik Z189.
Radar internal rudal, sensor, & komponen elektronik lainnya diproduksi secara terpisah oleh Viettel Military Industry dan Telecoms Group, dua-duanya BUMN Vietnam.
Selamat buat vietnam, semua senjatanya kelas berat, stronk bingiits….hhhh