Tank Amfibi PT-76M Korps Marinir Kian Bergigi, Kini Dibekali Amunisi HESH-T dengan “Shockwave Effect”
|Alih-alih pensiun, tank amfibi (tankfib) legendaris PT-76M milik Korps Marinir justru kian diperkuat persenjataannya, salah satunya dengan adopsi jenis amunisi baru untuk meriam Cockerill kaliber 90 mm-nya. Seperti belum lama ini, Komandan Resimen Kavaleri 2 Marinir (Danmenkav 2 Mar) Kolonel Mar memimpin pelaksanaan uji fungsi amunisi Tank PT-76M jenis HESH-T (High Explosive Squash Head Tracer).
Baca juga: Cockerill 90 – Meriam Pamungkas Korps Kavaleri
Seperti dikutip dari tni.mil.id (12/10/2024), uji fungsi amunisi HESH-T kaliber 90 mm berlangsung di Puslatpur Marinir 5 Baluran, Karangtekok Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo, pada hari Jumat (11/10/2024).
Pada pelaksanaan uji fungsi amunisi tank jenis HESH-T buatan negara Belgia ini, merupakan hasil pengadaan dari PT Lentera Sumber Utama. Mekanisme pelaksanaan uji fungsi dengan menembak sasaran baja setebal 8 milimeter dengan jarak 1000 meter dan 2000 meter, sedangkan uji fuse diuji pada jarak 20 meter.
Uji fungsi melibatkan personel berkompeten di bidangnya, termasuk instrumentasi alat uji yang diawaki personel Laboratorium Induk Senjata Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AL (Labinsen Dislitbangal).
Sebelum pelaksanaan, Kasilabsenum Labinsen Dislitbangal Letkol Laut (E) Ali Mashudi selaku Perwira pelaksana kegiatan (Palakgiat) memaparkan tentang kesiapan pelaksanaan uji fungsi dan paparan tentang spesifikasi teknis amunisi.
HESH-T adalah jenis amunisi yang digunakan terutama dalam peran anti-tank atau melawan struktur keras seperti bunker. Amunisi ini bekerja dengan prinsip ledakan “squash head,” yang menggunakan bahan peledak yang lunak untuk menghantam permukaan target, meratakan (menyquash) bahan peledak tersebut sebelum meledak.
Amunisi HESH-T punya cara kerja yang unik, yakni ketika amunisi HESH mengenai permukaan keras (seperti dinding beton atau lapisan baja tank), bahan peledaknya “ditekan” ke permukaan. Pada saat itu, kepala hulu ledak tidak menembus lapisan luar seperti yang terjadi pada proyektil energi kinetik (KE), tetapi membentuk kontak dekat dengan permukaan target, tahap ini disebut squashing the explosive.
Kinerja Terjaga, Sejumlah Tank Amfibi PT-76M Korps Marinir Mendapatkan Rekondisi
Kemudian setelah bahan peledak menempel di permukaan, detonasi terjadi dan menghasilkan gelombang kejut besar yang menjalar melalui material keras, seperti baja tank. Gelombang kejut ini menyebabkan spalling, yaitu pecahan besar material dari permukaan dalam target. Ini dapat melukai kru atau merusak perangkat dalam tanpa harus menembus lapisan baja itu sendiri, tahap ini disebut shockwave effect.
Amunisi ini juga dilengkapi dengan tracer, yaitu cahaya yang terlihat selama penerbangan peluru untuk membantu penembak melacak lintasan peluru dan meningkatkan akurasi. HESH-T menghasilkan pecahan material di dalam tank, yang dapat melumpuhkan kru dan sistem tanpa harus menembus lapisan baja secara langsung, disebut juga dengan efek “Spall”.
Meski punya serangkaian keunggulan, HESH-T kabarnya kurang efektif terhadap lapisan baja komposit modern yang dirancang untuk menyerap gelombang kejut dan meminimalkan efek dari amunisi HESH. (Gilang Perdana)
Paling tidak di modernisasi dengan adiknya yg dari Rusia dengan fungsi yg sama yaitu dari Tipe Sprut-SD
ZAHA itu tank amphibi buatan Turkiye yg punya daya apung sangat baik.
Tank Turki ada yang amfibi nggak sih.
Tank = kendaraan beroda rantai dilengkapi turet meriam.
Jenis munisi yg sanggup merontokkan jantung, hati dan ampla kru tank….kalo sampe disamperin amo ini sensasinya macam kepergok DC
Sudah waktunya pensiun
Tua-tua keladi ini mah, PT-76 pantang pensiun walau sudah puluhan tahun mengabdi