Take-off dari Kapal Induk, Dua Jet Tempur Shenyang J-15 Lakukan “Buddy to Buddy” Night Air Refueling
|Seolah mengikuti jejak TNI AU yang belum lama ini berhasil melakukan night air refueling atau pengisian bahan bakar di udara pada malam hari antara Sukhoi Su-30MK2 dan KC-130B Hercules, maka AL Cina juga telah melaporkan sukses melakukan night air refueling pada jet tempur Shenyang J-15 (copy-an Sukhoi Su-27). Yang menarik, ini merupakan kegiatan pertama kali yang dilakukan jet tempur J-15, dimana uji night air refueling dilakukan dari basisnya di kapal induk Liaoning.
Shenyang J-15 Flying Shark yang oleh NATO diberi kode Flanker-X2, merupakan carrier based fighter aircraft yang mulai aktif dioperasikan AL Cina pada tahun 2013. Dalam kegiatan night air refueling, pesawat tempur single seat generasi keempat dengan twin jet ini dilepaskan dalam formasi dua unit dari kapal induk.
Dikutip dari airrecognition.com (3/8/2020), dalam kegiatan night air refueling ini tidak didukung oleh pesawat tanker, seperti halnya yang dilakukan Sukhoi Su-30MK2 TNI AU. Dalam kegiatan latihan night air refueling dilaksanakan menggunakan metode buddy to buddy, dimana yang bertindak sebagai ‘pesawat tanker’ tak lain adalah salah satu dari J-15 itu sendiri.
Air refueling dijalankan dalam misi meningkatkan jarak jelajah suatu pesawat. Lantaran unit jet tempur yang berada di kapal induk harus beroperasi mandiri tanpa bergantung pada pesawat tanker, maka metode buddy to buddy adalah yang dikedepankan AL Cina.
Namun perlu jadi catatan, kondisi kapal induk Cina yang mengadopsi konsep ski jump (tanpa catapult) untuk melontarkan pesawat, menjadikan jet tempur yang lepas landas tidak bisa membawa muatan (payload) secara maksimum.
Dengan mengandalkan internal fuel tanks dengan 11 – 12 ton bahan bakar, J-15 bisa terbang selama 210 menit dengan radius tempur (combat radius) mencapai 3.000 km. Besarnya kapasitas bahan bakar internal tentu punya sisi plus dan minus, plus-nya sudah jelas, bahwa endurance dan jarak jelajah pesawat jadi lebih unggul, namun minusnya ini harus dibayar dengan huge radar signature, belum lagi bobot pesawat yang menjadi begitu berat dengan kapasitas bahan bakar jika terisi penuh.
Baca juga: Shandong, Kapal Induk Pertama Produksi Cina Lakukan Sea Trial (Lagi)
Dalam metode buddy to buddy, J-15 yang berperan sebagai ‘pesawat tanker’ dilengkapi pod pada centreline untuk mendukung air refueling dengan teknik hose (probe). Shenyang J-15 disokong mesin turbofans 2 x Shenyang WS-10 afterburning, jet tempur ini punya kecepatan maksimum 2.400 km per jam dan mampu terbang sampai ketinggian 20.000 meter. (Gilang Perdana)
Wah, bisa buat misi interdiksi dan misi khusus. Hanya aja jumlah pespur yg dibawa bakal terbatas. Kedepannya bulan lagi pertempuran antar armada kapal induk tapi lebih pada pertempuran antar armada AWACS+Tanker. Bisa jadi Kapal induk akan dihilangkan atau diganti yg lebih kecil untuk misi khusus seperti misi recon dan misi interdiksi.
Segera beli J-15 10 Sq, skaligus beli jg kapal induknya 4-5 unit. Tempatkan di LCS utk menegakkan kdaulatan NKRI. Beli jg rudal DF-21 utk menghajar kapal2 negara yg suka mengklaim nine dash lines. Taruh drone CH-4 utk mengintai di skitaran Spratly Island. Pesan jg sistem hanud HQ-9 sbg unsur penggentar bagi pesawat2 negara yg suka klaim sana-sini. BRAVO !
Heleeh.. heleh produk singkeh KW 17 d beli d truh d Natuna mw nglawan cina pke senjata cina di Jamming bru tw rasa, gmna sh nh komentator
Hadeuh..😄
Sudah seharusnya bisa ” buddy to buddy ” air refueling. Bag under belly diantara mesin bs di buatkan ”CONFORMAL FUEL TANK”