Tanpa Armada Sejak 2016, Skadron Udara 14 Kini Mendapat Perkuatan 3 Unit Sukhoi Su-27/Su-30MK
|Sudah lumayan lama Skadron Udara 14 tak lagi beroperasi, lantaran sejak F-5 E/F Tiger II dipensiunkan pada April 2016, praktis skadron tempur andalan di Lanud Iswahjudi ini tak lagi memiliki armada pesawat yang aktif. Bila mengacu pada komitmen pemerintah, jet tempur yang harusnya mengisi Skadron Udara 14 adalah Sukhoi Su-35.
Baca juga: Mengenal “Veresk” – Active Jammer Pod dari Belarusia untuk Sukhoi Series
Namun, seperti sudah banyak dibahas, pengadaan 11 unit Su-35 terbilang penuh liku dan berbabak-babak yang tak berkesudahan. Sementara dengan lama tak adanya jet tempur di Skadron Udara 14 tentu bisa berdampak pada menurunnya semangat dan kemampuan awak serta kru pendukung.
Dan hari ini ada kabar yang sedikit mengejutkan, dikutip dari akun Twitter @_TNIAU, disebutkan Komandan Lanud Hasanuddin Marsma TNI Hendrikus Haris Haryanto, melepas secara resmi tiga pesawat SU-27/30MK untuk diberangkatkan dan akan menjadi kekuatan di Skadron Udara 14, Lanud Iswahyudi. Dan masih di hari yang sama (7/2/2020), juga diperlihatkan Tweet berisii video berupa kedatangan tiga unit Sukhoi yang dimaksud setelah tiba di Lanud Iswahjudi. Selayaknya penyambutan warga baru, ketiga pesawat melintasi landasan dengan prosesi water salute.
Ketiga Sukhoi Su-27/Su-30 yang dimutasi terdiri dari satu unit Su-27SK dengan nomer TS-2701 dan dua unit Su-30MK, yang masing-masing bernomer TS-3001 dan TS-3002. Ketiga pesawat tempur ini merupakan generasi perdana gelombang kedatangan keluarga Sukhoi, yaitu diakuisisi saat era Presiden Megawati Soekarnoputri. Meski usianya paling tua diatara keluarga sukhoi TNI AU, namun ketiga pesawat yang kini menjadi warga Lanud Iswahjudi ini sudah mendapatkan paket upgrade dan overhaul.
Seperti Su-30MK TS-3001 dan TS-3002, pada Juli 2019 lalu telah merampungkan proses perawatan berat (overhaul) di Belarusia.Sukhoi Su-30MK TS-3001 dan TS-3002 dianggap avioniknya sudah ketinggalan jaman, sementara frame dan rangka juga sudah jenuh. Overhaul di Belarusia selain mendapatkan penguatan pada rangka dan frame, kedua unit Su-30MK TNI AU diharapkan juga mendapatkan upgrade perangkat modern pada sistem radar, sistem tempur dan mesin yang lebih kuat. Kabarnya, radar Su-30MK akan diganti menggunakan yang lebih modern (N001VEP), seperti yang saat ini digunakan oleh Su-30MK2.
Sementara Su-27SK TS-2701 yang didatangkan pada tahun 2003, juga belum lama ini baru saja mendapatkan paket upgrade berupa pemasangan jammer pod di Belarusia. Jammer pod yang disebut “Veresk” active jammer ini menjadikan Su-27SK kini punya kemampuan electronic warfare (EW). Veresk active jammer dirancang untuk melindungi pesawat dari ancaman serangan senjata (rudal) berpemandu radar, salah satu doktrin yang kerap dijalankan dalam model peperangan dari balik cakrawala dengan rudal udara ke udara jarak sedang/jauh. Selain TS-2701, ada satu pesawat lagi yang mendapatkan paket upgrade, yaitu TS-2702.
Dengan dimutasinya tiga unit jet tempur, maka postur kekuatan Skadron Udara 11 di Lanud Hasanuddin kini berkurang satu flight, dimana jumlah pesawat yang dimiliki saat ini tinggal 13 unit Sukhoi Su-27/Su-30MK2. (Bayu Pamungkas)
Pemerintah kmn ea 5thn ini, gag beli apa” kelengkapan snjata jg msh pda ompong..
Hutang doank di gedein ama cabut subsidi bisa nya…
Pemerintah skrg lagi konsentrasi bayar jatuh tempo pembelian alutsista terdahulu.
Beli itu enak, kasihan yg kena jatuh tempo pembayarannya.
Coba link nya..?
Hutang infrastruktur x bunga nya gede bgt,wkwk
@Pain
Berarti anda tidak tahu sama sekali dalam berbisnis.
Dalam berbisnis jumlah besar itu pasti ada bank penjamin, kalau tidak ada, penjual tidak mau.
Seperti kritikan Kasus Su-27/30 dahulu yang menggunakan bank penjamin komersial biasa dengan bunga tinggi dan tenor pendek 5-10 tahun, seharusnya memakai Kredit Pemerintah Rusia karena bunga rendah dan bisa tenor 15 – 20 tahun.
Pembelian Su-35 rencanannya ditunjuk Bank Indonesia dan Vneshtorgbank (VBT) Rusia sebagai Bank Penjamin, dengan mengusahakan bertenor panjang dan berbunga rendah
SU27 + SU30 = SU57
T50 yang lama aja ompong gk punya rudal & radar…kasian banget skadron 14, tanpa pespur dari 2016, gimana ini pemerintah ? mica di PKR tak kunjung hadir
Ini pendapat saya yaa bang, entah bener atau ngk, mungkin TNI AU membangun dua skuadron tempur Sukhoi secara komposit, jadi percampuran antara tiga jenis sukhoi… Gmana mnurut teman2…
Ajor jum….perusahaan taksi aja nyeragamin armadanya biar mudah & murah perawatannya 😖😖😖
Su-35 tetep jadi, namun masalah belum dateng atau ngak itu adanya dari internal, dan eksternal. Internal seperti Indonesia beli nanggung, cuma 11, bayar pake komoditas segala. Eksternal seperti Rusia seperti biasa pelit ToT, Rusia setengah hati jual karena terlalu sedikit (11 doang), dan Rusia pengen full cash, bukan pake komoditas segala.
Lucunya dari keluarga TNI-AU yang saya tahu, jarang bilang Su-35 gk dateng gara-gara CAATSA.
Nambah T-50 ae pesen di Korea…gk ribet…lebih murah…cukup lah kalo cuma buat patroli & terbang-terbangan…
Ada berita kalow T50 elang emas sudah ngk boleh diexpor Korea sama mamarika bang, klowpun boleh harus ijin dulu sama mamarika…
mungkinkah skadron klas A gak ada pespur???…..mikir mikir dipikir pikir keplintir
Lain kali pesawat nya harus ada dlu baru yg lama dipensiunkan.. Jngan kek gini pesawat dah pensiun yg baru belum datang.. Tuman
Blm datang kan krn amerika om.. Coba klo gk ada CAATSA tuh pesawat udh ada disini dri 2 taun lalu
Skadron 14 sedang membiasakan diri dengan pespur Timur setelah sekian dekade terbiasa dengan pespur Barat. Kiriman ini dimaksudkan agar semua anggota Skadron 14 mengetahui secara real bagaimana menggunakan dan merawat Sukhoi sebelum Su-35 datang.
Melihat persiapan skuadron ini dan peralihan 3 shukoi, semakin jelas kedatangan SU35