Update Drone KamikazeKlik di Atas

Tangkal Akibat Fatal Dekompresi, Inilah Prototipe Mobile Hyperbaric Chamber Balitbang Kemhan

Desain dan tampilan luar kendaraan ini mengingatkan kita pada prototipe MCCV (Mobile Command Control Vehicle) yang dirintis PT Bhinneka Dwi Persada bersama Balitbang Kemhan. Namun, meski sama-sama bercat hitam dan lis garis kuning, prototipe yang dimaksud adalah Mobile Hyperbaric Chamber.

Baca juga: MCCV – Bukan Sekedar Mobile Command Control Vehicle Bagi Drone

Kendaraan khsusus (ransus) ini memang tak terkait lanngsung dengan alutsista, tapi jangan keliru, kendaraan hiperbarik ini sangat diperlukan untuk dukungan medis, terutama dalam mendukung operasi penyelamanan. Risiko terkena dekompresi adalah momok menakutkan yang dihadapi para penyelam.

Saat akumulasi nitrogen yang terlarut setelah menyelam membentuk gelembung udara yang menyumbat aliran darah serta system syaraf. Akibat dari kondisi tersebut maka timbul gejala yang mirip sekali dengan stroke, dimana akan timbul gejala-gejala seperti mati rasa (numbness), paralysis (kelumpuhan), bahkan kehilangan kesadaran yang bisa menyebabkan meninggal dunia. Musibah yang dialami saat latihan basah untuk proses evakuasi kapal selam pada 7 Februari 2012 bisa menjadi pembelanjaran akibat fatal dari dekompresi.

Saat itu, Kolonel Laut Jeffry Stanley Sanggel, Komandan Satuan Kapal Selam Koarmatim dan Mayor Laut Eko Indang Prabowo, muncul ke permukaan dengan kondisi yang cedera parah. Hidung dan telinga mereka mengeluarkan darah, serta tidak sadarkan diri, hingga akhirnya nyawa mereka tak dapat diselamatkan.

Diduga tabung oksigen yang melekat di baju khusus mereka tidak berfungsi/selangnya lepas. Karena tidak ada oksigen, mereka terpaksa naik ke permukaan laut dengan cepat, sehingga mengalami dekompresi.

Dekompresi adalah akumulasi nitrogen yang terlarut saat menyelam dan membentuk gelembung udara yang menyumbat aliran darah serta system syaraf. Udara yang kita hirup adalah oksigen dan nitrogen. Namun gas nitrogen tidak digunakan tubuh. Akibatnya, gas Nitrogen akan terakumulasi didalam tubuh penyelam, proporsional dengan durasi dan kedalaman penyelaman.

Masalah terjadi, bila penyelam naik dengan cepat dari kedalaman tertentu, ke permukaan air. Hal ini seperti botol bir yang dikocok lalu kita buka tutupnya. Akumulasi nitrogen di dalam cairan tubuh penyelam dilepas dalam bentuk gelembung udara akibat penurunan tekanan secara drastis. Buih-buih inilah yang menyumbat aliran darah maupun sistem syaraf tubuh manusia dan berakibat fatal.

Sejak dua tahun silam, Mobile Hyperbaric Chamber dirintis Balitbang Kemhan bersama mitra PT Samudra Wiwaca Kusuma. Prototipe Mobile Hyperbaric Chamber adalah sistem terapi medis dengan memasukan pasien ke dalam suatu ruangan khusus untuk menghisap oksigen tekanan tinggi (100 persen) atau pada tekanan barometer tinggi (hyperbaric chamber) yang diangkut dalam kendaraan yang dirancang khusus.

Mobile Hyperbaric Chamber digunakan untuk terapi di lapangan sehingga dapat bergerak dinamis kemana diperlukan, selain itu dilengkapi dengan kendaraan pendukung berupa kendaraan Hyperbaric Supporting untuk mengangkut pasien.

Selain mendukung penanganan pasien yang terkena dekompresi, Mobile Hyperbaric Chamber juga dapat menyembuhkan dari berbagai penyakit antara lain, keracunan karbon monoksida, Clostridial Myositis dan Myonecrosis (Ganggren Gas), Clostridial Myositis dan Myonecrosis (Ganggren Gas), luka akibat kecelakaan, sindrom compartment, trauma akut ischemia, luka, anemia, infeksi pada tulang, komplikasi terapi radiasi, pencangkokan kulit dan luka bakar.

Baca juga: Awak Kapal Selam KRI Nanggala 402 Uji Free Escape dengan SEIE MK-10 Suite

Dari spesifikanya, ransus ini berisi tabung dekompresi yang punya maksimum working pressure hingga 6 bar. Secara umum tabung dekompresi di truk ini mempunyai panjang 3,74 meter, lebar 1,8 meter, door frame diameter 700 mm, dan total volume mencapai 8.600 dm3.

Dikutip dari kemhan.go.id (27/12/2017), telah dilakukan uji fungsi pada perangkat tersebut, namun setelah dilakukan uji fungsi tersebut masih ditemukan beberapa titik kebocoran pada Sistem Hyperbaric Chamber dan masih ada sistem mekanik yang belum berfungsi seperti yang diharapkan, sehingga perlu dievaluasi dan dilakukan penyempurnaan agar mencapai standar kelaikan operasional Mobile Hyperbaric Chamber. (Bayu Pamungkas)

One Comment