Update Drone KamikazeKlik di Atas

Tandingi Korea Utara, Korea Selatan Sukses Luncurkan Satelit Mata-mata Pertamanya dengan Roket Falcon 9

Korea Selatan meluncurkan satelit mata-mata (spy satellite) pertamanya ke luar angkasa pada hari Jumat (1/12/2023), kurang lebih seminggu setelah Korea Utara mengklaim untuk pertama kalinya menempatkan satelit mata-matanya Malligyong-1 ke orbit ketika ketegangan meningkat di antara kedua negara yang bersaing tersebut.

Baca juga: “Malligyong-1” – Satelit Mata-mata Pertama Korea Utara dengan Roket Chollima-1 Sukses Meluncur

Dikutip kccu.org, satelit mata-mata Korea Selatan diluncurkan dari Vandenberg Space Force Base di California menggunakan roket Falcon 9 SpaceX. Peluncuran satelit mata-mata pada hari Jumat lalu merupakan unit pertama dari total lima satelit mata-mata yang akan diluncurkan Korea Selatan sampai tahun 2025, berdasarkan kontral dengan SpaceX. Peluncuran roket Falcon 9 pada hari Jumat lalu sempat tertunda lantaran kondisi cuaca.

Selama ini, Korea Selatan tidak memiliki satelit pengintaian militer di luar angkasa. Untuk kebutuhan akses pengintaian dari luar angkasa, selama ini menggunakan jasa satelit mata-mata Amerika Serikat untuk memantau pergerakan Korea Utara.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan menggambarkan peluncuran tersebut berhasil, dan mengatakan bahwa satelit tersebut telah berkomunikasi dengan stasiun bumi yang berada di luar wilayah Korea Selatan. Satelit tersebut akan beroperasi antara 400 dan 600 kilometer (370 mil) di atas Bumi, dapat mendeteksi objek sekecil 30 sentimeter.

Kementerian Pertahanan mengatakan peluncuran tersebut memungkinkan militer Korea Selatan memperoleh sistem pengawasan independen berbasis ruang angkasa. Dikatakan bahwa satelit tersebut juga akan membantu meningkatkan kemampuan pencegahan serangan rudal balistik, yang merupakan bagian penting dari apa yang disebut sistem tiga sumbu yang mencakup pertahanan rudal dan kemampuan pembalasan besar-besaran.

Peluncuran satelit mata-mata oleh Korea Utara langsung memicu kecaman keras dari AS, Korea Selatan, dan negara-negara lain. Berbagai resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa melarang peluncuran satelit apa pun oleh Korea Utara, dan menganggapnya sebagai kedok untuk menguji teknologi rudal jarak jauhnya.

Korea Utara menanggapinya dengan marah, dengan mengatakan bahwa mereka mempunyai hak kedaulatan untuk meluncurkan satelit mata-mata untuk mengatasi apa yang mereka sebut sebagai peningkatan permusuhan dari AS. Korea Utara juga sesumbar akan meluncurkan satelit mata-mata tambahan.

Pada hari Sabtu, Kementerian Pertahanan Korea Utara mengancam akan mengambil langkah-langkah yang tidak ditentukan untuk menghilangkan atau melemahkan kemampuan satelit mata-mata AS sebagai protes atas apa yang mereka sebut sebagai komentar “sampah” oleh pejabat Komando Luar Angkasa AS yang tidak disebutkan namanya yang mengisyaratkan adanya serangan terhadap satelit Korea Utara. Kementerian Korea Utara menyatakan akan menganggap tindakan tersebut sebagai deklarasi perang.

Pernyataan Korea Utara tersebut menyusul pernyataan Sheryll Klinkel, pejabat dari US Space Force yang disiarkan di Radio Free Asia, sebuah layanan berita yang didanai pemerintah AS pada awal pekan ini.

Ketika Klinkel ditanya apakah Amerika Serikat memiliki kemampuan untuk memblokir operasi satelit mata-mata Korea Utara, “Operasi ruang angkasa Pasukan Gabungan dapat menghalangi kemampuan dan layanan luar angkasa dan ruang angkasa musuh dengan menggunakan berbagai cara yang dapat diubah dan tidak dapat diubah, serta mengurangi efektivitas dan mematikan kekuatan musuh di semua domain.”

Punya Satelit Mata-mata, Korea Utara Pamerkan Foto-foto Obyek Strategis di Wilayah AS

Peluncuran satelit Korea Utara telah mengobarkan permusuhan antara kedua Korea, dan kedua negara tersebut mengambil langkah-langkah untuk melanggar perjanjian militer sebelumnya yang dimaksudkan untuk meredakan ketegangan militer di garis depan.