Tangkal Serangan Rudal Balistik ke ‘Homeland’, Northrop Grumman dan Lockheed Martin Berkompetisi dalam Program Next Generation Interceptor
Bagi Amerika Serikat, serangan rudal balistik antarbenua – intercontinental ballistic missile (ICBM) dengan kecepatan hipersonik adalah ancaman nyata, terlebih negara trio nuklir yang menjadi rival berat AS – Korea Utara, Cina dan Rusia, terkonfirmasi mempunyai ICBM yang mampu menjangkau wilayah daratan AS. Untuk itu, beragam sistem hanud anti rudal balistik telah diciptakan sejak dekade silam. Dan yang terbaru ada terobosan dari Northrop Grumman.
Baca juga: Rudal Balistik Hipersonik DF-27 Bisa Menjangkau 8.000Km, Guam Terancam!
Dari website resminya, pada 8 Agustus 2023, Northrop Grumman Corporation mengumumkan telah berhasil memproduksi set pertama casing motor roket padat (solid rocket motor case) untuk program Next Generation Interceptor (NGI) yang diusung oleh Missile Defense Agency (MDA).
NGI pathfinder motors mendemonstrasikan desain casing roket, proses pembuatan serta memungkinkan tim untuk menguji dan melakukan integrasi. Casing yang telah selesai akan diisi dengan propelan lembam dan dikirim ke Redstone Arsenal di Alabama, di mana casing tersebut akan diintegrasikan ke dalam interceptor, melanjutkan aktivitas pathfinder, dan proses pembuktian lebih lanjut. Setelah integrasi selesai, interceptor akan digunakan untuk pengujian tambahan dan proses verifikasi.
Namun, Northrop Grumman tak sendirian dalam program NGI, pasalnya ada Lockheed Martin yang menjadi pesaing berat untuk memenangkan program NGI. Program NGI diusung oleh MDA yang berada di bawah Departemen Pertahanan AS.
Pada 23 Maret 2023, MDA memberikan kontrak kepada Northrop Grumman dan Lockheed Martin senilai total $7,6 miliar untuk mengembangkan teknologi Next Generation Interceptor, yang akan menggantikan pencegat berbasis darat yang menua dan berfungsi sebagai lapisan pertahanan pertama melawan rudal balistik antarbenua yang ditujukan ke wilayah AS.
Lockheed Martin menerima $3,693 miliar dengan periode kinerja hingga Agustus 2025, sementara Northrop Grumman mendapatkan total $3,932 miliar dengan periode kinerja hingga Mei 2026. Pendanaan untuk kontrak dibatasi hingga $1,6 miliar hingga tahun fiskal 2022.
Lockheed Martin mengumumkan telah bekerja sama dengan Aerojet Rocketdyne untuk proyek tersebut, sebelum Lockheed mengumumkan telah mengakuisisi perusahaan tersebut. Sementara Northrop Grumman bekerja sama dengan Raytheon Technologies untuk proyek tersebut. Apesnya, Boeing mengumumkan telah memasuki kompetisi NGI, tetapi tidak menerima kontra pengembangan.
“Dengan rencana untuk membawa dua vendor melalui pengembangan teknologi, MDA akan memaksimalkan keuntungan dari persaingan untuk mengirimkan rudal hanud yang paling efektif dan andal kepada para prajurit sesegera mungkin. Setelah diterjunkan, NGI akan mampu mengalahkan kemajuan ancaman yang diharapkan hingga tahun 2030-an dan seterusnya,” ujar Direktur MDA Wakil Laksamana Jon Hill.
Baca juga: Tangkal Serangan Rudal Balistik, Swedia Resmi Jadi Pengguna Sistem Hanud Patriot
Komandan Komando Utara AS dan Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara, Jenderal Glen D. VanHerck, mengatakan kepada anggota parlemen awal bulan ini bahwa memajukan NGI tidak lebih dari tahun 2028 sangat diperlukan untuk memastikan AS dapat bertahan dari ancaman rudal balistik dari Korea Utara dan Iran. (Gilang Perdana)
Related Posts
-
Admiral Gorshkov Class – Era Baru Frigat Stealth Multirole Rusia
23 Comments | Mar 3, 2020
-
Black Shark: Akankah Jadi Torpedo Andalan di Kapal Selam Changbogo Class TNI AL?
17 Comments | Jun 28, 2015
-
F-16 Ukraina Dipasangi Pylon Integrated Dispenser System Plus (PIDS+), Apakah Itu?
3 Comments | Aug 7, 2024
-
Frigat 30DX untuk Indonesia, Realistis atau Hanya Sebatas Mimpi?
78 Comments | Nov 8, 2020
Le trio nuklir: bikin misil stealth yuk luur
@livik: THAAD sebetulnya cuman buat MRBM dan ICBM, tapi bisa juga buat nangkal Rudal Hipersonik bergantung kesiapannya aja. Kalo David Sling mungkin bisa dipake mengingat kemampuannya yg bisa ngadepin rudal ICBM.
@Joe: justru kalo bikin rudal pencegat Hipersonik berarti sudah khatam bikin rudal Hipersonik. Gimana bisa bikin rudal pencegat kalo gak paham karakteristik yg mau dicegat? Hhhhhhhhhh
Karena sudah putus asa guys. Mau niru bikin misil hipersonik otaknya pada nggak nyampe. Ahli segitu banyaknya nggak bisa membangun misil hipersonik. Lah, nanti ngetesnya gimana coba? Masak rudal pencegatnya nyegat proyektil kanon. Wong nggak punya misil hipersonik. T
berarti ngebom pake burung elang aja, dipasang bom dikaki buat incar radar, 10.000 ekor disebar merata, jamin ngga ada yang nyadar kalau itu tujuannya ngebom, tau² duar ancur sudah, hilang miliaran dolar, lalu kita harus budayakan pake bambu runcing murah dan sangat efektif, nah untuk armor kita nanti pake badak, untuk apa buang miliaran dolar buat belum storm shadow atau khinzal, pakailah cara kuno, aman murah bebas polusi dan global warming👍👍👍
Menghentikan Rudal Hipersonik seperti yg terjadi di Ukraina itu mudah sebetulnya. Tinggal bagaimana kita membangun jaringan radar yg kompleks dan multi layered multi area yg akan meningkat Situational Awareness sistem pertahanan udara semakin baik. Hipersonik bukan senjata ultimate karena pengerahannya yg mahal dan kompleks. Jauh lebih murah rudal jelajah Subsonik jarak jauh daripada rudal hipersonik dan rudal Subsonik terbukti masih sangat ampuh untuk menembus pertahanan berlapis dan Rudal Strom Shadow sudah membuktikannya.
Bukannya ada David Sling dan THAAD ya??
kalau indonesia sih ngga usah buru-buru, hanud jarak jauh saja belum ada, apalagi yang beginian 😅😅