Tank Amfibi PT-76M Korps Marinir Akan Dilengkapi Rudal Falarick 90, Inilah Daya Hancurnya

Usia alutsista milik Korps Marinir ini jelas tak muda lagi, namun melihat dari spesifikasi dan tingkat kesiapan tempurnya, tank amfibi PT-76M sampai saat ini masih layak digunakan setelah melewat sejumlah retrofit disana-sini. Bahkan, belum lama ada kabar bahwa tank ini akan dipersenjati jenis amunisi baru. Persisnya tank PT-76M Korps Marinir akan punya kemampuan meluncurkan rudal anti tank.

Baca juga: Kinerja Terjaga, Sejumlah Tank Amfibi PT-76M Korps Marinir Mendapatkan Rekondisi

Mengutip dari Defense Express – defence-ua.com (12/6/2020), disebutkan rudal Falarick 90 nantinya akan menjadi kelengkapan pada munisi meriam Cockerill Mk 3M-A2 yang selama ini menjadi senjata utama di PT-76M Korps Marinir. Pihak Ukraina disebut-sebut telah memiliki kesepakatan dengan Indonesia tentang pembelian rudal Falarick 90, meski tak diungkapkan berapa unit yang dibeli Indonesia.

Adopsi rudal Falarick 90 sejatinya merupakan bagian dari paket upgrade yang akan diterima tank PT-76M Korps Marinir. Selain punya kemampuan meluncurkan rudal, tank yang didatangkan pada awal dekade 60-an tersebut juga akan mendapatkan sejumlah modernisasi, seperti mesin dan transmisi juga akan diganti baru, bahkan akan ada instalasi sistem proteksi Zaslon-L, sistem pembidik laser Synthesis dan sistem navigasi Basalt.

Sebagai mitra yang akan menggarap modernisasi tank PT-76M Korps Marinir adalah PT Lumindo Artha Sejati, pasalnya hukum Indonesia mengatur kerjasama dengan kontraktor asing melalui perusahaan lokal.

Rudal Falarick 90 adalah produksi GosKKB “Ray” dan meluncur ke sasaran dengan pengendali laser. Cara loading dan mekanisme pelepasan rudal ini sama persis dengan loading munisi konvesional, hanya bedanya setelah lepas dari laras, munisi ini akan berubah peran menjadi rudal dengan sejumlah sirip yang mengembang.

Rudal anti-tank Falarick 90 dirancang untuk melibas sasaran berupa kendaraan lapis baja modern yang tidak bergerak dan bergerak dengan combined, spaced or monolithic armor, termasuk ERA (Explosive Reactive Armour). Falarick 90 juga dapat menyasar sasaran kecil seperti titik tembak jarak jauh, tank di parit atau objek lapis baja ringan hingga helikopter.

Jarak tembak maksimum Falarick 90 adalah 4 km. Hulu ledak bersifat tandem kumulatif dengan kemampuan penetrasi lapis baja untuk pdynamic protection tidak kurang dari 550 mm. Untuk menyasar sasaran sejauh 4 km, durasi terbang Falarick adalah 14 detik, sementara bobot rudal Falarick adalah adalah 20,05 kg. Falarick punya batasan operasi, yaitu minimum bisa dioperasikan pada suhu -40 sampai maksimum 60 derajat celcius.

Varian lain, Falarick 105 (untuk meriam kaliber 105 mm) sejatinya juga dapat diluncurkan pada meriam Cockerill 3105 105HP yang dipasang pada medium tank Harimau besutan PT Pindad dan FNSS dari Turki.

Baca juga: 9M117M1 Arkan – Rudal Anti Tank Andalan Tank BMP-3F Marinir TNI AL

Dengan hadirnya Falarick 90 sebagai arsenal senjata Kavaleri Korps Marinir, maka menjadikan PT-76M sebagai ranpur ketiga Korps Baret Ungu yang mampu meluncurkan rudal anti tank, dimana sebelumnya rudal anti tank sudah menjadi kelengkapan pada ranpur BVP-2 dengan rudal AT-5, dan ranpur BMP-3F dengan rudal Arkan. (Haryo Adjie)

39 Comments