Tanggapan Atas Jatuhnya Drone AS MQ-9 Reaper di Laut Hitam, Ini Kata Pilot Jet Tempur Su-27 Rusia
|Buntut dari insiden jatuhnya drone tempur (UCAV) MQ-9 Reaper AS di Laut Hitam pada 14 Maret 2023, adalah diberikannya penghargaan bagi pilot jet tempur oleh Pemerintah Rusia, lantaran berhasil mencegat drone dalam misi intai itu tanpa harus melakukan tembakan. Dan belum lama ini, dua pilot jet tempur Sukhoi Su-27 Angkatan Udara Rusia memberikan kesaksiannya atas insiden tersebut.
Dikutip dari PBS News Hour – pbs.org (17/3/2023), Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu disebutkan telah menganugerahkan Order of Courage kepada pilot yang ‘menjatuhkan’ drone MQ-9 Reaper AS di atas Laut Hitam. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan kontrol udara Pasukan Dirgantara Rusia telah merekam jalur penerbangan drone di wilayah semenanjung Krimea ke arah perbatasan Rusia.
Komando Eropa AS sebelumnya mengatakan bahwa insiden yang mengakibatkan hilangnya total drone tersebut melibatkan pesawat Su-27 Rusia, yang diduga menabrak baling-baling drone selama “pencegatan yang tidak aman dan tidak profesional” di atas Laut Hitam.
🎪 Shoigu presented Orders of Courage to Su-27 pilots who shot down an American drone over the Black Sea.
Major Sergey Popov and Major Vasily Vavilov received the awards.
Earlier, the Russian Defense Ministry claimed that the drone fell on its own. pic.twitter.com/Vi2w1sOzXL
— NEXTA (@nexta_tv) March 22, 2023
Terkait hal tersebut, pilot jet tempur Su-27 Rusia, Mayor Vasily Vavilov dalam sebuah video yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia menyebut, bahwa pada hari itu Ia bersama rekan-rekannya terbang scramble setelah menerima perintah untuk mencegat pesawat tak berawak yang bergerak di dekat perbatasan Rusia.
“Setelah lepas landas, kami mendekati sasaran, mengidentifikasinya, dan melakukan manuver untuk memaksanya meninggalkan misinya,” kata Vavilov. Namun, pada kenyataan, drone AS tersebut terbang dengan transponder dimatikan dan mengarah ke perbatasan Rusia. Dua jet tempur Su-27 Rusia bermanuver di samping drone MQ-9 Reaper Amerika di atas Laut Hitam untuk menghentikan misinya.
Pilot Su-27 lain yang terlibat dalam insiden itu, Major Sergey Popov menambahkan, “justru drone itu seolah terbang tak terkendali dan kehilangan ketinggian dan jatuh ke Laut Hitam karena manuver yang tiba-tiba.” Keterangan Kementerian Pertahanan menyebut, Jet tempur Rusia tidak melakukan kontak dengan MQ-9 Reaper dan tidak menggunakan senjata udara, dan kembali dengan selamat ke pangkalan udara mereka.
Pengumuman Moskow datang sehari setelah militer AS merilis rekaman video 42 detik yang tidak diklasifikasikan, dan memperlihatkan jet tempur Su-27 Rusia mendekati bagian belakang drone AS dan melepaskan bahan bakar saat melintas yang tampaknya ditujukan untuk membutakan instrumen optik drone tersebut.
Pada pendekatan kedua, jet yang sama atau Su-27 Rusia lainnya yang membayangi MQ-9 menghantam baling-baling drone, merusak bilah baling-baling. Yang kemudian menurut militer AS, mengakibatkan drone itu jatuh ke laut. Cuplikan video yang beredar tidak menunjukkan adanya tabrakan antara Su-27 dan MQ-9 Reaper.
Menhan Rusia Shoigu mencatat bahwa alasan insiden dengan Reaper adalah tindakan Amerika Serikat yang tidak mematuhi zona penerbangan terbatas yang telah diterbitkan secara sepihak oleh Rusia. (Gilang Perdana)
Salut kepada semua negara yg konsisten menjaga kedaulatan negaranyantanpa vanyak cingcong dan dg bangga dibela komandannya, semoga TNI demikian adanya perlakuan terhadap penyusup, termasuk kepada USA, CHINA,
Komentar diplomatis yg bagus dari pilot Su27 walau separah dan sekacau apapun dilapangan tapi sangat santun komen di media…penting kerjasama team mampu cemplungkan senjata musuh kelaut… juosshhh
@ayam baego
Pertanyaannya : ngapain ‘bakar duit’ sebanyak itu cuma untuk sewa senjata berkedok BELI TAPI BARANGNYA GA BOLEH DIPAKE TANPA IZIN SI PENJUAL.
Su-27 besar pesawatnya hampir sama dengan F15EX tapi kemampuan angkutnya masih di bawah F15EX.
Nah kita pernah ditawari F15EX dengan biaya usd 13,9 miliar. Andai nggak jadi F15EX nya tapi misal kita masih ingin membelanjakan usd 13,9 miliar itu untuk produk boeing yang lain maka biaya sebesar usd 13,9 miliar itu bisa dibelikan gabungan dari produk-produk Boeing sbb :
3 KC-46 Pegasus untuk pesawat tanker
6 P-8 Poseidon untuk pesawat maritim jarak jauh berkemampuan anti kapal selam
3 E-7 wedgetail untuk AEW&C
27 baterai sistem rudal pertahanan pantai Harpoon di sepanjang pantai terluar., masing-masing baterai ada 4 kendaraan peluncur yang memuat 4 rudal anti kapal Harpoon blok 2.
24 rudal anti kapal udara ke permukaan harpoon block 2 sebagai kelengkapan P8 Poseidon.
8 AH-64E Apache untuk pengganti Mi-35
12 chinook untuk pengganti Mi-17
3 MV22 Osprey untuk reaksi cepat tanggap bencana
12 tambahan AH-64E Apache
12 AH-6 little bird heli serang ringan untuk Penerbal.
Produk lain yang bukan dari boeing sebagai pelengkap heli serang :
414 rudal udara ke darat Hellfire
110 rudal udara ke udara jarak pendek Stinger
12 torpedo ringan Mk54 sebagai kelengkapan P8 Poseidon.
Itu yang kira-kira kita dapat jika kita mengganti belanja F15EX dengan dana usd 13,9 miliar.
Pertanyaannya : ada duitnya nggak?
Hihihihihi